wy / 19

4.9K 665 7
                                    


Jennie pov.

Selagi Lisa sibuk melakukan meeting aku pergi keluar berjalan menuju kafetaria.

Tiba-tiba perutku merasa lapar, tidak bisa di ajak kerjasama menunggu Lisa selesai meeting.

Sesampainya di kafetaria aku mengambil nasi daging ayam sosis telur dan sup kimchi. Untuk buah aku mengambil strawberry dan untuk minuman aku mengambil air putih saja.

Begitu aku duduk semua orang mulai memperhatikan ku, mungkin mereka merasa aneh melihat porsi makan ku yang cukup banyak.

Mereka tidak tahu saja aku sedang berbadan dua.

Perutku sudah menonjol tapi jika dilihat dari jauh tidak begitu terlihat, malah seperti samar.

"Emm enak" aku menikmati makanan ku tanpa mempedulikan mereka yang sibuk membicarakan ku.

Tak

Aku mendongak saat seorang dengan kasar meletakkan nampan makannya di atas meja ku.

"Yaaak kamu siapa? Aku baru melihat wajah mu perusahan ini" dia seorang wanita dan duduk di depanku.

Haruskah aku menjawab bahwa aku ini istri dari pemilik perusahaan ini?

"Anak baru" jawabku asal sambil memakan sosis ku.

"Yaissh Jinjja? Dimana sopan santun mu berbicara dengan senior mu?" Wanita ini tampak marah.

Aku benci jika seseorang menganggu waktu makan ku.

"Kamu juga tidak sopan tiba-tiba duduk di hadapan ku" balasku.

Aku mendengar dia mendengus, siapa peduli kan? Lebih baik aku menghabiskan makanan ku.

"Berani sekali kamu. Kamu tidak tahu ya aku ini berperan penting dalam perusahaan ini, aku bisa memecat mu saat ini juga" dia menunjuk-nunjuk keningku.

Aku menghentikan makan ku dan menatapnya dengan tajam.

Ini entah aku yang mulai berani atau mungkin bawaan bayi, tiba-tiba saja aku ingin menjambak rambut keriting nya.

"Mwo? Kenapa menatapku dengan tatapan itu, kamu ingin mati eoh"

"Sepertinya kamu yang akan mati duluan"

"Yaaak!" Dia hendak menamparku tapi tangan seseorang menghentikannya.

"Berani kamu menampar istri saya" ah itu suamiku dengan tatapan tajamnya.

"S-sajangnim" dia gemetaran.

Hahaha rasakan kamu.

"Honey gendong" aku merentangkan tangan ku.

Lisa menghempaskan tangan wanita itu lalu berjalan mendekatiku.

"Gwenchana?" Lisa bertanya dengan khawatir.

Aku mengangguk dan membenamkan wajahku di lehernya.

Lisa menggendongku dan aku bisa melihat semua orang terdiam tidak menyangka aku ini istri dari atasan mereka.

"Bambam berikan SP dua untuk karyawan ini" kata Lisa dan Bambam mengangguk.

"Nee sajangnim"

Wanita itu terlihat ingin menangis tidak berani melawan.

Rasakan untung Lisa-ku masih baik tidak memecat mu.

Lagian siapa yang berani melawan Lalisa Manoban? Aku rasa tidak jika pun ada orang itu akan mati di tempat.

Memasuki mobil aku meringsek dan mencium pipi Lisa dengan manja.

"Kenapa tidak menunggu ku hmm" Lisa mencium pelipis ku.

"Lama" aku cemberut memainkan kancing kemejanya.

"Mianhe lain kali aku akan cepat" Lisa mengusap lembut punggung ku.

"Hemm. Aku kenyang honey, ngantuk howaam~" aku menguap dan tangan Lisa sigap menutup mulutku.

"Kita pulang saja" Lisa menepuk-nepuk bokongku seperti meninabobokan ku.

"Tapi aku ingin eskrim" dengan mata kantukku aku masih sempat-sempatnya meminta eskrim.

"Arasseo. Do-hwan mampir ke toserba sebentar dan belikan istriku eskrim" kata Lisa.

Do-hwan mengangguk, memarkir mobil sebentar kemudian bergegas keluar dari mobil.

"Kiss" aku mempoutkan bibirku.

Lisa tersenyum dan sedikit menunduk untuk mencium bibir ku.

Chup

Tidak hanya sekedar kecupan saja aku dan Lisa saling melumat dan menghisap satu sama lain.

Kami semakin sering melakukan ini, aku suka!

"Aaah honey" lenguh ku begitu Lisa mencium leherku.

"Bolehkah aku menandai mu?" Mata Lisa penuh harap.

"Eum" aku mengangguk mengijinkan.

"Aaahk" aku mengigit bibir bawahku merasakan lidah hangat Lisa mengenai kulit leherku.

"Emmhh h-honey" aku menahan nafas saat Lisa menggigit dan menghisap leherku.

Chup

Lisa mencium leherku setelahnya.

"Sexy" suara Lisa serak saat mengatakannya.

Lisa mengusap bekas hisapannya lalu mengendus-endus leherku.

Uugh aku merinding.

Aku tidak jadi mengantuk shit! Sekujur tubuhku merasakan panas sekarang.

"Honey" aku mengulum bibirku.

"Hem" Lisa menatapku, t-tunggu itu bukan tatapan biasa melainkan tatapan penuh nafsu seperti dia menatapku saat malam pertama kami.

"A-ani" aku gugup menggelengkan kepalaku.

"Kenapa hemm" Lisa mendekatkan wajahnya mengelus wajahku.

Aku menelan saliva ku saat merasakan nafas hangat Lisa mengenai wajahku.

Tatapan sayu itu aagh aku tidak tahan. Lisa membuatku lemah dengan tatapnya itu.

Klek

"Maaf sedikit lama sajangnim, nyonya. Ini eskrimnya" Do-hwan masuk memberikan eskrimnya padaku.

"Terimakasih" aku menerimanya.

Lisa mendesah kadar dan membenamkan wajahnya di leherku setelahnya.

"Aku ingin berendam menggunakan air dingin" bisik Lisa meremas-remas pinggangku.

"Aku akan menyiapkannya" balasku.

Lisa berdehem menghirup aroma tubuhku dalam-dalam.

•••

Tbc

17/09/23

Pengen itu Jen.

Vote komen lanjut.

with you [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang