1.3

928 109 5
                                    

Suara bising dari mesin motor yang saling beradu kecepatan itu menjadi backsound suasana malam ini. Ditambah suara ricuh dari para anggota yang memang sedang berkumpul disana tak kalah ramai meneriakkan jagoan masing-masing.

Meski hanya untuk kesenangan saja karena lawannya sesama anggota tapi semangat para supporter tidak pernah redup. Hal itu yang semakin membakar semangat jiwa para pembalap, begitupun dengan Daren.

Pemuda mungil yang sayangnya memiliki hobi balapan itu menarik penuh gasnya, melaju kencang meninggalkan rasa suntuk bersama lawannya dibelakang.

Aksi Daren yang semakin menambah kecepatan di setiap tikungan arena membuat Aksara, selaku ketua menatap khawatir melalui layar monitor didepannya. Firasatnya mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu pada anggotanya itu. Saking fokusnya, Aksara sampai tidak menyadari ada seseorang yang mendekat kearahnya.

"Kenapa bang?" Aksara tersentak. Ia menolehkan kepalanya menatap pemuda yang tubuhnya sedikit besar padahal masih duduk di bangku menengah atas.

"Ngga papa. Lo kapan dateng, Jav?"

"Barusan." Aksara mengangguk dan mengembalikkan fokusnya pada layar monitor.

Javier menatap Aksara dengan rasa penasaran, kenapa rautnya terlihat begitu khawatir. "Dia siapa sih bang? Lo keliatan khawatir banget sama dia."

"Daren." Jawabnya singkat.

Javier mengernyitkan keningnya, tunggu apa telinga salah mendengar. Aksara tadi menyebut nama Daren? Daren Kalandra?

"Maksud Lo Daren Kalandra? Dia anggota juga?"

"Iya."

"Tapi selama setahun setengah ini gue kok ngga pernah liat dia?" Herannya. Pasalnya semenjak Javier bergabung, dirinya tidak pernah mengetahui bahwa Daren juga anggota disana. Kalau Haikal atau Bintang dirinya sudah beberapa kali bertemu mereka tapi tidak dengan Daren. Ia juga terkadang bertemu dengan Mahen di arena meski tidak sesering Haikal dan Bintang.

"Dia jarang kesini semenjak pacaran sama Haresh. Kalaupun kesini dia cuma nongkrong aja ngga sampe turun." Jelasnya tanpa mengalihkan pandanganya sama sekali.

"Kenapa?" Aksara menatap kesal Javier disebelahnya, terlalu banyak tanya membuatnya tidak bisa fokus memperhatikan Daren. "Karena Haresh rumahnya."

Javier tidak bertanya lagi, ia tahu maksudnya. Javier ikut memperhatikan layar monitor yang menampilkan Daren disana. Sampai ditikungan terakhir apa yang ditakutkan Aksara terjadi. Daren hilang kendali dan mengalami kecelakaan.

Dengan tergesa Aksara diikuti Javier melajukan motornya ke tempat Daren berada, disana juga teman bermainnya sudah lebih dulu membantu Daren mengangkat motor yang menindih kakinya itu.

"Lo ngga papa?" Tanyanya setelah berhasil membantu Daren berdiri.

"Keseleo dikit ngga ngaruh." Kekehnya yang dihadiahi pukulan pelan pada kepalanya yang masih terpasang helmet.

Daren diam saja dan kadang juga tertawa pelan mendengarkan ceramah dari temannya karena menyepelekan cedera yang ia dapatkan.

"Ren, Lo ngga papa kan? Ada cedera ngga? Gue kalo ngomong Lo dengerin ngga sih? Lagi ada masalah ya Lo?" Rentetan pertanyaan Aksara keluarkan sembari memeriksa keadaan Daren.

"Tenang bang, tenang. Panik banget dah, cuma keseleo aja ini kaki."

Aksara sudah siap memarahi Daren. Namun, ucapan Javier menghentikan niat Aksara.

"Loh? Javier?"

Javier tertawa pelan melihat raut terkejut dari Daren yang malah terlihat lucu dimatanya. "Hai."

The Way I Love U  || Harubby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang