Tale 16

27 9 2
                                    

"Bagaimana penampilanku?" tanya Eun Woo yang baru saja keluar dari kamarnya kepada Il Sung yang tengah mengerjakan sesuatu menggunakan laptop di ruang makan.

Il Sung mendongak dan menatap Eun Woo yang selalu tampak sempurna bahkan tanpa berusaha apalagi saat ini. Ia tersenyum dan memberikan jempolnya. "Luar biasa."

Eun Woo mengangguk senang. "Aku pergi dulu. Oh, terima kasih karena semalam menjemputku."

"Tidak, itu tidak menjemput. Aku memang tidak jadi pulang dan memilih menunggu juga mengikuti kalian," kata Il Sung ringan.

Eun Woo tersenyum penuh penghargaan kepada Il Sung. "Oke. Terima kasih kalau begitu. Aku pergi."

Il Sung berdiri dan membungkuk sebagai bentuk penghormatan dan baru duduk kembali setelah Eun Woo benar-benar keluar dari rumah.

Eun Woo sendiri kemudian meninggalkan rumah menggunakan mobil SUV yang biasa ia gunakan ke mana-mana. Moodnya cukup baik sehingga ia sampai menyalakan musik di dalam mobil, meskipun tetap jenis yang tenang.

Di tengah perjalanan, Eun Woo melihat adanya toko bunga dan ia memutuskan untuk berhenti.

"Selamat datang, ada yang bisa dibantu?" tanya florist yang baru selesai merangkai bunga dan menyimpannya dengan hati-hati.

Eun Woo melihat ke sekeliling dengan bingung. "Bunga untuk seseorang..."

"Pria? Wanita? Kekasih? Teman? Orang tua?---"

"Wanita," potong Eun Woo cepat, "sesuatu yang memukau?"

Florist tersebut mengangguk paham. "Apakah dia spesial?"

"Seperti itu."

"Mawar merah?"

Eun Woo terdiam. Mawar merah sudah terkenal sebagai simbol cinta dan menurutnya itu terlalu mencolok. Ia tidak ingin membuat Hana takut. "Sesuatu yang lebih halus? Mawar merah kesannya terlalu kuat kukira."

"Kalau begitu mawar campuran. Impresif tapi tidak terlalu kuat," usul sang florist.

"Baiklah." Eun Woo mengangguk setuju.

Florist pun meninggalkan counter untuk mengambil beberapa mawar yang dimilikinya dan merangkainya. Sementara itu Eun Woo menghubungi Il Sung melalui pesan teks dan menanyakan seharusnya ia membawa apa?

Pekerjaannya saat ini memang menulis novel daripada mengurusi perusahaan secara langsung dan novel-novelnya ada yang cukup romantis. Bukan ia tidak tahu harus memberi apa kepada seorang wanita, hanya saja ia takut salah melangkah sebab Hana bukanlah karakter yang ia ciptakan. Hana memiliki perasaan dan pikirannya sendiri. Lalu, Il Sung memberikan jawaban boneka cukup bagus.

Setelah mendapatkan jawaban, Eun Woo segera mencari tahu toko terdekat yang menjual boneka. Ia menemukannya justru di dekat apartemen Hana.

Tanpa menunggu waktu yang lama, buket bunga Eun Woo sudah jadi. Setelah membayarnya, ia segera meninggalkan toko bunga dan melanjutkan perjalanan menuju toko boneka.

Sesampainya di sana Eun Woo justru bingung harus membelikan apa. Ada begitu banyak pilihan, tetapi akhirnya ia mengambil boneka kelinci yang menurutnya seperti Hana yang ceria. Setelah membayarnya, ia pun kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini langsung menuju apartemen Hana.

Rupanya Hana sudah menunggu Eun Woo di pinggir jalan. Ia sengaja tidak turun dan hanya menurunkan kaca jendela, lalu mengambil bunga dan boneka ke pangkuannya.

"Masuklah," kata Eun Woo. Dalam hati ia tersenyum melihat penampilan Hana yang lebih manis dari biasanya yang hanya mengenakan t-shirt. Kali ini celana jinsnya ia padu dengan blus.

The Tale of a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang