Epilog

1K 85 9
                                    

Waktu sudah menunjukkan tengah malam dan pergantian hari sudah dimulai. Di ruang makan milik keluarga Haresh kini semua tengah berkumpul setelah memberi kejutan kecil-kecilan guna merayakan ulangtahun si anak tunggal sang tuan rumah.

"Nanti kakak tidur sama Yayah sama Papa ya." Ucap anak perempuan berusia sekitar tujuh tahun.

"Iya, tapi itu kue dihabisin dulu terus lanjut tidur." Balas Daren sembari memberikan segelas air putih untuk sang putri.

"Kakak Zi tidur sama nenek kakek aja." Usulan tiba-tiba dari ibu Haresh.

Ayah Haresh yang sedari tadi memperhatikan mimik wajah putra tunggalnya itu terkekeh pelan, seakan ia tahu apa yang ada di kepala putranya. Pantas saja istrinya berkata demikian.

"Iya, emangnya kakak Zi ngga kangen tidur sama kakek sama nenek?"

Anak perempuan tersebut diam menatap kearah Haresh yang duduk didepannya, seolah meminta izin. Haresh tersenyum menatap manik biru safir milik sang putri, sangat cantik meskipun terlihat sudah sangat mengantuk.

"Boleh, sayang."

Setelah menghabiskan kue tersebut, sang putri sudah lebih dulu di gendong oleh ayah Haresh. Membawanya untuk tidur bersama di kamar utama, meninggalkan Daren dan Haresh yang membersihkan bekas makan mereka.

Haresh dan Daren memang sudah menikah seminggu setelah kelulusan mereka. Haresh tidak mau kehilangan Daren lagi, maka dari itu beberapa hari setelah ujian akhir keluarga Haresh kembali menemui keluarga Daren untuk menentukan tanggal pernikahan mereka.

Pernikahan berjalan dengan lancar, semua kerabat dan teman dekat mereka juga datang menghadiri acara tersebut termasuk Javier dan Jeo.

Tidak ada masalah besar selama mereka berumahtangga, hanya sedikit cekcok agar tidak terlalu monoton saja. Umur pernikahan mereka juga masih terbilang baru, lima tahun.

Dan anak perempuan yang memanggil mereka Yayah dan Papa adalah anak hasil adopsi dua tahun lalu saat Daren ikut dengan Haresh melakukan perjalanan bisnis di Eropa. Anak perempuan yang sedang menangis karena dijahili oleh teman sebayanya. Waktu itu Daren menemukannya di taman tidak jauh dari panti asuhan disana.

Daren menyukai anak tersebut dan syukur-nya anak perempuan itu juga terlihat nyaman mengobrol dengannya. Padahal itu kali pertama mereka bertemu, apalagi mereka cukup asing. Daren akui Ziya cukup berani untuk anak berusia lima tahun saat itu.

Azqila Ziya Wardhana, resmi menyandang nama belakang Haresh setelah satu bulan mereka mengurus pemberkasan di sana.

Sudah dua tahun Ziya hidup bersama Daren dan Haresh. Dia pun diterima dengan suka cita oleh kedua keluarga mereka. Bahkan para orangtua menyuruh Daren untuk mengadopsi anak lagi agar Ziya tidak merasa kesepian jika di rumah sendirian, seperti mereka.

Omong-omong Haresh dan Daren sepakat untuk tidak membeli rumah karena mereka sama-sama anak tunggal, dan kedua pihak keluarga juga tidak mau jauh dari putra mereka. Jadi, setiap enam bulan sekali mereka akan pindah ke rumah salah satu orangtua mereka. Kebetulan malam ini jadwalnya di rumah keluarga Haresh.

"Hadiahku mana?" Tanya Haresh sembari melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Daren yang sedang mencuci tangan.

"Tumben, mau hadiah apa?" Tanya Daren dengan nada keheranan, pasalnya Haresh tidak pernah menagih hadiahnya setiap ulangtahun.

Bukannya menjawab pertanyaan Daren, Haresh malah mengendus leher jenjang sang suami.

Daren yang mendapat sinyal bahaya melepaskan tangan Haresh dari perutnya yang sayangnya dirinya kurang cepat karena Haresh semakin mengeratkan pelukannya.

Mencium dan menghisap leher putih Daren, meninggalkan ruam merah disana. "Mau kamu." Bisiknya sensual sembari menggigit kecil telinga Daren.

Gelengan Daren berikan untuk menolak ajakan Haresh, tapi Haresh tidak perduli. Dirinya sudah mengangkat tubuh Daren dan membawanya memasuki kamar keduanya, mengabaikan teriakan dan tolakan yang diberikan.

"Haresh, besok aku ada bimbingan pagi." Ucap Daren berusaha menghentikan Haresh yang tengah bermain-main dengan lehernya.

Sepertinya usaha Daren untuk menghentikan Haresh tidak berpengaruh banyak. Malah dirinya yang terjatuh dalam pesona dan usapan lembut serta kecupan ringan yang Haresh berikan pada setiap inci tubuhnya.

Biarkanlah Haresh menikmati hadiahnya. Doakan saja Daren bisa berjalan keesokan harinya untuk menemui dosen pembimbingnya.

Tidak banyak berubah kehidupan Haresh dan Daren, mereka masih sama-sama bucin. Hanya beberapa saja yang berbeda, seperti panggilan keduanya, ada putri kecil yang harus mereka urus, Haresh yang sibuk bekerja di perusahaan ayahnya, dan Daren yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya setelah mengambil tahun jeda dan cuti beberapa kali.

Seperti itulah kehidupan mereka sekarang. Berharap kedepannya tidak ada masalah besar yang mereka terima, dan doakan saja Daren mau mengadopsi anak lagi. Karena Haresh sangat menyukai anak kecil apalagi yang masih bayi.





✯End✯








Halo semuanya 👋👋

Sebelumnya Happy New Year 🎉 semoga ditahun 2024 banyak hal baik yang kita dapatkan dan semoga doa-doa kita satu persatu mulai dikabulkan. Selca Harubby misalnya, hehe.

Terimakasih yang sudah membaca cerita ini sampai selesai. Maaf jika ada salah dalam penulisan, kesamaan tokoh, atau ada scene dimana kalian kurang feel nya. Maaf juga kalo kalian nunggu lama update cerita ini.

Kalo boleh, aku mau minta kritsar dari kalian biar di next story aku bisa lebih baik lagi. Bisa langsung aja ke Tello aku yang di bio, nanti aku baca.

Terimakasih sekali lagi, dengan ini cerita The Way I Love U resmi selesai. Mungkin bakal ada extra tapi aku ngga tau jadi atau ngga.

Terimakasih semua, see you next story👋👋👋

The Way I Love U  || Harubby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang