Tale 15

20 8 0
                                    

Suasana di hutan terdalam sesekali seperti ada pijaran api merambat ke sekelilingnya dan alasan itulah yang dikhawatirkan oleh Eun Woo bahwa penduduk lokal akan bisa melihatnya jika ia dan Il Sung sedang membacakan mantra penguat tabir pelindung.

Tempat yang begitu luas, dunia yang cukup berbeda dan sudah lama tidak melakukannya menjadi kombinasi yang cukup baik untuk membuat Eun Woo dan Il Sung kelelahan.

Keduanya menginap selama tiga malam sebelum akhirnya kembali ke Seoul. Namun, seolah Eun Woo mendapatkan energi baru ketika ia meminta Il Sung mengantarnya ke Mon Café, bukan langsung pulang ke rumah.

"Kau langsung pulang saja. Tidak perlu menjenputku. Istirahatlah," kata Eun Woo sambil keluar dari mobil dan melangkah menuju kafe.

Il Sung mengangguk dan melihat sekilas orang-orang yang berada dibalik counter. Karena belum tahu rupa asli Han Yong Rae yang selalu dirindukan oleh tuannya, ia tidak menebak yang mana Kwon Hana dari dua pekerja wanita di dalam sana. Tetapi itu bukanlah masalah sebab melihat sosok Eun Woo yang intens menatap kasir, ia yakin gadis itulah Kwon Hana yang dimaksud, lalu ia menjalankan mobil meninggalkan kafe.

Sementara itu di dalam kafe, Hana menatap Eun Woo dengan ekspresi terkejut.

"Hai," sapa Eun Woo dengan senyum tipis.

"H-hai," balas Hana canggung.

"Iced Americano dan hobatteok. Dimakan di sini." Mengatakan itu, kedua mata Eun Woo tak lepas dari wajah Hana yang memerah dan semakin canggung.

"B-baik." Hana menyebutkan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh Eun Woo.

Eun Woo mengeluarkan kartunya dan memberikan kepada Hana. "Kau susah membacanya?"

"M-maaf?"

"Novel yang kuberikan."

"Oh. Ya, terima kasih atas bukunya. Saya sudah membacanya." Hana segera memproses pembayaran Eun Woo. "Mohon ditunggu," katanya seraya mengembalikan kartu Eun Woo.

"Kau sudah makan?"

"Ya, m-maaf?" Hana mendongak dengan sedikit terkejut.

"Maukah menemaniku makan malam? Nanti setelah kau selesai kerja."

"M-maaf?"

"Aku tunggu." Tanpa menunggu jawaban apapun, Eun Woo berbalik menuju salah satu meja yang kosong.

Seperti biasa Eun Woo memilih meja paling pojok di dekat meja kasir.

Sesungguhnya energi Eun Woo masih belum pulih seutuhnya. Ia sangat ingin beristirahat, tetapi keinginan untuk bertemu dengan Hana juga sama kuatnya.

Yong Rae di era modern ini jauh lebih enerjik. Mungkin juga karena pengaruh lingkungan yang membesarkannya. Namun, dua-duanya sama-sama menarik dan baik.

"Hai, Hana. Aku pesan yang biasanya." Tiba-tiba datang seorang pemuda seusia Hana kurang lebih, menyapa dengan akrabnya.

"Kak Byung Ho? Sudah lama tidak ke sini," balas Hana dengan senyuman lebar.

"Banyak tugas yang harus kukerjakan. Baru bebas sekarang. Apa kabar?"

"Baik. Wajahmu juga terlihat mengerikan."

Keduanya tertawa atas ucapan Hana.

Eun Woo yang melihat interaksi itu merasa tidak suka dan tanpa sadar, tatapannya makin intens. Ingin sekali ia bangkit dan menyeret pemuda itu menjauhi Hana, tapi itu tak mungkin.

"Mau makan malam denganku? Kau belum makan, kan?" ajak pemuda itu sambil membayar kopinya.

"Eh, itu..." Hana tampak ragu untuk menjawabnya dan malah menatap Eun Woo. "M-maaf, aku tidak bisa."

The Tale of a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang