19 - Perpisahan

75 14 2
                                    

"Gue mau Jim." Ucap Rain lirih tapi dapat didengar oleh Jimmy dan Bayu.

Seketika rasa bahagia menyelimuti hati Jimmy. Ia langsung memeluk laki-laki yang ada di depannya.

"Thanks Rain." Ucap Jimmy sambil menghapus air matanya. Rain menepuk punggung laki-laki itu sembari terus memeluknya.

Bugh

Rain langsung tersungkur setelah mendapat bogeman dari Bayu.

"Rain!!" Teriak Jimmy yang terkejut saat Bayu tiba-tiba datang dan memukul Rain. Ia langsung menghampiri Rain dan membantunya berdiri.

"Lo apaan sih Bay? Kenapa mukul gue?! Apa salah gue?!!" Tanya Rain yang masih terkejut dengan pukulan Bayu yang tiba-tiba.

"Bangsat lo Rain." Umpat Bayu.

"Maksud lo apa sih Bay?! Salah Gue Apa?!!" Tanya Rain lagi dengan nada tinggi. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Bayu kepadanya.

"Bay, lo kenapa tiba-tiba mukul Rain?" Kini giliran Jimmy yang bersuara.

"Diem lo Jim, urusan gue bukan sama lo."

"LO PUNYA MASALAH APA SAMA GUE HAH?!!!" Teriak Rain.

"Gila ya udah sejauh ini lo masih gak nyadar sama kesalahan lo. Babi kalian semua."

"Lo ngatain gue sama Jimmy babi?! Terus lo APAAN?!! KELAKUAN LO KAYAK GINI GAK PANTES DISEBUT MANUSIA!!!"

Mata Bayu menyeringai tajam ke arah Rain.

"Semua jenis lo embat. Dasar BRENGSEK." Ucap Bayu menatap tajam ke arah Rain.

Rain langsung membeku mendengar ucapan Bayu. Ia tidak menyangka sahabatnya mampu berkata kasar kepadanya, bahkan tega memukulnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya? Apa yang membuat Bayu begitu marah sampai berbuat seperti ini?

Rain diam di tempat mencerna setiap kata yang dilontarkan Bayu. Apa yang telah dia lakukan sampai membuat Bayu begitu marah? Apakah ia telah tanpa sengaja melukai perasaan sahabatnya?

Tanpa mereka sadari ada dua sudut yang tersungging menyaksikan kejadian itu.

.
.
.
.

Setelah kejadian di rooftop Bayu dan Rain tidak lagi saling bertemu. Mereka seakan saling menghindar satu sama lain. Baik Bayu maupun Rain enggan menjelaskan duduk permasalahan yang mengakibatkan pertengkaran diantara mereka.

Aktivitas sekolah yang telah usai membuat hubungan mereka semakin renggang. Sekarang tidak ada lagi alasan bagi keduanya untuk bertemu ataupun hanya berpapasan. Bahkan tak satu pun dari mereka yang berniat menghubungi terlebih dulu untuk berbaikan atau sekadar menanyakan kabar.

Tak ada lagi kejahilan Rain yang suka menggoda Bayu atau sebaliknya. Tak ada lagi gelak tawa mereka yang selalu terdengar saat keduanya bertemu. Bayu dan Rain tak lagi bersama. Mungkinkah kisah mereka hanya akan menjadi masa lalu?


Suasana sore di halaman rumah Bayu begitu cerah, matahari yang bersinar terang dengan kicauan burung di sekitar menambah keceriaan sore itu. Tapi tidak dengan sang pemilik rumah. Entah sudah berapa lama ia mengurung diri di rumah, keluar hanya jika perlu saja, selebihnya ia hanya berada di kamar atau halaman belakang.

Satu-satunya teman setia Bayu saat ini adalah sebatang rokok yang selalu bertengger di sela-sela jari tangannya. Entah sudah berapa bungkus yang ia habiskan dalam sehari. Rain pasti mengamuk jika melihat dirinya merokok seperti ini. Bayu tersenyum getir melihat putung-putug rokok di sekitarnya.

Bayu masih betah menikmati matahari senja yang sebentar lagi akan tenggelam di tepi kolam renang rumahnya. Tatapannya kosong, entah pikirannya kemana. Sesaat kemudian Bayu masuk ke dalam kamar, berharap mendapat ketenangan. Tapi nyatanya hanya kekosongan yang ia rasakan. Semuanya terasa kosong, hidupnya benar-benar kosong selama beberapa minggu ini. Entah kenapa, Bayu tidak menemukan jawabannya.

When this Rain Stops (BxB) | OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang