Tale 6

29 11 0
                                    

Sudah satu bulan lebih Yong Min dan Yong Rae berlatih bersama Baek Gu. Hasilnya tidak mengecewakan dan karena berlatih kepadanya khususnya ilmu berpedang, mau tidak mau ilmu yang diturunkan adalah ilmu dari klannya. Namun, ia tidak khawatir sebab apa yang mereka pelajari masih termasuk kategori dasar. Kalaupun naik level, tidak bisa sampai di level tertinggi sebab hanya anggota klan yang boleh mempelajarinya.

Kali ini Yong Min melatih jurus berpedang bersama Yong Rae, sedangkan Baek Gu memperhatikan dari bawah pohon sambil mengipasi dirinya sendiri dan menikmati kue buatan Yong Rae.

"Nona Han!"

Panggilan Baek Gu yang lantang seketika membuat dua bersaudara itu berhenti dan menatapnya.

"Gerakan tanganmu masih lemah!"

"Baik!" Yong Rae mengangguk dan mengulangi lagi dari awal.

Setelahnya tanpa sadar, Baek Gu tersenyum. Ia suka melihat gerakan Yong Rae yang anggun seperti sedang menari. Jika keduanya rajin berlatih, mungkin bisa kuat sesuai harapan. Hanya saja apakah mereka berdua punya waktu selama itu?

Dengan Sam Dol yang penasaran dengan kegiatan Yong Min, bisa jadi adik Yong Rae itu dimata-matai meskipun sejauh ini masih aman. Baek Gu juga sudah menyuruh Yong Min berlatih memanah sambil berkuda sendiri di rumahnya atau di mana pun ia bisa melakukannya selain bersama dirinya. Ia sudah mengajari Yong Min dasar-dasarnya, sisanya harus Yong Min sendiri yang memperkuat diri.

Kemudian tiba-tiba Baek Gu berdiri dan menyerang keduanya sekaligus menggunakan sebilah kipas yang dibawanya. Ia memang menggunakan metode ekstrim, berbeda dari cara latihan pada umumnya yang memiliki urutan jelas. Ia hanya mengajarkan jurus-jurus paling penting untuk bertahan dan menyerang. Akan memakan waktu cukup lama jika menggunakan teknik umumnya.

Setiap kali menyerang, tatapan Baek Gu selalu mengunci mata Yong Rae yang menjadi gugup, tapi dengan lihainya berusaha untuk bertahan agar tidak goyah. Baek Gu melakukan itu selagi ia juga menyerang Yong Min.

"Jangan beri kesempatan musuh menyerangmu!" sergah Baek Gu tepat ketika ujung kipasnya menyentuh dada Yong Min. "Pertahananmu masih lemah."

"Baik!" sahut Yong Min. Ia bersyukur yang digunakan oleh Baek Gu adalah kipas bukan pedang sungguhan. Jika tidak, jantungnya pasti tidak selamat dan ia tidak tahu ketika Baek Gu menyerang jantungnya itu karena area vital atau karena...

"Jangan melamun!" sentak Baek Gu yang kini ujung kipasnya menyentuh leher Yong Min. "Musuh datang dari mana saja dan tak terduga, ingat itu!" Ia berbisik di telinga adik Yong Rae dengan naluri murni klannya yang mampu menggetarkan jiwa siapapun yang mendengarnya.

Yong Rae yang ikut berhenti dan menyaksikan adegan tersebut ikut merinding sekaligus takjub. Sosok dan gerakan Baek Gu memang indah, tapi juga mengerikan. Ia beruntung pria itu mau melatih mereka.

Dan tanpa disadari oleh siapapun, Baek Gu tiba-tiba ganti menyerang Yong Rae seperti hendak menculiknya. Mengambil alih pedang di tangan gadis itu dengan mudahnya. "Di saat seperti ini, kau juga jangan melamun," bisiknya lalu menatap Yong Min, "coba bebaskan kakakmu dariku."

Posisi saat ini Baek Gu berada di belakang Yong Rae dengan satu tangan yang memegang kipas melingkari leher Yong Rae, sedangkan tangan lainnya yang memegang pedang siap menerima serangan Yong Min.

Dengan kekuatan penuh, Yong Min langsung menyerang Baek Gu yang dengan lihai menghindarinya membuat tubuh Yong Rae juga bergerak sesuai gerakan Baek Gu.

Kemudian tanpa disadari oleh Yong Rae, yang tadinya ia seperti menjadi tawanan kini seolah tubuhnya bersatu dengan Baek Gu balik menyerang Yong Min. Betapa tidak, tangan yang tadi melingkari lehernya kini berpindah ke pinggangnya dan pedang yang dibawa oleh pria itu, kini dipegang olehnya sendiri dengan tangan pria itu di atas tangannya, menggenggam untuk mengarahkan arah serangan terhadap adiknya. Hal itu membuatnya merasa seperti sedang menari bersama.

Sambil bergerak, Baek Gu beberapa kali mengingatkan gerakan-gerakan Yong Min yang salah atau ketika titik lemahnya terlalu terbuka.

Keduanya baru berhenti ketika kedua ujung pedang masing-masing saling berada beberapa inci dari dada mereka berdua. Baek Gu pun melepaskan kedua tangannya dari Yong Rae.

"Ingat gerakan yang baru saja kita lakukan," kata Baek Gu. Ia kagum terhadap kakak beradik Han tersebut. Keduanya cepat belajar dan untuk ukuran manusia, apa yang sudah mereka lakukan itu hebat

"Baik, Tuan Baek Gu," sahut Yong Rae dan Yong Min serentak.

"Hanya butuh ketekunan untuk menjadi hebat, jadi berlatihlah," lanjut Baek Gu.

"Apakah ada peningkatan?" tanya Yong Min penasaran karena Baek Gu bukan tipe yang suka memuji terang-terangan.

"Tentu saja," jawab Baek Gu datar sedatar ekspresinya, tapi tak urung membuat Yong Rae tanpa sadar melompat untuk memeluknya.

"Terima kasih, Tuan Baek Gu," ucap Yong Rae bahagia. Seharusnya ia takut terhadap Baek Gu terutama mengingat apa yang dilakukan pria itu tidaklah cuma-cuma. Ada harga yang harus dibayarkan nantinya.

Gantian kini giliran Baek Gu yang terkesiap dengan tindakan tiba-tiba Yong Rae. Ia senang tentu saja, tetapi tetap menjaga wajahnya biasa saja.

"Oh, maaf," ucap Yong Rae seraya melepaskan diri dan ganti membungkuk dalam-dalam untuk memberikan penghormatan terhadap Baek Gu.

Sementara itu Yong Min sekilas bisa melihat bahwa Baek Gu tetaplah Baek Gu sekalipun selama ini memperlakukan mereka berdua dengan baik. Ya, ia merasakan Baek Gu menjebaknya agar menyelamatkan kakaknya yang berakhir ia tetap tidak mampu, berganti tiba-tiba mengajak kakaknya bekerja sama untuk menyerangnya.

Sekali lagi Yong Min yakin, Baek Gu menggunakan kakaknya sebagai kedok saja agar bisa menyerangnya balik. Dengan menggunakan tangan Yong Rae, ia diharapkan menjadi melemah. Sungguh licik.

"Kurasa kita harus kembali sekarang," ucap Yong Rae.

Yong Min mengangguk setuju. "Kakak benar. Tuan Baek Gu, kami pamit terlebih dahulu dan akan kembali besok. Sampai jumpa," katanya.

"Ya." Baek Gu hanya mengangguk pelan.

"Terima kasih untuk hari ini," ucap salah satu dari Han bersaudara sebelum akhirnya membungkuk memberikan salam terakhir kalinya sebelum menghilang di tengah rimbunnya hutan.

Setelah keduanya menghilang dari pandangan, Baek Gu mengangkat kedua tangannya yang masing-masing membawa kipas dan pedang yang ia pinjamkan untuk Yong Rae. Ia merasa ada yang menjalar di telapak tangannya.

Untuk sesaat, Baek Gu berdiam diri sebelum akhirnya pergi mengikuti kakak beradik Han pulang seperti biasanya. Enam hari yang lalu, ia tak sengaja mendengar bahwa Han Chil Sook ingin menjodohkan Yong Rae dengan putra seorang pejabat pemerintah. Bukan hal yang aneh, tetapi entah mengapa ia tidak menyukainya.

"Kak, kau menyukai Tuan Baek Gu, kan?" tanya Yong Min tiba-tiba.

Baek Gu yang sedang mengikuti mereka dalam jarak aman pun bisa mendengarnya. Ia juga penasaran dengan jawaban Yong Rae.

"Kau tahu?"

Baek Gu tidak bisa melihat wajah Yong Rae, tapi pertanyaan itu sudah bisa membuatnya menebak seperti apa wajah gadis itu, karena yang terlontar lebih seperti sebuah pernyataan.

Yong Min berdecak. "Terlihat jelas sekali. Dia memang tampan, kuakui itu. Kuat, jelas. Hebat? Rasanya tak perlu diragukan lagi. Aku menghormatinya, terutama dia bersedia membantuku menjadi kuat meskipun dengan syarat..." Mengingat hal itu, ia spontan memejamkan matanya karena belum tahu apa yang akan terjadi. Mungkin akan ditukar dengan nyawanya setelah ia menjadi kuat dan mengalahkan Hong Sam Dol, "seandainya kita dan dia setara, mungkin aku akan senang hati kau bersamanya. Kita berdua tahu bukan, bahwa itu mustahil? Kau dan dia?"

Yong Rae mengangguk. "Aku tahu bahwa itu mustahil, tapi selagi ada waktu, aku ingin terus dekat dengannya."

Mendengar ucapan Yong Rae, tanpa sadar bibir Baek Gu menyunggingkan senyum.

🦊 🦊 🦊
Sidoarjo, 08-06-2024

Annyeong, semakin semakin jeng jeng
Maaf, kemarin nggak up, ketiduran wkwkwk

The Tale of a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang