25 - Pernyataan

57 6 0
                                    

Malam ini gelap seperti biasa. Bulan tidak bersinar terlalu terang, bintang pun tidak banyak yang bermunculan bahkan langit terkesan sedikit mendung. Sungguh, tidak ada yang istimewa dengan malam ini.

Namun, berbeda dengan suasana di sebuah taman kecil di belakang rumah seseorang. Di tengahnya telah berdiri sebuah meja dengan makanan yang tersusun rapi di atasnya, juga lilin yang semakin menambah keromantisan.

Bayu akan membuat malam ini menjadi istimewa baginya, dan bagi seseorang.
Beberapa kali ia melirik layar ponselnya. Entah hanya untuk melihat jam atau menunggu ada pesan. Dan benar saja, tidak lama kemudian ponselnya berbunyi. Segera ia menekan tombol warna hijau pada layar hp tersebut.

“BAY!!! GUE UDAH DI DEPAN!!!”

Bayu langsung menjauhkan ponselnya dari telinga.

“Kebiasaan hidup di hutan nih monyet.” Gumam Bayu. “Lo tinggal masuk ribet amat sih. Kagak dikunci rumah gue.”

“Tapi Gerbang Rumah Lo Dikunci. Lo Pengen Gue Manjat Lagi?” Ujar Rain dengan suara yang masih terdengar nyaring.

Bayu langsung menepuk jidatnya. Ia lupa bahwa tadi hanya membuka pintu rumahnya saja tapi membiarkan gerbang rumahnya tetap terkunci.

“Iya, iya, gue keluar sekarang. Lo jangan manjat, ntar digebukin warga.” Ucap Bayu.

“DAN KECILIN SUARA LO, JANGAN TERIAK-TERIAK DI TELFON APA LAGI DI DEPAN RUMAH GUE!!” Kali ini Bayu yang berteriak. Terdengar suara cekikikan dari balik terlfon sebelum sambungan terputus.

Bayu langsung mengajak Rain menuju taman belakang rumahnya. Rain tampak takjub dengan pemandangan yang ada di depannya.

Di sana terdapat sebuah meja dengan dua buah kursi yang saling berhadapan.

Di atas meja tersebut terdapat sebuah botol wine dengan dua gelas sampanye di kedua sisi meja serta beberapa jenis makanan dan semuanya adalah makanan favorit Rain. Tidak hanya itu, di tengah-tengah meja berjejer lilin-lilin yang menambah suasana romantis.

“Bay…” Ucap Rain tidak percaya.

“Happy birthday.” Kata Bayu.

Tampak rona bahagia pada wajah Rain. Dan itu merupakan ucapan ulang tahun pertama yang dia dapatkan. Terlebih yang pertama mengucapkan adalah orang yang dia harapkan. Rain benar-benar bahagia, tidak ada kata yang mampu mendeskripsikannya.

Bayu mempersilahkan Rain untuk duduk di salah satu kursi, lalu ia menuangkan minuman pada gelas Rain dan juga miliknya. Malam yang biasa akan menjadi malam penuh makna bagi dua insan yang saling menyembunyikan perasaan itu.

Mereka berdua menikmati makanan tersebut. Saling memandang, tersenyum, bahkan sesekali Rain memberikan suapan istimewa kepada Bayu yang diterima oleh laki-laki itu dengan sangat bahagia.

Tibalah saat yang ditunggu Bayu. Ia sudah mempersiapkan momen ini dengan penuh keyakinan, memantapkan hati untuk menuntaskan segalah resahnya pada malam ini. Ia tidak ingin menunda lagi, tidak ingin kehilangan kesempatan. Ia sudah memutuskan untuk memilih jalan yang ingin ia lalui, bersama dengan orang yang dia pilih.

Dengan menggenggam setangkai bunga mawar yang ia sembunyikan di bawah meja, ia berniat memberikannya pada seseorang yang ada di hadapannya.

Bayu hendak mengeluarkan bunga tersebut sebelum suara Rain menghentikan niatnya.

“Bay.” Panggil Rain.

Bayu langsung memandang Rain dengan senyum yang tetap menghiasi wajahnya. Namun tanpa diketahui siapapun, jantung Bayu berdetak berkali-kali lebih kencang dari biasanya.

When this Rain Stops (BxB) | OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang