07. Minggu malam

42 19 0
                                    

"aku, kamu dan bandung"

°Pasutri baru°

Sendari pagi hingga sore menjelang malam, Cilla menghabiskan waktunya di atas kasur. Sangat amat bosan jika di tinggal oleh Shaka, biasanya ia akan pergi ke rumah Devina namun kini ia tidak bisa karna sedang di tanah kelahiran orang lain.

Saat sore hari, Cilla mendapat kabar dari Shaka bahwa ia akan pulang malam. Itu memang sudah terbiasa baginya, sebab bukan satu atau dua kali. Ucapan Shaka memang tidak akan pernah sesuai, untuk masalah kerjaan ia memang jarang menempati ucapannya.

Cilla berada di dapur, ia terlihat sedang memasak mie instan dengan telur. Wangi dari bumbu sudah tercium, malam hari dengan mie instan memang menggiurkan selera.

Cilla menghidangkan mie yang sudah siap di makan di atas meja ruang tamu, ia kembali ke dapur untuk mengambil air putih dingin tidak lupa dengan gelasnya.

Di depannya terdapat laptop yang menampilkan ia sedang melakukan video call dengan seorang wanita. Tak asing, wanita itu adalah Devina.

"Dev, kapan ya aku bisa main ke rumah kamu lagi?" tanya Cilla.

"Ntah, kayaknya setelah kalian pulang dari Bandung,"

Cilla meniup mie kuah yang masih panas, "aku aja gatau kapan pulang dari sini, kayaknya si senin pagi kita pulang soalnya kan cuman tiga hari, kita berangkat dari Jumat sore," gumam Cilla.

"Jadi kalian di bandung empat hari tiga malam?"

Cilla mengangguk, "heem, tapi gatau juga si aku belum nanyain kapan pulang dia cuman bilang tiga hari di bandung," ucapnya.

"Kamu ga ngerasain feeling lonely? Setiap dia pergi kerja kamu di tinggal mulu,"

"Ngerasain si, tapi gimana lagi orang dia pergi buat kerja bukan buat main main,"

"Udah pernah ngomongin sama suami mu? Soal feeling lonely kamu, siapa tau dia bisa ngerubah,"

"Waktu itu aku ngiranya di suruh ngerawat hewan peliharaan tapi dia malah bilang 'dari pada ngerawat hewan peliharaan mending ngerawat shacil junior' gitu dev, gatau apa maksudnya,"

"Kamu beneran gatau atau pura pura bego? Dia itu ngode pengen punya shaka Cilla junior alias bayi!"

Cilla terdesak dengan perkataan yang Devina lontarkan, "aduh, kita baru sebulan nikah. Ga terlalu kecepatan?" tanyanya.

"Lohh bukannya bagus? Jadi waktu nanti anak mu remaja kamu kayak kakaknya bukan ibunya, umur kamu dua puluh satu kan? Trus Shaka dua tiga? cukup ko jadi orang tua muda,"

"Iya, umur aku dua satu beda dua taun sama Shaka. Aku belum kepikiran untuk punya bayi, buat dapetin restu ibunya aja lumayan sulit,"

Devina langsung mendekat kan wajahnya, ia yang tadinya tiduran merubah posisinya menjadi duduk.

"Wait wait! Ibunya masih ga bisa nerima kamu?!" ujar Devina dengan penuh semangat.

Cilla terdiam sebentar, "iya, dari awal dia tau latar belakang pendidikan aku, dari situ ga di restuin," tolak Cilla.

Devina menghembuskan nafasnya kasar, "bukanya awal dia manis banget sama kamu? Ko jadi berubah drastis gitu?" ucap Devina.

"Apa karna ibu Shaka tau kamu hanya lulusan SMA sama kaya aku?" sambung Devina.

"Ntahhh, aku aja gatau ," gumam Cilla.

"Sampe sekarang ga di kasih restu?"

"Udah deh, aku jadi merasa bersalah," kesal Cilla.

Pasutri baru! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang