"Kalo ada kita, pasti ada kenangan"
°Pasutri baru°
°°°
Setelah kejadian tadi siang yang kurang mengenakkan, membuat suasana canggung. Kini, keduanya sudah berada di rumah mereka.
Shaka terlihat sedang asik dengan laptopnya di ruang tamu, sedangkan Cilla berada duduk di sebelah suaminya.
"Halo pak selamat malam, besok ada rapat soal pembukaan cabang baru di Bandung, semuanya sudah sesuai dengan yang bapak inginkan. Lokasinya sudah saya kirim ke email bapak, besok kita juga bakal survei tempat yang bapa minta, jadwal bapak semuanya sudah saya atur,"
"Iya, besok saya masuk,"
"Baik pak, terimakasih"
Shaka mematikan sambungan telfon itu, lalu meletakkan kembali handphonenya.
Cilla yang melihat percakapan Shaka lantas bertanya, "Siapa dia? Sekertaris kamu?" tanya Cilla.
"Iya sayang, dia Fery bawahan baru di perusahaan saya." ujar Shaka.
"Ohh,"
"Kamu kenapa? Masih mikirin perkataan mama yang tadi?" tanya Shaka saat melihat wajah Cilla yang masih murung.
Shaka melihat ke arah istrinya itu, tangannya sudah tidak lagi memegang laptop.Kini tangan Shaka memegang tangan mungil sang istri, "sayang, berapa kali harus saya bilang? Saya ga nyalahin kamu, kamu boleh main ke rumah orang tua saya kapan pun kamu mau, tapi tolong untuk kedepannya dengerin perkataan saya. Bukannya saya ngelarang untuk kamu lebih dekat sama mereka, tapi denger perkataan mereka kemarin udah bikin saya sakit hati. So, untuk kedepannya jadiin pembelajaran ya," ujar Shaka dengan mata yang menatap hangat.
Cilla hanya terdiam sesaat, "saya ga nuntutt kamu supaya bisa ngambil hati mama. Tapi tolong, jangan di paksa ya," lanjut Shaka.
Mendengar perkataannya suaminya Cilla hanya bisa mengangguk, "maaf ya, kalo selama ini aku belum bisa jadi istri sekaligus menantu yang baik buat kamu dan ibu kamu," ucap Cilla, tanpa ada izin air mata sudah mengalir lebih dulu.
Shaka melihat air mata sang istri lantas berniat untuk mengusapnya dengan ibu jarinya, "Gapapa, bagi saya kamu udah jadi istri yang baik," ucapnya.
Shaka meraih badan Cilla dan memeluknya, di pelukan itu barulah Cilla bisa menangis meluapkan perasaannya.
"Ga usah di pikirin ya sayang, nanti badan kamu ngedrop sakit. Besok ikut saya ke Bandung ya, sekalian kita liburan di sana," ujar Shaka.
"Udah dong, jangan nangis nanti cantiknya ilang. Kamu yang nangis, saya yang khawatir, udah ya nangisnya kasian mata kamu butuh istirahat," lanjut Shaka.
"Mau keluar ga? Kita cari makanan, sekalian saya mau cari yang bisa bikin kamu senyum," bujuk Shaka pada istrinya.
Pelukan itu di lepas, Cilla mengusap pipinya yang sudah basah karna air matanya sendiri. Menenangkan dirinya agar tidak melanjutkan tangisnya.
Saat sudah tenang, Cilla melihat ke arah pakaian Shaka yang basah karna air matanya, "Sayang, baju kamu basah maaf," ucap Cilla dengan perasaan bersalah.
Shaka melihat pakaian bagian dada yang basah lalu memegangnya, "Gapapa, cuman basah sedikit," jawab Shaka.
"Ganti bajunya, nanti kamu masuk angin,"
"Basah sedikit sayang, gapapa,"
"Ganti! Nanti masuk angin!"
"Yaudah iya, saya ke kamar dulu sekalian nyimpen laptop," ujar Shaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri baru!
Teen FictionMenjadi seorang istri bukan pekerjaan mudah bagi Cilla begitupun sebaliknya, Shaka harus menafkahi istrinya lahir dan batin. Pernikahan mereka di tentang keras oleh ibu Shaka, tetapi dengan tekad yang kuat Shaka memilih untuk tidak menghiraukan apa...