Baek Gu tersenyum tipis nyaris tak nampak ketika Yong Rae kembali datang bersama Yong Min. Namun, itu tak berlangsung lama. Semakin hari semakin jarang gadis itu ikut bersama dengan adiknya. Hanya saja kali ini ia tidak bisa meninggalkan gunung karena Hong Sam Dol telah mengundang seorang dukun ke kediaman mereka. Bukan takut ia akan kalah jika ketahuan, melainkan ia tidak ingin menimbulkan huru-hara. Pertama, mungkin Yong Rae akan takut bertemu dengannya dan kedua, perburuan akan dimulai lagi dan ia yakin Sam Dol akan menjadi orang terdepan yang melakukannya.
Yong Min sendiri tetap pergi berlatih hanya saja kurang bersemangat sampai Baek Gu harus memarahinya, bahkan mengancamnya untuk berhenti sama sekali. Akan percuma saja dia memohon agar menjadi kuat tetapi tidak sungguh-sungguh.
"Kau bukan muridku, aku bukan gurumu. Saat ini aku hanya sekedar membantumu, bukan tengah menjadikanmu muridku. Untuk menjadi kuat, tidak ada jalan pintas. Kau harus berusaha keras dan berlatih sungguh-sungguh. Mengerti!" sentak Baek Gu.
Yong Min tak berani menatap balik Baek Gu. Ia hanya menunduk karena menyadari kesalahannya, tetapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.
"Kenapa harus aku yang berusaha keras memberikanmu ilmu-ilmu dasar yang mungkin berguna untukmu? Kenapa? Kau yang ingin kuat, tapi aku yang bekerja? Bahkan aku tidak membutuhkan hal itu sama sekali. Sungguh menggelikan. Sebaiknya kau pulang saja." Baek Gu mengibaskan tangannya dan berbalik untuk meninggalkan Yong Min.
"Kak Yong Rae sakit, aku cemas. Maafkan aku, Tuan Baek Gu." Yong Min memberitahu tepat saat Baek Gu melangkahkan kakinya.
Ya, ketidakhadiran Yong Rae memang dikarenakan sakit. Baek Gu berhenti sejenak, tapi tidak menoleh. "Kurasa sebaiknya kau tidak usah datang sampai hatimu tenang. Pulanglah dan rawat kakakmu. Tidak ada gunanya kau di sini, tapi pikiranmu di rumah. Pulanglah." Setelah mengatakan itu, ia kembali melangkah dan menghilang dibalik tabir pelindung.
Kemudian setelah tiga hari Yong Min betul-betul tidak muncul. Selama itu pula Baek Gu merasa khawatir, tapi ia tidak bisa dengan gegabah maju. Jika ia melakukan sesuatu kepada dukun itu, hasil akhirnya tidak akan bagus. Entah dukun itu mati atau tetap hidup, orang itu akan memberikan informasi siapa yang melakukannya di mana akan membuat Sam Dol semakin gila.
Situasinya sungguh tidak menguntungkan dan memaksa Baek Gu harus berdiam diri.
"Sungguh sial, baru kali ini aku sangat terganggu dengan manusia," gerutu Baek Gu sambil mondar-mandir di tempat tinggalnya. Ia betul-betul tampak kesal hingga rasanya angin di sekitar ikut bergemuruh.
Ketika akhirnya Yong Min muncul, suasana hati Baek Gu tetap buruk dan pemuda yang masih tampak kurang bersemangat itu pun merasakannya.
"Kakak menyuruhku untuk giat berlatih. Demi diriku sendiri dan keluarga. Bagaimanapun aku anak laki-laki satu-satunya ayah," kata Yong Min kemudian menghela napas panjang.
Baek Gu mengangguk. "Aku akan membantumu. Hanya satu yang aku minta, jangan beritahu siapapun tentang aku dan tempat ini. Apapun yang terjadi. Jika kau sanggup, aku tidak akan meminta persyaratan apapun lagi."
Mendengar hal itu, kedua mata Yong Min terbelalak. Ia ingat bahwa Baek Gu memang belum mengatakan permintaannya sebagai bayaran untuk melatihnya menjadi kuat.
"Sungguh?" tanyanya memastikan. Bagaimanapun baiknya Baek Gu, sudah rahasia umum bahwa klannya adalah kelompok yang licik.
Baek Gu terkekeh melihat keraguan Yong Min, tetapi ia mengerti alasannya. "Terserah kau saja, aku hanya punya alasanku sendiri."
Yong Min terdiam sebelum akhirnya mengangguk. Ia bahkan berpikir untuk menjual dirinya dan jiwanya kepada Baek Gu demi menjadi kuat dan mengalahkan Sam Dol. Agar ayahnya mau membuka matanya siapa sesungguhnya anak yang dibanggakannya saat ini. Dari informasi yang ia dapatkan, Sam Dol tidaklah sebaik yang ditampilkannya seperti yang sudah ia kira, tetapi memang benar cukup kuat.
"Baik, Tuan Baek Gu, aku berjanji," ucap Yong Min lantang dan bersungguh-sungguh.
"Aku akan melatihmu dengan sangat keras."
"Aku siap. Kita bisa langsung mulai."
"Baiklah."
Kali ini Baek Gu memfokuskan latihan fisik dan berpedang dengan cara yang jauh lebih keras dari sebelumnya. Awalnya Yong Min merasa tidak sanggup tapi ia terus mengingat tujuannya menjadi kuat.
🦊🦊🦊
Waktu terus berlalu dan kesehatan Yong Rae makin memburuk, tetapi Yong Min terus pergi berlatih dengan giat. Bahkan ia pernah terpaksa harus pergi di malam hari ketika Sam Dol tampak memperhatikan gerak-geriknya.
Kemudian Baek Gu menyarankan agar Yong Min lebih baik latihan malam hari saja dengan alasan bagus untuk mengasah seluruh inderanya. Berbeda dengan dirinya yang tidak ada masalah baik siang maupun malam, manusia tentu memiliki keterbatasan terutama dalam penglihatan.
Namun baru berjalan selama lima hari ketika latihan malam, Yong Min tiba-tiba kembali tidak datang selama dua Minggu. Baek Gu hanya berpikir bahwa Sam Dol tengah melakukan sesuatu kepada Yong Min sebab kakak tirinya seperti sengaja menempel terus kepadanya.
Ketika pada akhirnya putra bungsu Han Chil Sook kembali muncul, ia membawa berita yang membuat Baek Gu mati rasa.
"Apa katamu?" pinta Baek Gu agar Yong Min mengulangi ucapannya sekali lagi.
"Kakak telah meninggal," ucap Yong Min mengulangi dengan lirih. Ketika pertama kali memberitahu Baek Gu, tekadnya cukup kuat untuk tidak menampakkan kesedihannya yang mendalam. Kini, kala harus mengulanginya lagi, ia tak sanggup untuk menjadi kuat. Air matanya luruh seketika.
Pikiran Baek Gu kosong seketika. Pertanyaan bagaimana bisa terjadi terus bermunculan di kepalanya hingga ia marah kepada dirinya sendiri mengapa tidak nekat menemui Yong Rae.
Tiba-tiba tanah yang mereka pijak seperti bergerak dan burung-burung yang tengah berada di pepohonan menyeruak keluar dari rimbunnya dedaunan berterbangan melarikan diri seolah takut ada hal buruk akan terjadi.
Yong Min sendiri oleng seketika dan terjatuh ke tanah, tapi ia bingung harus melakukan apa sementara Baek Gu hanya terdiam. Namun, ia bisa merasakan bahwa pria itu sedang tidak baik.
"T-tuan Baek Gu, s-sepertinya ada gempa. Ku-kupikir s-sebaiknya k-kita pergi menyelamatkan diri." Yong Min memberanikan diri dan mencoba membujuk Baek Gu.
Baek Gu meliriknya. "Gempa?" Saat itulah ia sadar apa yang terjadi. Tanpa sengaja ia melepaskan emosinya pada tempat yang ia pijak sehingga menyebabkan tanah di sekitarnya bergerak. Ia pun segera menenangkan diri sehingga semuanya kembali tenang dan terkendali.
Berhenti? pikir Yong Min antara lega dan penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
"Nanti antarkan aku ke makamnya setelah kita selesai berlatih," pinta Baek Gu.
Yong Min mengangguk. "Tentu."
"Kita latihan sekarang?"
"Ya, Tuan." Yong Min kembali mengangguk. Ia harus tetap berlatih demi kakaknya juga. Kini ia betul-betul sendirian tanpa ayah yang peduli padanya sehingga ia harus kuat untuk bisa bertahan.
"Baiklah."
Keduanya pun kembali berlatih.
🦊🦊🦊
Sidoarjo, 12-06-2024Holaaa, apa kabarnya?
Selamat membaca. Ditunggu like dan komentarnya 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of a Man
FantasyKim Eun Woo sudah hidup lebih dari seribu tahun dan ia sudah menghadapi berbagai macam kehidupan termasuk memanipulasi kematiannya sendiri, hingga suatu hari ia bosan hidup sendiri dan berharap bisa sepenuhnya menjadi manusia termasuk menjemput kema...