Ucapan itu terlontar bersamaan dengan lampu merah yang menyala, mobil berhenti dan semuanya terdiam. Bahkan Dirga sempat melotot tak percaya kalau Katy mau mengungkapkan status mereka.
Tiba-tiba suara tawa terdengar keras, pelakunya adalah Baim dan Dewi, itu adalah bentuk penyangkalan mereka, meski sudah curiga, keduanya sulit percaya, terutama Dewi, karena gadis itu sering menjadi saksi ungkapan kekesalan Katy pada Dirga.
"Kau bercanda kan Kat?" Tanya Dewi setelah tawanya mereda, ia menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada sahabatnya itu.
"Ini serius, aku sebenarnya menunggu saat yang tepat untuk mengatakannya, karena kita kebetulan membahasnya sekarang, jadi kupikir sekalian saja" jawab Katy memandang lekat gadis berblouse tosca di depannya.
"Tapi bagaimana bisa? Kalian kan..." Baim tak menyelesaikan ucapannya karena ia keburu mendapatkan pelototan dari Dirga.
"Tidak akur maksudmu?" Selanya dengan pandangan tajam, membuat Baim merinding, keramahan pria itu beberapa saat lalu meluap, itu karena ia tidak ingin Katy goyah karena kedua sahabatnya. "Memang benar kami sudah menjadi sepasang kekasih, syukurlah Katy mengungkapkannya, jadi kami tidak akan sungkan lagi"
Validasi dari Dirga membuat Dewi dan Baim tak bisa membantah lagi, karena lampu sudah berubah hijau, Baim kembali menekan pedal gas dan mobil-pun melaju di tangah kepadatan kendaraan lain. Dewi menatap sahabatnya karena merasakan genggaman hangat di tangannya.
"Kalian bersamaku hampir seumur hidup, selama di kota, bisa dibilang kalian adalah keluarga terdekatku karena itu aku ingin berbagi hal ini. Tidak ada intimidasi atau pemaksaan, kami sepakat untuk lebih saling mengenal dan menumbuhkan perasaan positif. Jadi kuharap kalian tidak berburuk sangka dan bisa mendukung kami"
"Aku masih tak percaya Kat, kukira kau memprioritaskan kuliahmu dan tidak akan terlibat urusan cinta sampai lulus, tapi nyatanya" balas Dewi sedikit kecewa.
"Wi, ingat apa yang pernah kukatakan, kita harus saling menghargai privasi" Sela Baim mengingatkan Dewi yang sudah melewati batas.
Dirga menghela nafas jengah lalu berdecak "kalian ini terlalu berlebihan, setiap hari kita bersama, bahkan aku mengajak kalian di kencan pertama kami, jadi apa yang perlu khawatirkan" ucapnya kesal.
"Ini kencan?" Batin Katy yang membuat wajahnya seketika memanas. Dewi dan Baim tak lagi bicara, keduanya jadi merasa bersalah karena sudah overthinking dan menjadi pengganggu.
Begitu mobil Baim terparkir rapi dia basement Mall dan keempatnya sudah turun, suasana canggung makin terasa, rencana awal yang semula akan bersenang-senang jadi terasa tak menarik lagi setelah pengakuan Katy.
"Kak, maafkan kami yang sudah terlalu ikut campur dan berpikir berlebihan, padahal Kakak sudah banyak membantu kami, biar aku dan Baim pulang pakai kendaraan umum, kita berpisah disini, nikmatilah kencan kalian. Ayo Im!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Katy (End)
ChickLitKisah seokor Kucing betina yang menjadi pelihaharaan sebuah keluarga kecil. Ia menjadi kesayangan setelah pernah hampir mati di jalan. Namun hidupnya harus berakhir tragis karena menyelamatkan nyawa sahabat kecilnya yang merupakan putra sang majikan...