wy / 30

3.7K 503 12
                                    


Author pov.

"Oweek.." tangisan bayi yang baru menginjak usia satu bulan itu menggelar, Louisa terbangun menggerakkan kepalanya dengan tidak nyaman.

Jam menunjukkan pukul tiga pagi, Jennie yang masih mengantuk terpaksa membuka matanya untuk menenangkan putrinya.

Lisa? Dia bahkan tidak terusik sama sekali.

"Sssh Mommy disini nak" Jennie dengan lembut mengusap dahi Louisa, membuka kancing piyamanya bermaksud menyusui putri kecilnya itu.

Louisa menolak dan terus menangis menggerak-gerakkan tubuhnya mungilnya.

Jennie menghela nafas pelan, bangkit lalu menggendong Louisa dan menimang-nimangnya dengan pelan.

Louisa mulai tenang merasakan tepukan lembut Jennie di punggungnya.

Chup

Jennie mencium sayang pipi Louisa.

"Anak Mommy suka sekali mengajak Mommy begadang hemm" bisik Jennie sambil mengelus pipi Louisa.

Louisa membuka mata bulatnya, tangan mungilnya terangkat untuk menggenggam jari kelingking Mommy nya.

"Oouh so cute" Jennie terharu sampai matanya berkaca-kaca.

Louisa tersenyum dan itu membuat Jennie mengecupi seluruh wajah putrinya, gemas!

"Gemas sekali, anak Mommy dan Daddy bertambah cantik jika sedang tersenyum" Jennie tersenyum lembut,  memajukan wajahnya lalu menggesekkan hidungnya pada hidung kecil Louisa.

Louisa menggeliat dan mendusel di dada Jennie.

"Louisa mau nen ya, kita tidur ya nak Mommy mengantuk sekali" Jennie menyusui Louisa dan mereka kembali berbaring di atas kasur.

"Lihat Daddy, nyenyak sekali tidurnya" Jennie menatap wajah damai Lisa dan mengusap pipinya setelahnya.

Lalu tatapan mata Jennie beralih menatap Louisa, ternyata putri kecilnya itu sudah masuk ke alam mimpi.

Bibir Jennie mengulas senyum melihat betapa menggemaskannya Louisa saat sedang tertidur.

"I love you baby" Jennie mencium kencing Louisa.

"I love you honey" Jennie juga mencium Lisa, tapi itu di bibir tebalnya yang menggoda.

-

Jennie pov.

Aku membuka mata dan yang pertama aku lihat adalah Lisa yang tengah asik menyusu di dada kanan ku.

Sedangkan Louisa masih terlelap di sampingku.

Aku merasa pegal, sudah berapa lama kira-kira Daddy Louisa ini menyusu di dadaku? Oke mari kita tanyakan langsung.

"Honey.." aku mengusap rambutnya.

Lisa mendongak lalu tersenyum cerah seperti matahari pagi.

My sunshine.

"Sayang" Lisa melepaskan kulumanya sebentar lalu kembali menyusu.

"Badanku pegal sekali rasanya, sudah lama menyusunya?"

Lisa tampak berpikir lalu mengangkat enam jarinya.

Huh.. mulai dari jam enam pagi itu artinya sudah tiga jam Lisa menyusu karena sekarang sudah menunjukkan pukul delapan pagi.

Jika sedang menyusu Lisa yang paling lama, jika Louisa hanya sebentar sampai dia merasa kenyang. Tidak seperti Daddy nya yang bisa nonstop menyusu sampai berjam-jam.

"Aah pantas saja aku merasa pegal" aku tersenyum dan Lisa ikut tersenyum sambil memainkan payudaraku satunya lagi.

"Honey.. sudah dulu ya aku ingin memasak untuk sarapan pagi kita" lembut ku mengusap pipi Lisa.

Sesuai dugaan Lisa akan cemberut jika di suruh berhenti menyusu.

"Nanti lagi hmm" aku membujuknya.

Plup

Dengan tidak rela Lisa melepaskan kulumanya.

Ssh putingku seperti mati rasa.

"Cium aku Mommy" Lisa memajukan bibirnya.

Dan aku tentu dengan senang hati menentukannya.

Chup

"Aahh.." Lisa melumat bibir atas dan bawahku dan mengabsen deretan gigi ku.

"Nakal" aku memukul pelan dadanya setelah ciuman singkat kami berkahir.

"Hehehe love you wife" Lisa mencium lama keningku.

"Love you more hubby" balasku mengecup bibirnya sekilas.

"Aah tenaga ku terisi penuh. Hei baby Daddy mencintai mu juga oke, muach muach muach.." aku hanya tersenyum saat Lisa melabuhkan kecupan kecupan di pipi Louisa.

Tidak perlu berlama-lama lagi aku segera bangkit dan melangkahkan kakiku ke arah dapur.

•••

Tbc

01/01/24

Emang boleh semanis ini.

Hai pakabar semuanya.. sehat-sehat ya di duaribu dua empat ini. Yang terbaik aja pokoknya hehehe yang buruknya buang jauh-jauh.

Vote komen lanjut.

with you [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang