04. Unik

3.7K 381 5
                                    

Bau telur dadar tepung menggugah penciuman Katy, membujuknya untuk segera membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau telur dadar tepung menggugah penciuman Katy, membujuknya untuk segera membuka mata. Ia menggeliat lalu meregangkan tubuhnya sejenak sebelum turun dari ranjang kecilnya.

Sebelum masuk ke kamar mandi Katy mampir ke dapur untuk menyapa ibunya dan melihat menu apalagi yang dimasak wanita cantik favoritnya itu. Ia butuh makan banyak, karena akan bekerja keras hari ini.

"Wah ada sayur sup, masakan ibu memang yang terbaik" pujinya lalu mencium pipi Asri.

"Ih bau iler, cepat mandi sana!" Ujar Sang Ibu membuat Katy cemberut, Asri yang hanya bercanda akhirnya tak mampu menahan tawa melihat wajah menggemaskan Putri kesayangannya.

Setelah semua siap, ketiganya berkumpul di meja, meski hanya menu sederhana, keluarga kecil itu selalu mengusahakan untuk makan bersama.

"Mau manjat berapa pohon hari ini Nak?" Taufik bertanya sambil memperhatikan Katy yang mulai makan dengan lahap.

"Tiga pohon Mangga milik Pak Ansar Yah, katanya pemanjat yang lain banyak yang nolak, soalnya pohonnya terlalu tinggi, rantingnnya kecil-kacil dan jarak buahnya terlalu jauh, kalau ada yang sanggup bayarannya mahal. Makanya dia bersedia menunggu sampai aku libur" Katy menjawab setelah berhasil menelan makanannya.

"Hati-hati Nak, jangan lupa berdoa, jangan terlalu percaya diri, biarpun sudah berpengalaman, nasib sial nggak ada tanggal merahnya" Nasehat rutin Asri setiap Sang Putri akan bekerja tidak pernah bosan dia sampaikan. Rasa cemas selalu ada jika mengingat resiko yang bisa saja terjadi.

"Iya Bu, aku tidak akan lupa kok, bantu doa juga ya, biar pekerjaan aku lancar"

Ketiganya menyelesaikan makan lalu berlanjut ke aktifitas masing-masing. Asri mencuci pakaian dan beberes, Taufik lansung ke kebun, begitu juga Katy yang ingin cepet-cepet bekerja sebelum panas matahari makin menyengat. Meskipun desa mereka bersuhu dingin, terlalu lama di bawah sinar Matahari juga tidak baik. Namun ia masih menyempatkan diri membantu ibunya cuci piring sebelum pergi.

🐱

"Ya Tuhan! Apa itu?" Pekik Lala meihat objek yang di tunjuk Yanti. Mobil-pun berhenti karena Sang pengemudi, Tedi, juga kaget sekaligus penasaran.

Tampak disana, di atas sebuah pohon mangga yang cukup tinggi, seorang gadis yang memakai legging sport hitam dan kaos lengan panjang, dengan lincahnya berpindah dari satu cabang ke cabang pohon lain. Tak jauh darinya tardapat sebuah keranjang besar yang di ikat dengan tali yang terhubung ke bawah pohon.

Gadis itu memetik buah-buah mangga dengan cepat  tampa bantuan galah. Sesekali sosoknya menghilang diantara rerimbunan daun dan kembali dengan banyak buah dalam pelukannya. Ia terlihat seperti melayang karena ranting hanya bergerak sedikit saat ia berpindah tempat.

"Siapa gadis itu, dia seperti pemain sirkus?" Tanya Lala menatap kagum.

"Dia anaknya Bi Asri, ART di rumah Kakekku, dari kecil hobinya memang memanjat pohon, sekarang dijadikan pekerjaan sampingan karena dia masih sekolah" terang Yanti hanya melihat pada Dirga, karena meski tidak berkomentar, ia bisa melihat kalau pria itu juga penasaran. "Apa kalian ingin melihatnya lebih dekat, dia salah satu keunikan Desa ini?"

My Lovely Katy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang