0.4

1.3K 153 20
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu tapi pemuda tampan ini malah memilih untuk memejamkan matanya sebentar menunggu sekolah sepi lebih dulu.

Haresh yang baru saja keluar kelas berniat ingin ke ruang OSIS guna melakukan rapat tentang acara yang akan sekolah adakan.

Kaki panjangnya berjalan dengan santai sebelum netranya menangkap perawakan pacar kecilnya.

"Yang, mau kemana?" Haresh yakin Daren mendengar panggilannya tapi pemuda itu memilih abai dan mempercepat langkahnya. Sudah Haresh duga hal seperti ini akan terjadi, Daren adalah manusia yang mudah sekali cemburu. Tak jarang pula Haresh melakukan segala cara hanya untuk membujuk pacarnya itu.

"Yang."

"....."

"Sayang."

"....."

"Daren Kalandra." Daren baru menoleh ketika namanya dipanggil.

"Apa!"

Haresh menyamakan langkahnya dengan langkah Daren, tangannya merangkul bahu sempit milik Daren dan menariknya merapat pada tubuhnya yang langsung ditepis Daren dan membuat jarak dengan Haresh.

"Gue panggil dari tadi kenapa nggak nyaut sih?"

"Oohh Lo manggil gue? Gue pikir Lo manggil sekretaris Lo." Jawab Daren malas. Bukan tanpa sebab dirinya berkata demikian karena pada dasarnya memang ada Jeo yang juga berjalan didepan Daren tapi dengan jarak yang lumayan jauh. Haresh bahkan tidak melihat adanya Jeo, matanya hanya fokus pada Daren seorang.

Haresh mengangkat sebelah alisnya sebelum terkekeh pelan. Tangannya kembali merangkul Daren, ibu jarinya mengangkat dagu Daren sampai kepalanya menengadah menatap Haresh yang jauh lebih tinggi darinya.

"Jadi pacar gue lagi cemburu nih ceritanya." Goda Haresh yang dengan cepat mengecup singkat bibir Daren.

Bukannya membalas kecupan yang Haresh berikan Daren lebih memilih untuk memberikan pukulan sayang pada perut Haresh membuatnya meringis merasakan sakit pada perutnya. Sebuah keputusan salah yang Haresh lakukan ketika Daren dalam mode senggol bacok.

Daren berdecih, "ngapain juga gue cemburu sama modelan Jeo coba."

Haresh masih mengusap perutnya yang terasa nyeri, sepertinya Daren menggunakan seluruh tenaganya untuk memukul dirinya melampiaskan kekesalannya.

"Ya terus kenapa gue panggil nggak nyaut?"

"Suka-suka gue lah. Ribet banget sih Lo."

"Ya setidaknya———"

"DAREN!" Keduanya kompak melihat ke satu arah. Terlihat pemuda tinggi tengah menghampiri mereka membuat Daren berfikir siapakah pemuda di depannya ini.

"Lo?"

"Javier, masa Lo lupa lagi?"

Ah, Javier. Daren ingat anak ini juga se tim futsal dengannya. Lagipula Daren tak terlalu mengenalnya, mengapa sekarang anak ini sok dekat begini. Hanya saja kegiatan julid itu tak berlangsung lama. Menyadari tatapan tak bersahabat dari Haresh membuat Daren tersenyum licik.

The Way I Love U  || Harubby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang