wy / 27

4.1K 535 10
                                    


Author pov.

"Mommy Daddy, ck" Lisa berdecak kesal karena orang tuanya membuat putrinya menangis.

"Sst simpan saja omelan mu, Mommy dan Daddy ingin melihat cucu kami" Mommy Manoban menggeser tubuh Lisa agar lebih leluasa melihat cucunya.

Daddy Lisa juga sama, dia tidak memperdulikan Lisa dan lebih fokus menatap binar cucunya yang barusan lahir.

Lisa mendengus sebal karena tidak di perduli kan.

"Aww kiyowoo.. cucu grandma menggemaskan sekali" Mommy Manoban mengusap sayang pipi Louisa.

"Lucu sekali yeabo, pipinya seperti mandu" Daddy Manoban tersenyum menusuk pipi gembul Louisa dengan jari telunjuknya.

Louisa merasa terganggu menggerak-gerakkan kepalanya.

"Haissh Daddy, jangan sembarang memainkan pipi Louisa, putriku masih bayi dan pipinya sangat sensitif" protes Lisa karena melihat Daddy nya terus menerus menusuk-nusuk pipi Luisa.

"Owh jadi namanya Louisa, cantik seperti orangnya" kata Daddy Manoban tanpa mengedarkan ucapan Lisa.

"Mommy lihat Daddy, pipi Louisa sudah memerah" Lisa sedikit merengek pada Mommy nya.

Jennie tersenyum menggelengkan kepalanya.

"Yeabo sudahlah, benar kata Lisa pipi Louisa masih sangat sensitif" larang Mommy Manoban.

Daddy Manoban langsung menurut berhenti memainkan pipi Louisa.

"Ck dasar suami takut istri" batin Lisa menggerutu.

"Jadi apa nama lengkap Louisa, Jennie" tanya Mommy Manoban menatap lembut Jennie.

"Louisa Ruby Manoban, Mommy. Lisa yang memberi nama putri kami" jawab Jennie.

Mommy Manoban tersenyum mengusap kepala Jennie.

"Nama yang indah, Mommy menyukainya"

"Daddy juga" Dadda Manoban mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Apa Eomma mu belum datang? Atau dia sudah datang lebih awal melihat cucu kami?" Tanya Daddy Manoban.

Jennie menundukkan kepalanya. Rasa rindu pada Eomma nya tiba-tiba menjalar di hatinya.

Meskipun ibu Jennie wanita pemabuk tapi dia tetaplah ibunya yang telah melahirkan, merawat, dan membesarkannya.

"Belum Daddy" Jennie menggeleng lemah.

Lisa yang mengerti keadaannya langsung mengganti topik pembicaraan.

"Ekhm grandpa dan grandpa membawahkan apa untuk Louisa, ayo tunjukan Louisa ingin melihatnya"

"Aah benar, ini grandma membawakan gelang untuk cucu grandma yang paling cantik" Mommy Manoban bersemangat memakaikan gelang berlian di pergelangan tangan Louisa.

"Indah sekali, terimakasih grandma" kata Lisa.

"Sama-sama sayang, muach" Mommy Manoban mencium pipi Louisa setelahnya.

"Hohoho lihat grandpa bawakan apa untuk Louisa" Daddy Manoban mengeluarkan sepatu kecil dari jas nya.

"So cute, terimakasih grandma" Lisa menerimanya dan meletakkan sepatu imut itu di atas nakas.

"Terimakasih atas hadiahnya Mommy, Daddy" kata Jennie.

"Itu masih kecil, nanti Mommy akan membelikan banyak barang untuk cucu kesayangan Mommy"

"Ya betul Daddy juga masih banyak hadiah lain untuk Louisa"

"Tidak perlu repot-repot Mommy, Daddy" Jennie tidak enak hati.

"Tidak tidak, itu tidak berlebihan sama sekali sayang. Mommy senang karena Mommy akhirnya memiliki cucu"

"Sudah sayang biarkan saja, Mommy dan Daddy memang keras kepala"

"Dan itu menurun padamu" sahut Daddy Manoban membuat Lisa mendengus.

Jennie hanya bisa tersenyum menganggukkan kepalanya.

"Aigoo kiyowoo" Daddy Manoban gemas mencium pipi Louisa.

Setelah puas melihat Louisa Mommy dan Daddy Manoban akhirnya pulang dan akan kembali besok menemui cucu kesayangan mereka.

"Honey" panggil Jennie dengan pelan.

Louisa sudah tertidur pulas di tengah-tengah mereka.

"Hem" dehem Lisa sambil mengusap lembut dahi Louisa.

"Aku merindukan Eomma" lirih Jennie.

Lisa langsung menoleh menatap istrinya.

"Sudah beberapa bulan ini Eomma tidak terlihat lagi aku takut terjadi sesuatu pada Eomma. Biasanya sekali sebulan Eomma akan menemui ku tapi kali ini tidak. Eomma seperti di telan bumi aku takut Eomma kenapa-napa, honey" Jennie mengigit bibirnya menahan tangis.

Lisa memegang pipi Jennie lalu mengelusnya dengan jari jempol.

"Semua akan baik-baik saja, percaya padaku sayang"

"Aku tidak tenang honey tolong bantu aku mencari Eomma, hmmph h-honey hiks" Jennie menangis kecil menatap sendu mata hazel Lisa.

Lisa menghela nafas pelan.

"Jangan menangis sayang" Lisa mengusap air mata Jennie.

"Aku hmpph a-aku merindukan Eomma, honey" Jennie meremas tangan Lisa.

Louisa menggeliat sedikit terganggu mendengar suara tangisan.

"Ssh" Lisa menepuk-nepuk pelan paha Louisa.

Jennie menutup mulutnya agar putrinya tidak terganggu.

"Aku akan mencari Eomma untuk mu sayang, sekarang berhenti menangis okey" Lisa menghapus air mata Jennie.

"Eum g-gomawo honey" Jennie berhenti menangis dan menetralkan pernafasannya.

Lisa tersenyum mengangguk.

"Ouh sepertinya ada yang haus sayang" Lisa terkekeh pelan melihat Louisa mendusel di dada Jennie.

"Umumumu anak Mommy haus ya" Jennie mengeluarkan payudaranya dan mengarahkan putingnya ke mulut Louisa.

"Ayo pejamkan mata sayang, kita butuh istirahat" Lisa mengusap kepala Jennie.

"Eum" angguk Jennie mulai memejamkan mata.

Lisa mencondongkan tubuhnya mencium lama kening Jennie.

Chup

Terkahir Lisa mencium bibir tipis Jennie.

"Good night wife"

"Night too hubby"

Lisa tersenyum lalu mencium kening Louisa sebelum ikut masuk ke alam mimpi bersama dua kesayangannya.

•••

Tbc

12/11/23

Holaaa.

Vote komen lanjut.

with you [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang