Bijaklah dalam memilih bacaan. Pastikan kamu sudah cukup umur untuk membaca cerita beradegan kekerasan ataupun adegan dewasa lainnya! Semua yang tertulis di cerita ini tidaklah untuk ditiru. Ini semua murni cerita fiksi dari khayalan ku.
Selamat membaca!
.
.
.
.Pagi ini, Lucas Borgia, pria berwajah seram itu berdiri di tengah anggota-anggotanya yang gemetar. Di sebuah ruangan rahasia, kemarahannya memuncak. Misi mereka adalah menyerang Alessandro, namun mereka telah mengalami kegagalan yang memalukan.
Lucas melihat sekeliling, mata tajamnya berpendar marah, dan senyum dingin terpahat di wajahnya.
"Kalian memang pengecut! Bagaimana bisa kita gagal menyerang Arthur di rumahnya sendiri?" Lucas menggebrak meja di depannya.
"Maafkan kami, Bos. Arthur memiliki sistem keamanan yang sangat kuat. Hanya beberapa yang berhasil masuk." ujar seorang pria dengan penuh ketakutan.
Dorrr Dorrr
Lucas melesatkan pelurunya tepat di kepala pria yang baru saja berbicara. Seketika pria itu ambruk, kehilangan kesadarannya. Darahnya terus mengalir membasahi lantai di ruangan itu.
"Sistem keamanan apa yang dimilikinya? Kalian adalah anggota terbaik saya! Saya tidak ingin alasan-alasan bodoh!"
"Bos, mungkin kami seharusnya mempertimbangkan ulang rencana ini. Arthur ... dia memiliki kekuatan yang kita tidak tahu." ucap seorang anggota dengan penuh ketakutan.
Lucas menyeringai. "Apa yang Kau katakan? Apakah kau mencoba untuk mengkhianati saya?"
Atmosfer di ruangan itu semakin memanas. Lucas berjalan mendekati pria yang membuat kemarahannya semakin berapi-api.
"Tidak, tidak, Bos! Kami hanya ingin berbicara dengan jujur." pria itu semakin bergetar, ia menerka bahwa nyawanya akan hilang saat ini juga.
"Jujur?" ucap Lucas sembari mengeluarkan kembali pistolnya.
"Ini adalah konsekuensinya bagi siapa pun yang berani mengkhianati saya!" lanjutnya, lagi-lagi Lucas menghabisi nyawa anggotanya.
Beberapa anggota yang takut mulai menjauh, namun beberapa yang lain justru mendekati Lucas, memasang wajah penuh amarah, dan menunjukkan tanda-tanda berpihak kepada Arthur.
"Maafkan kami, Bos, Arthur memberi kami kesepakatan yang lebih baik." pria itu menunjukkan lencana milik kelompok Lancia Nera.
Lencana adalah suatu simbol atau tanda yang digunakan untuk mengidentifikasi atau mewakili suatu kelompok, organisasi, gelar, atau prestasi tertentu.
"Pengkhianat! Kalian akan membayar mahal atas tindakan kalian!"
Ketegangan di antara anggota mafia semakin memuncak, menggambarkan kekacauan dan perpecahan dalam kelompok yang sebelumnya solid.
...
"Bagaimana bisa aku ada di sini? Bukankah tadi malam aku menonton film di sofa?" monolognya.
Dengan perlahan, wanita bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan, meninggalkan kamar tidurnya dan langsung menuju ruang tamu. Ia berharap Pria yang ia cari sedang berada di sana, mungkin sedang membaca koran atau minum kopi. Namun, ruang tamu kosong.
"Mencari ku?" suara seorang pria di belakangnya membuatnya berbalik badan.
Ketika dia berbalik, dia terkejut melihat Alessandro yang baru saja keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan celana pendek dan dalam keadaan topless. Raffaella merasa dadanya berdebar keras, rasa malu tiba-tiba menyergapnya. Matanya segera terarah pada dada Alessandro yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Luca, Il Mafioso (On Going)
Action[Dewasa] Jatuh cinta dengan anak seorang detektif? Di tengah kehidupan gelap dan penuh bahaya, Alessandro De Luca, seorang pemimpin mafia yang keras hati, mendapati dirinya terjebak dalam jaring emosional yang tak terduga. Raffaella, wanita yang sel...