wy / 24

4.1K 564 13
                                    


Lisa pov.

"Rasanya aneh sekali sayang" aku mengecap ngecap lidahku setelah memakan sedikit ikan mas yang kami beli barusan.

"Hihihi Lili lucu. Makan lagi honey" Jennie menangkup pipinya sambil menatapku dengan binaran di matanya.

Hissh aku tersiksa jika memakan ikan ini terus.

Mau bagaimana lagi kan? Aku harus memakannya demi anak dan istriku.

"Eum" aku tersenyum paksa lalu kembali memakan ikan nya.

Aku mual shit!

"Huweek ukhuk ukhuk a-aku tidak kuat sayang" aku memelas menggenggam tangan Jennie meminta belas kasihan.

Jennie mempoutkan bibirnya, itu tandanya dia belum puas melihatku memakan ikan itu.

"Tidak enak sayang bukan seleraku. Sudah saja ya" lembut ku mengusap pipi Jennie.

"Lili tidak mau menghabiskannya, Lili tidak sayang Nini dan baby" Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.

Aku menghela nafas panjang.

"Hikss kenapa Lili menghela nafas panjang hikss Lili kesal ya dengan Nini. Hikss jahat.." Jennie menangis menutup wajahnya.

Salah lagi salah lagi.

Huhh..

"Aniya sayang bukan begitu maksudku aku hanya mengeluarkan nafasku itu saja. Aku sangat menyayangimu dan juga baby jangan berpikir seperti itu hmm" aku sedikit panik membawanya ke pelukanku.

"Buktinya Lili tidak menghabiskan ikan mas itu! Hikss kamu jahat jahat jahat" Jennie memukul-mukul pundak ku.

"Ssh nanti tangannya sakit hentikan nee" aku menggenggam tangannya.

"Hiks tidak mau!" Pekik Jennie mencoba menarik tangannya.

"Arasseo aku akan memakannya sampai habis" putus ku.

Dan lihat sekarang, istriku berhenti menangis dan tersenyum sambil mengucek kedua matanya.

Aigoo senang sekali menyiksaku.

"B-benarkah" Jennie mengulum bibirnya menatapku.

"Nee. Jangan menangis lagi okey" aku tersenyum mengusap pipinya.

"Eum" anggukan lucu Jennie membuatku gemas.

"Cute" aku mencubit pelan pipinya lalu mengecup bibirnya.

"Habiskan Lili" Jennie menyodorkan ikan mas di hadapanku.

Aku mengangguk dan dengan pasrah memakan ikan mas sampai habis.

Prok

Prok

Prok

Jennie bertepuk tangan.

"Horeee Lili hebat" Jennie memelukku lalu menciumi pipiku

Chup

Chup

Chup

"Huweek!" Bukan aku yang mual melainkan Jennie yang langsung memisahkan diri dari pelukan ku.

"Aaah Lili bau.." rengek Jennie menutup hidungnya.

"Bau?" Aku mencium tubuhku sendiri.

"Eum, bau ikan mas uweek" Jennie kembali mual.

Ck menyebalkan sekali.

"Yasudah aku mandi dulu, tunggu disini jangan kemana-mana" aku berdiri dan Jennie juga ikut berdiri.

Aku mengerutkan kening ku.

"Nini ingin sesuatu" manja Jennie mempoutkan bibirnya sambil memainkan jari-jarinya.

"Sebutkan sayang"

"Emm Nini ingin memelihara ikan, Lili" semangat Jennie menampilkan gummy smile nya.

"Ikan apa sayang aku akan mendapatkannya untukmu" aku tersenyum mengusap rambutnya.

"Hihihi ini ikan yang langkah Lili"

"Hanya sebutkan sayang jangan berbelit"

"Ikan piranha!" Muka Jennie tampak tidak berdosa saat menyebutkannya.

"Apa!" Aku membulatkan mataku.

"Iya ikan piranha Lili, pesan sekarang ya" senyum Jennie.

Bisa-bisanya dia. Astaga aku tidak habis pikir!

"Jangan mengada-ngada ikan itu tidak untuk di pelihara dia bisa menggerogoti daging manusia. Ikan itu sangat ganas"

"Pilih ikan yang lain saja"

Kali ini aku tidak akan menurutinya, biarkan saja dia menangis.

"Hmmp Nini tidak mau ikan yang lain mau ikan piranha saja Lili" bibir Jennie melengkung kebawah bersiap untuk menangis.

Aku tidak akan menuruti permintaan yang akan membahayakan. Itu merugikan.

"Tidak Jennie, ikan itu berbahaya" tegas ku.

"Itu hanya ikan hikss kenapa tidak boleh, pelit sekali hiksss"

"Bukan pelit tapi permintaan mu yang satu ini aku tidak akan menurutinya. Sudah cari ikan lain saja"

"Tidak mau! Aku mau ikan piranha titik!"

Keras kepala sekali.

"I said no, Jennie" aku melipat kedua tanganku menatapnya tanpa ekspresi.

Bugh

Bugh

Bugh

Jennie memukuli tubuhku sambil berteriak memintanya ikan ganas itu.

"Hikss Lisa jahat tidak mau menuruti permintaan ku dan baby!"

Aku membiarkannya menangis, biarkan saja nanti akan tenang sendiri.

Memberi pengertian sekarang percuma, itu akan membuatnya kesal dan semakin mengamuk.

Setelah tenang nanti barulah aku berbicara baik-baik dan perlahan memberi pengertian padanya.

"Hem menangis saja, aku ingin mandi terlebih dahulu. Ah iya, jangan berhenti menangis okey itu musik yang indah di telingaku" aku menepuk puncak kepalanya lalu mengecup keningnya.

"Aaaaaaak!" Pekik Jennie menghapus bekas ciumanku.

"Pemarah" aku tersenyum kemudian pergi dari hadapannya.

Huhh kasihan tapi biarkan saja, permintaannya semakin aneh dan aku tidak akan menurutinya.

•••

Tbc

22/10/23

Nini sih permintaannya ngadi ngadi

Vote komen lanjut.

with you [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang