09. Seperti biasa

13 10 2
                                    

Hari di mulai dengan sinar matahari yang masuk memantul dari kaca tirai kamar, cahaya yang terang itu terlihat semakin jelas saat Cilla membuka tirai kamar tidurnya.

"Wake up sayang, ayo bangun udah pagi," ujar Cilla sembari membuka tirai kamar.

Mata Shaka rasanya silau, ia mengubah posisi tidurnya. Matanya memang merem, tapi telinganya bisa mendengar suara yang tidak asing baginya.

Cilla menghampiri suaminya, ia mengusap ngusap lembut rambut hitam milik Shaka, "sayang, bangun yuk. Udah jam enam pagi sayang, mandi gih habis itu ke meja makan, aku udah nyiapin kamu sarapan pagi, " gumam Cilla.

Tak ada respon, Cilla lantas mencoba mengusa pelan pipi Shaka, "sayang, ayo bangun nanti kesiangan kamu kerjanya, " ucap Cilla.

Shaka membuka matanya perlahan, yang pertama ia lihat adalah wajah cantik istrinya yang sudah berada di atas wajah miliknya dengan tangan lembut yang mengusap pipinya.

"Iya sayang , " ucap Shaka lalu mengecup singkat bibir sang istri.

Cilla tersenyum akan kejadian itu, "modusnya bisa aja, udah cepetan bangun aku tungguin kamu di meja makan," ujar Cilla.

Shaka mengangguk, setelah itu Cilla pergi di dapur untuk menghidangkan makanan yang akan di sajikan untuk sarapan pagi ini.

Tak berapa lama Shaka keluar dengan pakaian rapih, Shaka berjalan dengan tangan yang sedang berusaha membenarkan posisi jam tangan miliknya.

"Good morning sayang," ujar Shaka dengan senyuman lebar di wajahnya.

Cilla melihat ke arah sumber suara, "duduk sini, nasinya udah aku dinginin. Cepetan makan nya, nanti keburu kesiangan," ucap Cilla.

"Ngapain takut kesiangan? orang saya bos nya, " jawab Shaka.

Cilla memutar bola matanya malas, "huh! kamu itu jadi bos harus jadi contoh yang baik untuk pekerja kamu sendiri, jangan mentang mentang kamu bos dan bisa seenaknya. Kerja itu yang profesional! " gumam Cilla dengan sedikit tekanan di akhir kalimat.

"Astaga, kamu masih pagi udah marah marah aja. Lagi dapet apa gimana?" tanya Shaka mengalihkan pembicaraan.

"Cepet makan! jangan ngerusak mood pagi aku," gumamnya.

Shaka hanya bisa menuruti perintah dari istrinya tanpa ada balasan pembicaraan.

Setelah beberapa menit berlalu, Shaka telah selesai sarapan. Ia mengambil tas kerjanya dan menghampiri Cilla.

"Saya pergi dulu ya, kamu ati ati di rumah. Kalo mau sesuatu atau mau pergi, bilang dulu ke saya. Malam ini tidur duluan, jangan nungguin saya pulang kerja. Saya pulang belum tentu jamnya, jaga diri di rumah, saya berangkat dulu, i love uu," ujar Shaka berpamitan dengan Cilla.

Cilla mengangguk, "love u too," ucap Cilla.

Shaka berjalan ke arah pintu utama, tak lama suara laju mobil terdengar di telinga milik Cilla.

Setelah Cilla selesai membereskan bekas sarapan tadi, ia kini memasuki kamar tidur dan mengambil handphone yang sendari tadi berada di atas meja rias.

"Dev,"

"Kenapa Cill?"

"Aku kesana sekarang yaa, udah kelar pekerjaan rumah, jadi bebas deh mau ngapain,"

"Kita janjian di mall aja ya, sekalian nongkrong di sana,"

"Ga jadi di rumah kamu?"

"Apa ga bosen di rumah lagi? Mending kita jalan jalan aja, lagi pula hari ini toko kue aku tutup,"

Pasutri baru! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang