Tale 5

29 10 3
                                    

Baek Gu tengah bermeditasi di tempat tinggalnya ketika terdengar panggilan Yong Min yang menyatakan dirinya sudah tiba dan bersiap untuk berlatih. Ia tidak pernah menyuruh ataupun melarang Han bersaudara melewati batas pelindung untuk mendatanginya tepat di depan rumah tinggalnya. Mereka tidak bisa melihat batas itu, hanya akan merasa tidak nyaman jika melewatinya, karena tujuannya memang untuk menjauhkannya dari manusia.

Perlahan,  Baek Gu membuka kedua matanya lalu bangkit dan menemui Yong Min yang ternyata bersama dengan Yong Rae. Matahari sudah hampir berada di atas kepala ketika keduanya tiba.

"Ayah dan Kak Sam Dol hari ini pergi sehingga kami bisa kemari. Berdua," kata Yong Min dengan senyum lebar.

"Hem." Hanya itu tanggapan dari Baek Gu.

"Tuan, bisakah kita langsung berlatih sekarang?" tanya Yong Min semangat.

"Aku tidak tahu apakah kau hari ini datang atau tidak, tapi aku sudah menyiapkan target memanahmu yang baru." Baek Gu memberi isyarat kepada Yong Min agar mengikutinya dan menunjukkan di mana targetnya dan di mana pemuda itu harus berdiri untuk mulai memanah.

"Baik, Tuan. " Yong Min mengangguk dan mulai mempersiapkan dirinya.

Sedangkan Baek Gu berbalik untuk mendekati Yong Rae. "Kau ingin berlatih juga atau hanya menonton?"

Yong Rae yang sedari tadi matanya tak lepas dari sosok Baek Gu, terkesiap malu. Wajahnya memerah. "A-aku ingin latihan."

Baek Gu mengangguk. "Aku ambilkan pedang dulu, tadi aku tidak membawanya karena kau bilang hari ini mungkin tidak akan datang."

"S-silakan." Yong Rae masih tergagap karena merasa ketahuan telah mencuri pandang pada sosok Baek Gu yang memang menurutnya tak ada duanya. Pria itu adalah yang paling tampan yang pernah dilihatnya dan fisiknya pun yang paling indah.

Baek Gu segera pergi untuk mengambil pedang dan di setiap langkahnya terasa sekali bagaimana Yong Rae memperhatikannya. Tanpa sadar bibirnya mengulas senyum.

Tak lama Baek Gu sudah kembali dengan dua bilah pedang. Ia menyerahkan satu yang biasa dipinjamkannya untuk Yong Rae berlatih.

"Hari ini coba serang aku. Jangan ragu," kata Baek Gu yang bersiap menerima serangan dari Yong Rae.

"Baik." Yong Rae mengangguk. Awalnya ia tampak ragu, serangannya lemah tapi kemudian tekad kuat menyelimuti dirinya dan gerakannya semakin mantap meskipun jauh dari sempurna.

Baek Gu tentu saja tidak pernah menggunakan seratus persen kekuatannya. Tak ada manusia yang bisa menandinginya. Bahkan dari yang sedikit itu masih membuat Yong Min dan terutama Yong Rae kewalahan.

Saking bersemangatnya, ketika sedang maju dengan pedang terhunus, Yong Rae tak sengaja tersandung batu dan mata pedang yang di bawanya nyaris mengenai Baek Gu yang sigap menangkap tubuhnya.

Tangan Baek Gu menahan pinggang Yong Rae yang nyaris tersungkur dan membantunya berdiri tegak. Waktu seolah berhenti ketika keduanya berdiri berdekatan, bahkan tanpa sadar tangan Baek Gu masih melingkari pinggang Yong Rae.

Merasakan kontak fisik dengan Baek Gu untuk pertama kalinya, Yong Rae merasakan wajahnya memerah dan jantungnya berdetak kencang. Ia bahkan takut bergerak untuk melepaskan diri dari pria itu. Ia takut debarannya terdengar.

Baek Gu yang akhirnya menyadari posisi mereka, perlahan melepaskan tangannya setelah yakin Yong Rae berdiri tegak sambil berdeham. "Hati-hati."

"Ya." Yong Rae menunduk, masih takut untuk melihat wajah Baek Gu yang kini berjalan ke hadapannya.

"Ayo, ulangi."

"Baik." Yong Rae pun kembali memasang kuda-kuda sebelum kembali menyerang Baek Gu.

Yong Min yang tengah berhenti karena hendak memunguti anak panahnya kembali sebab ia sudah kehabisan, melihat ke belakang sejenak. Keduanya tampak intens. Kakaknya juga telah berlatih dengan sungguh-sungguh, sementara Baek Gu harus diakui merupakan guru yang berdedikasi dan menepati janji untuk melatih mereka dengan baik.

Yong Min pun berbalik dan segera pergi, tetapi pikirannya tak lepas dari mereka berdua. Ia merasa bahwa kakaknya dan Baek Gu seperti saling menyukai. Jika dipikirkan lagi, ia tak tahu harus berbuat apa, tapi mungkin dengan berat hati ia akan mencegah kakaknya. Seandainya Baek Gu adalah pria yang memiliki standar manusia normal, mungkin ia akan setuju saja. Hal paling normal dari Baek Gu hanyalah sosok fisik yang dapat dilihatnya saat ini.

Sesampainya di tempat yang menjadi target, Yong Min merasa puas sebab anak panahnya banyak yang kena tepat sasaran atau sangat mendekati. Setelah semua terkumpul, ia pun segera kembali dan melihat bahwa dua orang yang tengah berlatih pedang belum juga berhenti. Gerakan kakaknya belum sempurna, masih tampak kaku, tapi bisa dilihat bahwa kakaknya sangat menikmati apa yang dilakukannya sehingga gerakannya terlihat seperti sebuah tarian.

Yong Min berlatih sekali lagi sebelum akhirnya mereka semua berhenti dan ia bersama Yong Rae pulang.

Mengingat kejadian Hong Sam Dol nyaris melewati batas pelindung, ketika Yong Min dan Yong Rae menjauh bersama kuda-kuda mereka, Baek Gu diam-diam mengikuti dari jarak aman menggunakan kemampuannya untuk bergerak cepat. Ia ingin memastikan terutama Yong Rae pulang dengan selamat.

Tentu saja yang dilakukannya cukup beresiko. Meskipun tidak seperti di masa lalu, tetapi perburuan terhadap gumiho masih dilakukan. Apalagi penampilannya jika dibandingkan penduduk setempat, cukup berbeda. Sekilas ia tampak layaknya putra seorang bangsawan, apalagi di klannya ia memang putra pemimpin klan.

Dengan hati-hati, Baek Gu terus mengikuti dan ketika sudah berada di desa, ia menutup setengah wajahnya menggunakan kipas yang memang selalu dibawanya. Kedua mata dan telinganya waspada terhadap segala pergerakan di sekitar. Sudah sangat lama ia tidak turun ke desa sehingga tidak tahu perkembangan saat ini.

Kemudian, akhirnya Han bersaudara berhasil menyelinap masuk ke kediaman mereka. Baek Gu yang belum puas, melompat naik ke atas genteng demi memastikan keduanya betul-betul selamat.

Tak lama setelahnya tampak rombongan Han Chil Sook dan Hong Sam Dol kembali dari bepergian. Melihat hal itu, Baek Gu yang tadinya hendak kembali, memilih untuk memperhatikan sejenak.

Laki-laki itu masih tetap tampak bodoh saja. Bagaimana mungkin ada orang seperti dia hidup? Dan Hong Sam Dol, jika diperhatikan dari dekat memang menyebalkan. Klan gumiho katanya licik dan pandai memanipulasi manusia, tapi melihat Hong Sam Dol kelihatan lebih licik dari kami. Melihat wajahnya saja, rasanya aku ingin menonjoknya meski tanpa alasan, Baek Gu membatin.

Tiba-tiba Baek Gu merasa khawatir dengan Yong Rae. Apakah pria itu berperilaku baik kepada Yong Rae? Ataukah memiliki rencana busuk juga? Tak dipungkiri, Han Chil Sook memiliki kekayaan berlimpah yang itupun merupakan harta dari istrinya terdahulu, namun demikian harta tetaplah harta yang bisa menarik minat siapapun. Termasuk Hong Sam Dol. Komentarnya mengenai Yong Min saja sudah terlihat sifat aslinya. Kedua matanya berkilat dan tanpa sengaja ia mencengkram erat kipasnya.

Selama beberapa saat Baek Gu menunggu hingga akhirnya memutuskan kembali ke hutan. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini ia menggunakan kemampuannya berteleportasi. Selain tak ingin mengambil risiko bertemu manusia terlalu lama atau naluri alamiahnya akan muncul, ia juga ingin lekas beristirahat.

Sesampainya di hutan, tiba-tiba lewat di hadapan Baek Gu seekor rubah merah yang ketika melihatnya langsung berhenti dan seperti memberi hormat kepadanya. Ia pun membungkuk untuk mengusap kepala rubah tersebut sebelum akhirnya menyuruhnya pergi dan ia melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggalnya.

Begitu tiba, ia yang tadinya ingin beristirahat langsung pergi ke tempat meditasi untuk menenangkan dirinya. Melihat Han Chil Sook dan Hong Sam Dol tadi sejatinya membuat nalurinya bangkit tapi ditahannya.

🦊🦊🦊

Sidoarjo, 07-06-2024

Assalamu'alaikum yuhuuuu
Apakah Yong Rae dan Baek Gu akhirnya bersatu? Hihuuu 💃🏽

The Tale of a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang