11. Berita mendadak (2)

29 15 12
                                    

"bukan kah malam membuat mu nyaman? lantas mengapa kau mengeluh akan kesunyian?"

°pasutri baru°

Sekarang Shaka berada di satu ruangan bersama beberapa investor lainnya, ia juga duduk bersebelahan dengan ayahnya.

Selain mempunyai bisnis industri Shaka juga menginvestasikan beberapa hartanya, ia menyimpan nya dengan cara di investasikan.

"Saham kami sedang naik drastis, saya harap ini akan bertahan lama atau bahkan selamanya seperti ini. Terimakasih kepada para investor yang mau mendanai dan berinvestasi di perusahaan kami," ucap salah satu orang yang sedang berbicara di depan sana.

Shaka hanya menyimak dengan raut wajah yang kurang suka, Zevallo melihat itu lantas menanyakan kepada anaknya.

"Kenapa wajah kamu? Ada hal yang bikin kamu kesal hari ini?" tanya Zevallo.

"Biasa," jawab Shaka singkat.

"Soal mama? Atau soal apa?"

"Baru inget, selesai ini papa ada acara apa lagi? Free ga?" tanya Shaka.

"Ga tuh, mau apa?"

"Shaka mau ngobrol, soal mama,"

"Iya silahkan, papa dengerin,"

Shaka mengangguk, di pertemuan kali ini mereka merayakannya dengan menampilkan beberapa tarian. Mereka juga di hidangkan makanan yang tak kalah enak,

Setelah mencoba beberapa dessert Shaka mengajak Zevallo untuk pulang lebih awal di banding yang lain. Keduanya lantas mencari tempat yang enak untuk mengontrol hal pribadi yang tak mungkin di bicarakan ketika banyak orang.

Keduanya berada di dalam mobil, hanya ada Shaka dan Zevallo yang berada di dalam mobil.

"Jadi kamu mau bahas soal mama yang mana?" tanya Zevallo.

"Mama maunya apa?"

"Maksudnya gimana? Papa gatau kalo mama maunya apa,"

"Mama bilang mau pertemukan Shaka sama anak temen mama setelah pulang dari Bandung kemarin, tapi Shaka selalu nolak,"

"Mau ngejodohin apa gimana?"

"Ntah Shaka juga gatau,"

Zevallo menghembuskan nafasnya kasar, "kebiasaan, dia belum bisa nerima akan kenyataan ini," ucapnya.

"Lalu Shaka harus gimana? Kasian Cilla kalo harus terus menerus liat kelakuan mama yang makin sini makin ga bener, kasian Cilla kalo harus denger omongan yang bikin dia sakit hati," gumam Shaka.

"Papa juga gatau kenapa mama kamu ga ngerestuin, awalnya kalian di restuin tapi kenapa setelah tau latar belakang malah nolak secara mentah mentah. Papa ga bisa bantu bujuk mama, kalo mau bawa Cilla pergi menjauh dari mama," saran Zevallo.

"Menjauh kaya gimana maksudnya?"

"Pindah rumah, tingggalin rumah kalian yang di perumahan itu. Ajak Cilla membuka lembaran baru, jangan terus bawa dia ke rasa bersalahnya," ujar Zevallo.

"Kalo gini jatohnya Shaka bawa dia menghindar dari mama, apa ga ada jalan lain?" tanya Shaka.

Zevallo menatap wajah Shaka dalam, "mama itu ga bisa di ganggu gugat, bawel kalo a harus a nurun sifatnya ke kamu. Mau seberapa jauh kalian terpisah tetap saja kalian adalah ibu dan anak, mau sampai kapan Cilla harus merasakan sakit akan mama? Papa udah ga tega, mama juga udah ga bisa di bilangin," jelas Zevallo.

"Gimana cara supaya mama bisa nerima Cilla pah? Shaka juga ga tega kalo harus terus terusan liat Cilla sama mama ga akur. Apa yang harus Cilla lakuin?"

Pasutri baru! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang