Katy tidak mungkin lupa benda itu, kalung yang pernah ia pakai selama 2 bulan, hadiah pertama dari Dirga saat ia mulai bisa kembali berlari setelah masa pemulihan. Tangannya bergetar dan denyut jantungnya semakin meningkat, ia memilih tidak berkedip karena pasti air matanya akan jatuh. Jika benda itu ada pada Dirga yang ia kenal sekarang, berarti mereka adalah orang yang sama. Nama bisa saja mirip, tapi kalungnya...
Suara langkah kaki mendekat membuat Katy meletakkan kembali kunci motor itu dan berusaha menormalkan kembali ekspresinya. Ada Dewi dan Baim yang datang dengan nampan berisi buah potong dan 3 gelas es teh.
"Jangan khawatir, aku sudah ijin kok, Kak Dirga orangnya baik dia bilang silahkan dimakan saja daripada buahnya busuk" ungkap Dewi yang menyadari Katy menatap pada buah yang dibawahnya.
Mendengar ucapan sahabatnya, gadis itu tanpa sadar tersenyum, Dirga memang baik hati, kini ia benar-benar yakin pria yang selalu membuatnya kesal itu adalah teman kecilnya.
'Tapi dia pasti tidak kakan mengenaliku, jika aku jelaskan pun dia pasti tidak kan percaya dan menganggapku gila, aku harus bagaimana? Atau biarkan saja seperti apa adanya?'
"Eh anak gadis malah melamun, minum dulu kalau begitu, segerin otak sebelum jadi panas" tegur Baim yang mendapati Katy tengah menatap kosong.
"Aku nggak melamun, tapi lagi hapalin langkah-langkah menyiapkan tanah buat berkebun" elak Katy mulai membuka buku catatannya. Ketiganya pun segera terlibat dalam diskusi yang berlangsung selama satu jam. Tepat jam 9 malam, Katy dan Dewi pun pulang ke tempat kostnya.
🐱
Di kamar Dirga, terdapat foto keluarga yang terpajang di dinding kamar dan ada satu foto lagi dengan gambar dirinya dan seekor kucing putih dalam pangkuannya. Foto yang berasal dari belasan tahun lalu yang selalu di bawa kemanapun ia menetap.
Sejak kematian Kity yang tragis, Dirga menjadi trauma dan tidak ingin memiliki hewan peliharaan lagi. Hal itu juga berpengaruh pada perubahan sikapnya yang menjadi lebih tertutup dan penyendiri, dia memang aktif di organisasi, namun seperlunya saja. Tedi yang jadi sahabatnya bahkan jarang berkunjung atau nongkrong bersama.
Hubungan cinta? pria itu tak pernah punya pengalaman sama sekali, ia merasa risih jika didekati, apalagi jika perempuan itu mulai agresif padanya. Hal itulah yang membuat ia merasa bahwa Katy berbeda, selain sikap dan kemampuannya yang seperti hewan favoritnya, kucing.
Dirga meraih ponselnya, ia ingin mengirim pesan kepada kontak yang beri nama 'kucing galak'.
'Besok pagi aku ingin makan nasi kuning'
Itu adalah pesan yang ditulisnya, sekedar iseng, dan tidak mengharapkan pesannya akan di balas, ia hanya ingin gadis itu mengingatnya sebelum tidur.
Saat hendak meletakkan ponselnya, ia mendapatkan satu notifikasi dari nomer kucing galak, bergegas ia membuka pesan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Katy (End)
Literatura FemininaKisah seokor Kucing betina yang menjadi pelihaharaan sebuah keluarga kecil. Ia menjadi kesayangan setelah pernah hampir mati di jalan. Namun hidupnya harus berakhir tragis karena menyelamatkan nyawa sahabat kecilnya yang merupakan putra sang majikan...