JADI TUMBAL IBUKU PART 4

312 6 0
                                    

"POCONG Pocong! "Dija baru saja menghentikan mobil BMW nya di depan rumah bak Istana miliknya.Setahun yang lalu rumah itu ditawar seorang Artis ternama seharga 7 Triliun.WAW!

Dija cepat cepat keluar dari dalam mobil,mendengar Tanto tukang kebun nya berteriak Pocong pocong. Apa yang sedang terjadi pikir Dija.

"Tanto!Tanto!!.Tenangkan diri kamu!"

"Hoss hoss hoss"Napas laki-laki itu masih tidak beraturan.

"Tanto, ada apa?!"

"Nganu bukkk..Nganu.."

"Nganu apaan!"Bentak Dija

"Den Hendra jadi pocong!"

Bagaikan disambar petir di sore hari Dija benar-benar kaget setengah mati.

"Ja-Jangan bercanda kamu!"

"Sumpah bukk. Saya melihat Aden duduk dan melotot ke saya!"

"Ada apa Buk?"Tanya Rusdi yang baru saja tiba dengan Lima kantong plastik besar berisi nasi bungkus dan 2 kotak Aqua besar berisi kue kue.

"Tidak apa-apa,Rusdi coba kamu cek kedalam rumah." Perintah Dija.Rusdi yang tidak tau apa-apa itu mengikuti perintah itu dengan santai sambil membawa dua kantong plastik.

"Angkat tuh barang "Ucap nya pada Tanto

"Iya mas..Mas duluan aja.."

"Bagaimana Rusdi?"

"Aman Buk,emang ada apa?."

Dija mendengus kesal pada Tanto."Mana nggak ada apa-apa? "

"Sumpah bukk!"

***

Acara Yasinan dimulai,,Dija nampak resah karena Putri nya Dini belum juga datang sementara pembacaan Yasin hampir selesai.Dija berjalan keluar ruangan tidak peduli dengan tatapan Aneh dari para ibu-ibu pelayat.

Dija berulang kali menghubungi Dini,namun Anak perempuan nya itu tidak kunjung mengangkat telpon.
"Dini kemana sih"Gerutu Dija yang mulai Resah.Wanita itu kembali masuk ke rumah.

Aku tidak boleh seperti ini, ini pasti cuma perasaan bersalah aku aja..Batin Dija berusaha menguatkan nya.

Jam Sembilan malam tamu ngelayat sudah mulai sepi. Tinggal Ustadzah Robiah dan beberapa ibu ibu pengajian.

"Ibu Dija,tidak apa-apa kan?"

"Tidak apa-apa Buk.."Jawab Dija saat Ustadzah Robiah bertanya..Wanita itu sangat terpandang di perumahan tersebut karena kealiman dan ilmu agama nya yang tinggi.Dia adalah seorang pendiri sebuah Pondok pesantrén dan juga seorang Dosen pendidikan agama islam.

Entah lah apa hanya pandangan nya saja yang sedang tidak baik..Tapi Ustadzah itu melihat banyak kambing di dekat Jenazah Almarhum Hendra..

"Ada apa Ustadzah?"Tanya Dija

"Ohh,tidak apa-apa bukk.."

Sopir Ustadzah Robiah memasuki rumah duka..

"Buk,barusan bapak nelpon..Katanya dirumah ada tamu."Ucap Sopir Ustadzah Robiah dengan lembut dan sopan.

"Ohh..Baik lah Bambang,sebentar lagi saya ke mobil. "

"Permisi buk.."

Setelah itu Rombongan pengajian Ustadzah Robiah ijin pulang pada Dija.Akhirnya tinggal lah Dija sendiri bersama dua orang pembantu nya.

"Tanto"

"Iya buk?"

"Ajak Rusdi bereskan semua ini,Saya mau ke kamar saya capek sekali.."

"Baik Buk!"

"Oh ya Tanto,besok tolong cari kan dua orang pembantu perempuan...Saya merasa rumah ini begitu sepi."

"Baik Buk"

Dija menaiki tangga menuju lantai Dua disana lah kamar wanita itu.

Krekk

Setelah menutup pintu kamar. Dija duduk di depan meja rias dan memakai serum perawatan muka yang dia pesan langsung dari teman nya di Korea.Serum itu seharga 15juta.WAW!

"Seperti nya lebih baik saya menikah lagi...Tapi saya harus pilih pilih,minimal orang itu Jendral TNI atau Polri. "Dija bicara sendiri.

"Benarrrr...."

Dija bangun dari baring nya,sekarang posisi nya duduk di tepi ranjang nya..Dija yakin tadi ada yang menyahut ucapan nya.Dija segera berjalan cepat ke ambang Pintu dan langsung membuka pintu tersebut.

"Tanto!.Rusdi!."Tidak ada yang menyahut.

"Apa mereka sudah kembali ke belakang Ya.."

Dija bergegas menuruni anak tangga menuju lantai dasar.Di raih nya gagang sebuah pintu utama yang sangat besar itu.Kini dia hanya sendirian di rumah semegah dan sebesar ini.

"Dor dor loe"suara pintu di gedor

"Dasar pembantu2 GILA!!"Maki Dija

"Siapa yang menyuruh mereka mengunci Pintu ini!"

"Maaaaaa....!"Dija terhenyak napas nya tiba tiba sesak. Dia sangat mengenal suara itu..

"Maaaaaa...Mengapaaa..Mama...bunuhhh Hendraaa...."

"EMBEEKKK..!!"

"BUKAAA SIAPAPUNN TOLONG BUKA PINTU!!!"
Dija menoleh ke belakang Jenazah Hendra berdiri dan berjalan kearah nya..Ditemani seekor kambing tanpa kepala.

"BUKAAA!!!!"

"TANTO BUKA!!!!"

Krekk.

"Mama!!" Dija menghambur ke pelukan Dini.

"Mama kenapa ma?"

Dengan napas ngos ngosan.Dija menunjuk jasad Hendra yang masih terbaring,seperti tidak ada jejak pergerakan.

BERSAMBUNG

"

KUMPULAN CERITA HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang