1.5

1K 105 21
                                    

Cw//pelecehan seksual, buat kalian yang merasa kurang nyaman bisa di skip kok.

Setelah menikmati libur dua harinya kini Daren sudah kembali berangkat sekolah. Dengan diantar oleh ayah tersayang karena dirinya masih belum diperbolehkan menggunakan kendaraan sendiri karena kondisi kakinya yang belum pulih sepenuhnya.

Baru saja mobil yang ditumpanginya itu berhenti Daren sudah mendapati ketiga temannya yang sudah berdiri di depan gerbang. Seperti menyambut seorang presiden. Bukan tanpa alasan ketiga sudah berjejer rapi disana, dari keempat orang tua mereka hanya ayah Ji yang bisa dibilang sangat menakutkan. Bagaimana tidak jika sedari kecil dirinya sudah dididik ala militer.

Ayah Ji keluar diikuti Daren dari pintu yang lain. Mahen, Haikal, dan Bintang menegakkan tubuhnya -layaknya sikap tegak dalam militer- dan berpose hormat kearah Ayah Ji. Yang menjadi tersangka hanya tertawa pelan melihat teman dekat putranya bertingkah seperti itu, sudah hal biasa mereka bertingkah begitu apalagi jika salah satu membuat masalah.

"Jangan buat masalah lagi kalian. Jangan banyak tingkah kak, nanti ngga sembuh-sembuh kakinya." Pesan Ayah Ji pada keempatnya.

"SIAP!" Teriaknya kompak. Mengabaikan tatapan siswa yang berlalu lalang.

Setelah kepergian ayah Ji, mereka berjalan ke arah kantin. Tidak perlu bersusah payah naik tangga hanya untuk meletakkan tas, karena keempatnya sepakat membawa tas selempang kecil yang hanya cukup untuk dompet dan ponsel saja.

Hari ini semua siswa mendapatkan jam bebas karena tidak ada proses pembelajaran. Hanya ada kegiatan seperti lomba-lomba kecil demi memeriahkan acara ulangtahun sekolah mereka. Hari terakhir kegiatan lomba dan akan disambung nanti malam sebagai puncak acara.

Keempatnya mendekat kearah lapangan setelah menghabiskan makanan yang mereka pesan.

"Loh? Katanya kemarin futsal udah?" Tanya Daren bingung ketika melihat pertandingan futsal yang berlangsung.

"Kelas Lo menang, ini tanding final aja." Jelas Bintang. Daren hanya ber-oh ria sampai dengan tim kelas mereka yang dipanggil. Daren yang sudah mendaftarkan diri ingin bergabung lomba tersebut pun langsung berlari kearah temannya yang lain setelah menyerahkan paksa tasnya pada Bintang yang berdiri disebelahnya.

Aksi Daren yang tiba-tiba berlari itu menimbulkan reaksi spontan dari para sahabatnya. "Woy anjeng Daren! Jangan aneh-aneh deh Lo."

"Kaki Lo belum sembuh anjir Daren!" Pekik Haikal kesal sekaligus khawatir dengan temannya itu.

"Udah kalian tenang aja, biar Mahen gue gantiin aja." Ucapnya disertai cengiran bodoh.

Suara peluit terdengar, tanda pertandingan dimulai. Mahen, Haikal, dan Bintang berdiri cemas di tepi lapangan. Merutuki keputusan yang diambil secara sepihak oleh Daren.

Semua berjalan lancar diawal, tapi ditengah pertandingan Daren tiba-tiba terjatuh. Pergerakan ketiganya yang akan menghampiri Daren terhenti kala melihat Haresh berlari kearah Daren dan dengan sigap menggendongnya. Sengaja memang Haresh menjadi panitia futsal, agar jika terjadi sesuatu pada Daren ia bisa cepat tanggap.

Haresh membawa Daren ke UKS. Ketiga temannya tidak ada yang menyusul Daren, seolah mereka memberikan ruang untuk keduanya.

Sesampainya di UKS Haresh mendudukkan Daren dan melepas salah satu sepatunya. Daren tidak menolak ataupun memberontak, ia menerima semua perlakuan Haresh meski ia enggan untuk menatap Haresh.

Haresh duduk di kursi samping brankar dengan kaki Daren yang berada diatas pahanya. Kaki yang semula akan sembuh kini kembali membengkak dengan ruam merah keunguan disekitar sana.

The Way I Love U  || Harubby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang