22 - Rokok

71 11 2
                                    

Semenjak menjadi mahasiswa Bayu dan Rain disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Tapi perbedaan jurusan yang mereka ambil tidak menghalangi kedekatan keduanya. Hampir setiap hari mereka berdua selalu bertemu karena lokasi gedungnya yang bersebelahan.

Malam itu Rain tengah berjalan menyusuri area kampus untuk mencari keberadaan seseorang, siapa lagi kalau bukan Bayu. Ia bahkan sudah mengelilingi fakultas teknik namun sosok yang dicarinya tak kunjung terlihat.

Rain berjalan menuju halte universitas, samar-samar ia melihat asap kecil yang mengepul dari arah halte tersebut. Rain segera mempercepat langkahnya. Dan benar saja laki-laki yang dicarinya dari tadi sedang duduk santai di halte tersebut dengan sebatang rokok yang bertengger di mulutnya.

"Astaga Bay kebiasaan lo dari SMA gak berubah ya?"

Bayu yang baru menyadari kedatangan Rain tidak lantas membuang rokoknya. Ia malah menikmati hisapan demi hisapan rokok tersebut.

"Kebiasaan lo tuh bikin gak sehat tau. Hobi itu yang bagusan dikit kek." Omel Rain kepada Bayu.

"Mending lo cobain deh, enak tau." Bayu memberikan rokoknya kepada Rain.

"Ogah." Tolak Rain.

Bayu tertawa mengejek.

"Nyoba satu batang doang kagak bikin lo mati. Percaya sama gue. Nih coba satu hisapan aja, ntar pasti ketagihan" Ucap Bayu sambil tertawa kecil.

"Ya udah siniin rokok lo."

Bayu tersenyum lalu menyerakan rokoknya yang masih menyala itu. Dengan cepat Rain mengambil rokok itu dan hendak mematikannya, tapi Bayu segera mencegahnya.

"Rain lo apa-apaan sih? Kembaliin rokok gue!" Pinta Bayu.

"Gak!" Tolak Rain.

"Kebiasaan banget selalu ngebuang rokok gue." Protes Bayu, ia masih berusaha merebut rokoknya kembali.

"Ayolah Rain, itu rokok terakhir gue."

Rain tetap keukeuh ingin mematikan rokok itu, tapi karena Bayu berusaha merebutnya kembali rokok itu malah terlempar ke jalan dan sialnya pada saat yang bersamaan ada gerombolan laki-laki yang berjalan di depan mereka. Alhasil serpihan rokok itu mengenai salah satu tangan laki-laki yang ada di sana.

"Sorry, gue gak sengaja." Ucap Rain merasa bersalah pada orang yang terkena serpihan rokok itu.

Tapi Bayu tidak bergeming dari tempatnya. Sedangkan laki-laki itu yang awalnya memaklumi ketidaksengajaan Rain mendadak berubah raut wajahnya saat melihat Bayu.

"Akhirnya lo keluar juga dari persembunyian lo." Ucap laki-laki itu dengan sinis.

"Mau lo apa?!" Tanya Bayu to the point.

"Gue mau lo minta maaf sambil sujud di kaki gue." Ucap laki-laki itu.

"Najis!" Umpat Bayu.

Rain yang ada di samping Bayu hanya diam, ia benar-benar bingung dengan situasi ini. Tapi instingnya berkata akan ada pergulatan di tempat ini. Melihat jumlah gerombolan itu, ia yakin dirinya dan Bayu tidak akan aman jika terus menantang mereka.

Rain memilih mundur sambil menarik tubuh Bayu untuk segera pergi dari tempat itu. Lebih baik menghindar daripada menantang, itu yang ada dipikiranya saat ini.

Tapi tidak dengan Bayu ia malah maju mendekati orang yang memintanya bersujud tadi.

"Najis gue minta maaf ke lo." Ucap Bayu dengan angkuh.

Laki-laki yang ada di hadapannya tidak dapat menahan emosi lagi. Dengan sangat geram ia mengepalkan tangannya dan langsung meninju wajah Bayu. Tapi gerakan tangan Bayu lebih cepat, ia berhasil menangkis tangan orang itu. Dan memberinya sedikit pukulan di pipi lawannya.

When this Rain Stops (BxB) | OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang