Tale 1

324 21 2
                                    

Joseon era...

Tidak ada yang berbeda dengan pegunungan tempat tinggal Baek Gu selama ini. Sebagai gumiho berusia 667 tahun, tempatnya berada belum pernah terjamah sekalipun oleh manusia biasa. Selain itu, leluhurnya telah memasang mantra pelindung agar tidak ada yang bisa mendekat. Meski begitu, bukan berarti tidak ada yang tidak tahu tentang klannya. Para manusia sendiri dari mulut ke mulut sudah memberi tahu anak keturunannya mengenai adanya klan gumiho dan diminta menjauh dari area terdalam hutan.

Namun, menjadi tantangan besar bagi para manusia setelah mendengar tentang adanya manik rubah yang mana jika berhasil mendapatkannya, maka akan bisa memiliki pengetahuan dan kekuatan yang luar biasa, hanya saja jika gagal maka akan menjadi korban gumiho itu sendiri. Selain jiwa manusia yang terhisap juga jantungnya akan menjadi santapan hangat para gumiho. Tentu saja, karena manusia pun memiliki sifat serakah, selalu ada yang nekat mendekat dan mencari dan berakhir gagal, bahkan sebelum mencapai wilayah terlarang, klan gumiho sudah mengetahui keberadaan mereka terlebih dahulu sehingga mudah terperangkap tipu daya klan gumiho.

Oleh karena itu, ketika Baek Gu keluar dari tempat tinggalnya, ia tidak terlalu khawatir. Selama 100 tahun terakhir belum ada yang berani mencoba untuk datang lagi.

Baek Gu berjalan santai di antara pepohonan ditemani oleh kupu-kupu yang cantik terbang di sekitarnya. Ia berhenti sejenak untuk menatap langit, tak ada tanda-tanda mendung dan hal itu cukup membuatnya senang sebab artinya ia bisa beristirahat di atas pohon sambil menikmati semilir angin.

Setelah berjalan cukup jauh, Baek Gu tiba di salah satu pohon di mana lokasinya dekat dengan batas pelindung. Selain karena salah satu dahannya nyaman untuk bersantai bahkan beristirahat, pemandangannya indah dan yang pasti bisa mengawasi manusia yang melewatinya.

Baru saja Baek Gu memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar derap langkah kaki kuda mendekat. Ia pun duduk lebih tegak untuk melihat siapa yang berani datang mendekat. Ternyata ada dua ekor kuda jantan berwarna hitam dan cokelat. Kuda hitam ditunggangi oleh seorang pemuda dan disusul kuda cokelat ditunggangi oleh seorang gadis.

Baek Gu memperhatikan keduanya dengan waspada, apakah akan menerobos penghalang atau tidak. Selama mereka tidak melanggar wilayahnya, ia tidak akan peduli sebab sedang tidak ingin berurusan dengan manusia.

Derap langkah kaki kuda itu berhenti tepat di dekat batas pelindung. Sepertinya bukan karena mengetahui tentang letak batas tak kasat mata, tetapi memang ingin berhenti.

"Yong Min, berhenti! Han Yong Min!" teriak gadis di belakang.

Baek Gu terpesona dan mengakui bahwa gadis tersebut pandai menunggangi kuda. Tanpa sadar senyum tipisnya terbit.

Sementara yang dipanggil Yong Min menoleh dengan tatapan sinis, mungkin karena sudah berhenti tetapi masih disuruh untuk berhenti. Tak lama gadis tersebut berhenti di samping pemuda itu.

"Sudah kukatakan, Kakak jangan mengikutiku!" sentak Yong Min.

"Aku mengkhawatirkanmu!" balas gadis itu yang memang kelihatan jelas kalau sedang khawatir.

Yong Min menghela napas panjang. "Aku tidak sedang berniat mencelakai diriku sendiri, hanya berniat berlatih diam-diam," kata Yong Min akhirnya dengan nada yang tak setegang tadi.

Kemudian Yong Min turun dari kuda diikuti oleh gadis yang merupakan kakaknya itu. Keduanya mengikat kuda masing-masing di pohon agar tidak ke mana-mana.

"Bukankah lebih baik kau berlatih di rumah?" bujuk si gadis.

Kekesalan yang sedikit mereda kembali memuncak. Dengan cepat Yong Min menoleh pada kakaknya dengan wajah merah padam.

The Tale of a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang