17

65 7 0
                                    

Sesampainya di rumah sakit Bening di larikan ke ruang bersalin menggunakan kursi roda yang di dorong oleh Jevan. Rezkia menyusul dengan berjalan bersama nenek Hima beserta kakek Adi di sebelahnya. Rezkia berusaha menghubungi Sella namun tidak di angkat, lalu ia berusaha menghubungi Naka.

Sementara Naka tengah sibuk mengirim pesan dengan Winda. Ia terlihat kaget melihat panggilan dari Rezkia tengah malam begini. Rezkia memberitahukannya bahwa air ketuban Bening pecah sebelum waktunya. Alhasil Naka panik lalu mengambil jacket beserta kunci mobil lalu sedikit berlari ke arah garasi.

Sesampainya di rumah sakit Naka menghampiri Rezkia dan keluarganya. Sementara Bening sudah di ruang bersalin. Dada Naka naik turun karena lelah berlari dari parkiran sampai ke depan ruang bersalin. Jevan memberikan sebotol air mineral yang ada di dalam tas kepada Naka. Naka menggeleng 'Gak, terima kasih Jev. Hosh hosh gue mau duduk aja' nafas Naka terdengar sedikit ngos-ngosan lalu memilih duduk di kursi tunggu.

Di ruang bersalin Bening terlihat pucat juga merintih kesakitan karena kontraksi yang lumayan hebat.
'Suster buat pasien untuk tetap sadar jika tidak akan berakibat fatal nanti' ujar dokter.
'Baik dokter' suster terlihat memberi semangat dan terus mengajak Bening untuk berbicara.
'Ibu terus tarik nafas, lalu dorong sekuat tenaga ya' perintah dokter pada Bening yang hanya bisa di balas anggukan.

Setelah berjuang lebih dari 7 jam, bayi Bening terlahir ke dunia dengan selamat. Tubuhnya mungil lebih mungil dari bayi pada umumnya. Dengan segera suster membawanya ke ruang Nicu khusus bayi dengan tujuan menempatkan bayi di dalam inkubator yang steril dan suhunya terjaga.

Suster keluar dari ruang bersalin seraya mendorong bayi yang berada dalam inkubator. Dokter pun keluar menghampiri keluarga Rezkia.
'Bagaimana keadaan ibu dan bayinya dok?' Tanya nenek Hima seraya menghampiri dokter.
'Kedaannya baik dan juga sehat, tetapi saya harus membawa bayinya ke ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) yang merupakan ruangan khusus untuk merawat bayi neonatal. Karena bayinya lahir sebelum waktunya, jadi bayinya perlu perawatan khusus. Jadi untuk sementara waktu Nenek bisa fokus untuk proses penyembuhan sang ibu terlebih dahulu. Kalau begitu saya permisi ya Nek' ujar dokter sambil tersenyum dan meninggalkan mereka yang masih berdiri di depan pintu ruang bersalin.

Bening masih belum sadarkan diri, namun Sella sudah duduk disamping adiknya. Dia sudah datang pagi-pagi buta ke rumah sakit untuk menemani Bening. Rezkia menghampiri Sella yang terduduk di samping Bening tatapannya terlihat sedih, ia pun menepuk perlahan bahu Sella dan Sella menoleh menatapnya.

'Dia baik-baik aja, Sella gak usah khawatir lagi. Kata dokter bayinya juga sehat. Keponakan kita ganteng banget matanya mirip banget sama ibunya. Dan aku mau jenguk dedek bayi, Sella mau ikut?' Rezkia berharap dengan mengajak Sella menjenguk bayi bisa membuat Sella sedikit tenang.

Sella mengangguk lalu berjalan bersama menuju ruang NICU. Disana terlihat Naka, Jevan, beserta kakek Adi sedang berdiri melihat seorang bayi mungil di dalam inkubator. Mereka terlihat gemas, sementara sang bayi tubuhnya penuh alat bantu pernafasan.

Sella berharap papahnya saat ini bisa memberi semangat pada putrinya juga cucunya yang sedang berjuang. Ia pun memotret sang bayi dari kejauhan lalu mengirimkannya pada papah Kai.

Sementara di tempat lain..
Kai terlihat sedang berdiri menatap foto Bening kecil bersama mamanya. Di saat tengah bernostalgia ponselnya justru berdering, sebuah pesan masuk dari Sella.

Sella
Pah, Sella lagi jengukin Bening.
Dia udah melahirkan, bayinya laki-laki loh pah. Kata dokter bayinya harus di rawat di NICU soalnya bayinya lahir prematur.
Aku ngambil foto bayinya..

Sent a picture

Sent a picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang