7 - Kolam Renang

77 15 2
                                    

“Sampai kapan gue harus menunggu.” Mata Bayu terus memandang ke arah jendela, berharap seseorang yang ia rindukan tiba-tiba muncul.

Meski ia tahu bahwa orang itu telah pergi. Tapi hatinya menyangkal kalau dia pasti akan kembali untuknya. Hanya perlu waktu, mungkin nanti, atau besok, bisa jadi lusa. Dia hanya perlu menunggu.

“Hhh…” Suara helaan nafasnya terdengar sangat berat. Seberat rindu yang ia pikul saat ini.

Bayu bangkit dari tempat tidurnya menuju jendela lalu duduk di tepinya. Tangannya meraih batang rokok yang ada diatas meja, kemudian menyulutkan api pada ujungnya.

Sekarang ini pikirannya sangat kacau, berharap seseorang yang memutuskan untuk pergi akan kembali lagi.

Gila! Impatnya.

Pergi adalah keputusan Rain, sedangkan kembali adalah harapan Bayu.

Berkali-kali ia menghirup batang rokok itu, kini hanya tinggal putungnya saja. Di buangnya putung rokok itu sembarangan ke bawah, ia memperhatikan kemana putung rokok itu akan jatuh ternyata mendarat tepat ke kolam renang miliknya.

***

“Bay!!! Woy…brrr…lo mau bunuh gue?!” Teriak Rain sambil menyemburkan air yang masuk ke mulutnya. Ia meronta berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Bayu yang ingin menenggelamkannya.

“Ini belum apa-apa dibanding perbuatan lo ke gue kemarin.” Bayu mendorong tubuh Rain ke dalam air.

Kemarin adalah hari yang paling memalukan dalam hidup Bayu.

Ketika ia sedang bermain futsal pada jam olahraga tiba-tiba baju yang ia kenakan robek. Terbelah menjadi dua bagian belakangnya saat melakukan selebrasi kemenangan.

Hal ini terjadi karena Bayu memakai baju Rain yang ukurannya lebih kecil dari miliknya. Ia menyampirkan asal baju tersebut pada pembatas dinding ruang ganti, sedangkan di ruang sebelahnya ada Rain yang tidak tahu kalau bajunya tertutup oleh baju Bayu sehingga ia mengambil asal baju yang ada di atasnya tanpa memastikan lagi. Setelah itu ia langsung pergi karena jam olahraganya sudah selesai digantikan oleh kelas Bayu.

Bayu yang awalnya heran kenapa bajunya terasa sempit tidak punya pilihan lain selain memakai baju itu karena ia sudah hampir telat memasuki gedung olahraga. Alhasil meskipun tidak nyaman Bayu tetap memakainya. Dan kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi. Ketika sedang melakukan selebrasi dengan melompat-lompat dan berjingkrak-jingkrak di tengah lapangan tiba-tiba Bayu merasakan angin lembut membelai punggungnya diiringi suara teriakan dari orang-orang yang ada di tempat itu.

“Tapi kan gue gak sengaja…” Rain terus meronta, ia kesulitan melepaskan cengkeraman tangan Bayu yang begitu kuat. “Arghhh…udah dong Bay…brrr…ampun deh, gue minta maaf.”

“Gak ada maaf lagi buat lo.”

Mereka berkelahi di dalam air.

“Bay udah, gue bisa mati.” Teriak Rain di sisa tenanganya.

“Dari pada hidup lo bikin gue malu.”

Dengan seluruh kekuatannya Bayu mendorong tubuh Rain hingga punggungnya menyentuh lantai kolam renang. Tidak lama kemudian Bayu terlihat panik saat mengetahui Rain tidak lagi berusaha melepaskannya, ia buru-buru mengangkat tubuh laki-laki itu ke atas dan membawanya ke tepi.

Bayu sangat ketakutan ketika menyadari Rain tidak bergerak lagi. Ia menekan perut Rain, tapi semua itu tidak membuat laki-laki di depannya membuka mata.

Bagaimana kalau dia benar-benar mati?

Aarghh!!

Bayu menyesali perbuatannya tadi. Dengan ragu-ragu ia memencet hidung Rain dan berniat memberikan nafas bantuan. Ketika bibirnya hanya berjarak tiga senti saja dengan bibir Rain, tiba-tiba lelaki di depanya itu mendorongnya hingga tercebur ke kolam renang.

When this Rain Stops (BxB) | OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang