1.0

1K 131 5
                                    

Haresh yang tengah sibuk dengan tugas sekolahnya itu menoleh ketikan mendengar pintu yang baru saja dibuka menampilkan perawakan Yohanes.

"Resh Tante kemana deh? Daritadi gue nggak liat." Tanya Yohanes yang sedari sore tidak melihat adanya atensi sang Tante. Bahkan makan malam pun mereka beli melalui aplikasi.

"Pergi sama Kala."

Memang setelah kepulangannya dari sekolah bersama Daren yang ikut ke rumahnya sang ibu langsung menculik Daren darinya. Membawanya pergi tanpa memberitahu kemana tujuannya. Sedangkan dirinya hanya bisa tidur rebahan dan menyelesaikan tugasnya sendirian.

"Loh, Daren kesini?"

"Iya, katanya dia tau kalau Mahen sama yang lain bakal datang ke rumahnya." Yohan mengangguk mendengar penjelasan Haresh. Karena tadi saat ia mengantarkan Mahen pulang ke rumah Daren, ia melihat Bintang dan Haikal yang sudah duduk manis di atas ayunan yang berada di halaman rumah Daren.

Tidak ada percakapan lagi, Yohanes kembali ke kamarnya dan Haresh yang menyelesaikan tugasnya.

Haresh meregangkan tubuhnya setelah kurang lebih satu jam dirinya duduk dan berkutat dengan kertas-kertas didepannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam tapi belum ada tanda-tanda akan datangnya kedua manusia yang disayanginya itu. Dirinya merasa sedikit lega selepas mendapat pesan dari sang ibu yang mengatakan bahwa mereka sedang dalam perjalanan pulang. Jika kalian tanya kenapa tidak Daren yang menghubungi Haresh, jawabannya karena Daren sengaja mematikan ponselnya karena pasti banyak pesan dan panggilan yang akan dia dapat. Tapi tenang saja, Haresh sudah meminta izin pada orangtua Daren kalau putra mereka akan menginap dirumahnya.

Haresh melakukan ritual yang biasa ia lakukan sebelum tidur. Setelah selesai ia merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

Ia tidak benar-benar tidur sebelum memastikan bahwa Daren sampai dengan selamat tanpa ada lecet sedikit pun. Meskipun Daren pergi dengan ibunya, Haresh harus tetap memastikan keselamatan pacar kecil nan galaknya itu.

Tak lama kemudian pintu kamar dibuka dengan kasar yang disusul teriakan menggelegar milik Daren yang baru saja datang.

"Bersih-bersih dulu sana." Tanpa banyak bantahan Daren menuruti perkataan Haresh.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Daren menaiki ranjang dimana Haresh berada. Daren duduk di dekat kepala Haresh sebelum mengangkatnya dan meletakkannya diatas paha sebagai bantalan.

Haresh membuka matanya menatap heran dari bawah. "Mau ngapain Lo."

"Mata gue sepet banget liat wajah kusut Lo. Tadi mami ngajakin gue spa, pijitannya enak banget. Jadi gue mau praktekin di muka Lo, karna gue tahu Lo ga pernah diajak mami pergi spa." Pamer Daren disertai dengan cemoohan.

Haresh memilih untuk memejamkan matanya menikmati tangan lembut milik Daren yang mulai memijit wajahnya daripada menanggapi cemoohan yang dilontarkan karena kalau ditanggapi pembicaraan mereka tidak akan selesai sampai besok.

"Gimana tadi perginya?" Tanya Haresh memecah keheningan.

"Seru." Haresh tersenyum tipis, hatinya menghangat mendengar cerita Daren yang terdengar bersemangat bahkan ia dapat membayangkan ekspresi wajah Daren saat bercerita.

"Tapi yang..." Haresh membuka matanya terkejut. Daren ini salah satu ciptaan tuhan yang sangat jarang memanggilnya 'sayang'. Dia akan memanggil 'sayang' hanya saat keinginannya terpenuhi atau sedang menginginkan sesuatu saja.

Haresh sebenarnya ingin mendengarnya lagi tapi mendapati wajah serius Daren, ia mengurungkan niatnya itu.

"Kenapa?"

The Way I Love U  || Harubby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang