3 - Kiss the Rain

104 12 0
                                    

Bayu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, semua hampa tanpa Rain. Perlahan ia menutup matanya, bayangan Rain tersenyum manis kepadanya, lalu cepat-cepat ia membuka mata berharap bayangan itu menjadi kenyataan. Tapi apa, hanya kekosongan yang ia dapat, bayangan kekasihnya selalu hilang seperti ditelan siluet saat matanya terbuka. Namun saat matanya terpejam bayangan itu selalu muncul membuat Bayu ingin meraihnya. Setelah itu rasa kecewa yang ia dapat.

Jika ini mimpi, bolehkah aku kembali tidur dan mengulangi masa indah itu lagi?

Sayup-sayup terdengar instrument lagu Kiss the Rain, matanya terpejam menghayati setiap nada dalam lagu itu. Tiba-tiba air matanya menetes tanpa ia sadari.

Lagu itu membawa cerita tersendiri baginya.

Pikirannya berputar mengenang sesuatu dari beberapa tahun yang lalu.

***

"Rain, besok lo ikut gak?" Tanya Bayu sembari membuka kaleng coca-cola dan meminumnya.

"Kemana?" Tanya Rain balik lalu mencomot kaleng coca-cola Bayu dan menegaknya.

"Eh gembel lo minta ato ngerampok?" Protes Bayu.

"Nih kalo gak ikhlas gue balikin." Rain menyerahkan kaleng itu ke tangan Bayu.

"Sialan! Lo manusia bukan sih, belum ada setengah juga gue minumnya." Gerutu Bayu setelah mengocok kaleng yang sudah kosong itu.

"Ya elah, gue beliin lagi ntar." Celetuk Rain. "Eh lo tadi mau ngajak gue kemana?" Tanya Rain kemudian.

"Lo tuh lupa ato pikun sih." Bayu menjitak kepala Rain.

"Aduh! santai bro, maklum lah faktor usia...hehe."

Bayu menjitak lagi kepala laki-laki di depannya itu.

"Gimana, besok lo ikutan kagak?"

"Kemanaaa?" Rain mendelik ke arah Bayu.

"Nih anak belom inget juga, emang bener-bener ya lo bikin gue makin frustasi." Keluh Bayu meremas kepalanya.

"Besok kan acara pensi akhir tahun sekolah kita, kelas lo ikutan kagak?" tanya Bayu lagi setengah emosi.

"Omegat gue lupa." Ujar Rain dengan sok imutnya.

"Lebay lo Lebay." Cibir Bayu.

"Gue harus latihan, hari ini kan glady bersih."

"Bisa apa lo mau sok-sok tampil." Ejek Bayu.

"Emang elo yang main gitar aja senarnya sampek putus." Balas Rain dan disusul dengan tawanya yang khas.

"Yee...gue mah orangnya multitalent gitarnya aja tuh yang rapuh." Tindas Bayu tak mau kalah. "Lo mau nampilin apa Rain?"

"Tunggu tanggal mainnya." Ucapnya dengan gaya sombong lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Duluan ya nyuk." Pamit Rain lalu berjalan menuju ruang musik.

Bayu hanya mendengus sebal ditinggal pergi sahabatnya.

***

Malam acara pensi pun tiba Rain bersiap-siap menunjukkan kebolehannya di atas panggung.

"Wuiih...keren bener sahabat gue satu ini." Celetuk Bayu saat berpapasan dengan Rain setelah tampil.

Bayu memang tidak bisa bermain alat musik tapi suaranya tidak bisa dianggap remeh lebih merdu dari kicauan burung di pohon cemara.

Kebalikan dengan Rain yang lihai main berbagai alat musik baik tradisional maupun modern tapi jangan tanya soal vocal bisa dibayangkan sendiri bagaimana histerisnya orang-orang yang mendengar suara falsnya, sangat merusak telinga 🤣.

When this Rain Stops (BxB) | OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang