JADI TUMBAL IBUKU PART 3

382 8 1
                                    

Dija melihat bendera kuning di depan blok C,berarti depan Blok rumah nya.Blok C no 02 rumah Dija no dua dari Ujung dia mengetahui siapa yang mati,tapi berlaga bingung saat sampai depan Rumah.

"Ada Apa ini!!?"

"Jeng Dija,yang sabar ya Jeng.Hendra,Hendra mati over dosis sabu sabu Jeng.!"

"Apa!"Dija berlari kedalam rumah dia sangat pandai bersandiwara.

"Hendra..."Air mata Dija jatuh melihat jasad anaknya, kali ini perempuan itu tidak bersandiwara.

"Maaf kan mama nak..."Dija melihat dari Ujung kaki sampai kepala Hendra,badan nya biru dan membengkak.Dija menatap kasihan pada wajah Hendra. Apa yang telah aku lakukan..Dija merasa menyesal.

Dija terlonjak ketakutan saat tiba tiba mata Jasad itu melotot kepada nya.

"Ya allah! "Dija mundur kebelakang. Mengundang beberapa ibu ibu mendekati nya.

"Ada apa Jeng.?"Tanya seorang Ibu nampak kebingungan.

"Jasad. Melotot,Jasad anak saya melotot. "

"Hah?"

"Masyaalloh!!"Beberapa ibuk ibuk juga mundur ketakutan melihat Jasad Hendra melotot menakutkan.

"Hendra,,sudah ya nakk..Ikhlas kan kematian kamu..." Ucap seorang Ustadzah perempuan sambil mengusap kelopak mata Almarhum agar kembali tertutup.

Dija mendekati seorang ketua RW,"tolong secepatnya makam kan Anak saya.."Pinta Dija

"Ini sudah sangat sore buk..Sebaiknya kita makam kan besok selepas sholat Zhuhur. "Dija mengangguk pelan rasanya dia tidak sanggup serumah dengan jasad anaknya yang dinilainya sangat janggal.

"Tolong malam ini juga,kamu pulang temani mama dirumah...Mama takut sendiri an sama jasad kakak mu..."

"Iya Ma,tapi saya harus ijin dulu sama Mas bayu.Nanti malam Insyallah kami pulang.."

"Ya sudah, mama tunggu..."Dija menelpon Anak kedua nya seorang perempuan yang sudah menikah dan tinggal dirumah suami nya.Dua jam dari kediaman mama nya.

Satu persatu pelayat meninggalkan rumah duka,baru setelah magrib mereka akan kembali untuk Yasinan.

"Nanti setelah magrib, jeng Mipa cepat cepat kesini ya...Temani saya sampai Dini anak saya pulang.."

"Baik lah Jeng,Kenapa sih..Masa sama jasad anak sendiri takut."

"Bukan begitu Jeng,tapi saya risih mengapa Jasad anak saya langsung dikapani seperti itu.."Dija bergidik ngeri melihat sosok pocong terbaring di tengah-tengah rumah nya.

"Kata Ustadzah Robiah,,Jasad Hendra terus membengkak jadi mending langsung di kapani."

"Ohh begitu ya..."

"Baiklah Jeng,saya permisi dulu..."

"Oh iya Jeng..Jangan lupa ya..."Jeng Mipa mengangguk.

Dija berjalan keluar rumah,rasanya didalam begitu horor..

"Rusdi,Tanto..Cepat kemari!"

"Baik nyonya.."Jawab sopir dan tukang kebun Dija.

"Rusdi.Cepat kamu beli kue kue yang enak,untuk acara malam ini.Dan beli 300 bungkus nasi padang lauk nya Rendang.Ini uang nya."Dija memberikan uang dua juta  pada sopir itu.Lalu Rusdi segera pergi.

"Dan kamu Tanto sapu dan gelar tikar di dalam untuk acara malam ini.Gelar 5 ambal yang ada di gudang saya mau keluar sebentar"saat itu masih jam lima sore kira-kira satu jam lagi sebelum acara dimulai.

Tanto beberapa kali menelan air luda, jam 5 sore sendirian dirumah bersama seonggok jasad.Coba berikan komentar anda??.Bila Anda dalam posisi Tanto.??.

"Dasar majikan tidak punya perasaan.Saya ditinggal sendiri sama mayat den Hendra..Tanto menoleh ke jasad Hendra.Makanya Den jangan suka pake Narkoba,kalau sudah mati kayak gini gimana aden ketemu sama malaikat di kubur nanti..Mau jawab apa Den,ketika ditanya.Siapa tuhan mu??.Hehehehe,aden aden malang benar nasib mu..Harta sebanyak ini lalu buat siapa..?Buat Tanto aja ya...Hehehehe."Tukang kebun itu terkékéh sambil geleng kepala.

Tiba tiba Jasad Hendra bergerak duduk sendiri..Lalu menoleh pada Tanto..

Tanto sedang menyapu membelakangi mayat.Sambil nyanyi.

"Nasib...Emang Nasib...Dapat kerjaan jadi tukang kebunn"Tanto nyanyi sambil menyapu.

"Tantoooo..."Suara panggilan dari belakang membuat tungkai kaki Tanto bergetar ketakutan..

"Tanto...Belikannn...Saya Narkooobaaa..."

Tanto perlahan menoleh ke belakang.

"POCONG!!"Tanto berteriak dan berlari keluar rumah

BERSAMBUNG

KUMPULAN CERITA HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang