wy / 07

4.9K 688 21
                                    


Lisa pov.

Makan malam kali ini di isi dengan suara dentingan sendok dan garpu. Aku yang biasanya memulai obrolan kini memilih diam menikmati makan malam ku.

Aku malas berbicara dengan istri yang tidak jujur padaku. Sudah ku katakan aku tidak suka istri yang pembohong.

Biarkan saja Jennie merasakan keheningan, dia juga sedari tadi sibuk mencuri-curi pandang ke arahku.

Aku menyelesaikan makan malam ku, meminum segelas air putih kemudian berdiri dari tempat duduk ku.

Lalu aku pergi ke kamar meninggalkan Jennie sendirian di meja makan.

Aku tidak bermaksud jahat ataupun tega pada istriku, aku hanya mengajarkannya supaya jujur dan bisa menghargai ku sebagai suaminya.

"Hari yang melelahkan" aku duduk sambil bersandar di kepala kasur.

Aku mengambil ponselku dan melihat beberapa email penting yang dikirimkan oleh rekan kerja ku.

Klek

Aku tidak perlu repot-repot menoleh karena aku sudah tahu itu pasti Jennie.

Kemudian aku merasakan kasur bergerak yang sudah pasti Jennie saat ini duduk di sampingku.

"Lisa" panggilan lembut darinya membuatku berdebar.

"Hem" aku berdehem tanpa menoleh padanya.

"Bisakah kita bicara?"

Aku mengangguk.

"Silahkan" kataku sambil melihat isi email yang ku terima.

"Emm kamu kenapa mendiami ku?" Tanya Jennie.

"Malas berbicara dengan istri yang tidak jujur" kataku tanpa menatapnya.

Aku dengar Jennie menghela nafas panjang, aku mengangkat bahu dan kembali fokus membaca email dari rekan ku.

Sapulu menit kami sama-sama diam dalam keheningan.

Okey jika tidak ada yang perlu di bicarakan lagi aku akan tidur saja.

Aku menyimpan ponselku di atas nakas kemudian hendak berbaring ketika Jennie memegang lenganku.

Otomatis aku menatap ke arahnya.

Wajahnya tampak sedih, bibirnya melengkung ke bawah dengan matanya bercakap-cakap.

"Wae?" Aku bersikap dingin meskipun aku tidak tega.

"Hmmp- maaf aku berbohong.. aku salah maaf" kata Jennie dengan suara bergetar menahan tangis.

Aku melipat kedua tanganku menunggunya mengatakan yang sejujurnya.

"Aku a-aku hiksss di tampar oleh Nayeon teman kampusku" Jennie menangis.

Aku menegasakan rahang ku mendengar pengakuan Jennie, jelas aku tidak terima istriku di tampar!

"Kenapa dia menamparmu?" Kini aku menatap serius mata kucing nya.

"Hikss Nayeon hendak menampar Sohyun tapi aku maju untuk melindunginya.. aku tidak mau teman baikku terkena imbas gara-gara membelaku. Aku miskin ibuku pecandu alkohol dan semua teman kampusku menjauh dan mengucilkan ku. Aku tidak punya teman selain Sohyun, aku sering di bully dan di suruh mengerjakan tugas mereka meskipun aku tidak ingin. Aku bisa apa Lisa, aku si miskin ini tidak mempunyai apa-apa untuk melawan mereka yang sering menindas ku. Hiksss aku hanya ingin hidup tenang.. hidup ini terlalu berat untuk ku~" Jennie menangis lirih menumpahkan isi hatinya.

Darahku mendidih mendengar cerita Jennie.

Beraninya mereka membulyy istri Lalisa Manoban! Tidak akan ku biarkan mereka menyakiti istriku.

"You have me, Jennie!" Aku meremas lembut pundak Jennie.

"Kamu mempunyai aku Lalisa Manoban, kamu tidak seharusnya merendah, aku tidak suka harga diri istriku di injak-injak! Kamu mempunyai suami terkaya di dunia ingat, hidupmu sudah berubah semenjak aku menjadikan mu istri. Tidak ada Jennie si miskin, sekarang kamu Jennie Manoban istri dari Lalisa Manoban!" Aku merengkuh tubuh mungil istriku.

"Hikss Lisa.." Jennie meremas piyama ku dan menumpahkan tangisannya di lekukan leherku.

"Berbagilah Jennie, ceritakan semuanya padaku. Jangan memendamnya sendiri, aku selalu siap mendengarkan meskipun itu tidak penting sama sekali. Kamu kan tahu aku paling tidak suka istri yang pembohong? Aku mau mulai sekarang jangan ada yang di tuutp-tutupi lagi dan kamu harus menghargai ku sebagai suamimu" aku mengusap-usap punggungnya.

"N-nee aku janji hik tidak akan berbohong lagi Lisa, dan aku juga akan menghormati mu sebagai suamiku. Promise hubby" Jennie mendongak menyodorkan jari kelingkingnya.

Kkkh cute, hidungnya memerah dan mata kucingnya sembab.

"Promise wife" aku menautkan jari kelingking kami.

"Besok aku akan memberi perhitungan pada orang yang menyakitimu" kataku.

"Tidak perlu, aku sudah memaafkan mereka. Aku tidak ingin membuat kehebohan" Jennie menatapku.

"Aku tidak terima istriku di suruh suruh, harga diriku seperti di injak-injak kamu tahu" aku juga menatapnya.

"Jangan, aku janji mulai besok aku akan berubah dan tidak mau lagi di suruh suruh oleh mereka. Aku juga akan melapor padamu jika mereka menyakiti ku" lirih Jennie.

"Tap-"

"Aku mohon" Jennie memelas.

Ck apa yang dia takutkan, seharusnya dia senang aku membalaskan dendam untuknya.

"Fine, untuk berjaga-jaga mulai besok kamu di jaga oleh Ji Chang-wook, salah satu bodyguard kepercayaan ku. Aku tidak menerima penolakan"

Jennie menghela nafas pelan setelah itu mengangguk dengan pasrah.

•••

🤍☁️

🤍☁️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

10/08/23

Diam Lisa serem. Jujur juga kan akhirnya.

Vote komen lanjut.

with you [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang