Bijaklah dalam memilih bacaan. Pastikan kamu sudah cukup umur untuk membaca cerita beradegan kekerasan ataupun adegan dewasa lainnya! Semua yang tertulis di cerita ini tidaklah untuk ditiru. Ini semua murni cerita fiksi dari khayalan ku.
Selamat membaca!
.
.
.
.
Saatnya telah tiba. Alessandro, bersama dengan timnya yang terlatih, melangkah dalam kegelapan, mereka berdiri di depan gudang tua milik seorang mafia yang cukup kuat. Mereka tahu bahwa di dalam sana, sahabat mereka yang ditawan oleh mafia lawan harus segera dibebaskan.Sembunyi dalam kegelapan, mereka memeriksa perlengkapan mereka, memastikan senjata dan peralatan penyamaran siap. Angin sepoi-sepoi malam menerbangkan daun-daun kering di sekitar mereka, menciptakan suasana hening yang menegangkan.
Alessandro David De Luca, dengan mata penuh tekad, berbicara dengan nada rendah kepada timnya, "Atur posisi seperti rencana. Kita harus berhati-hati."
Mereka memandangi peta yang mereka persiapkan, menandai rute mereka yang rumit ke dalam markas mafia. Tim terpecah menjadi dua kelompok: satu kelompok akan masuk dari pintu belakang, sementara yang lain akan mencari jalan masuk alternatif melalui sisi timur dan selatan.
"Kita akan membagi tim menjadi dua. Kelompok satu, kita akan masuk dari pintu belakang, dan kelompok dua, masuk dari sisi sebelah timur dan selatan." Ucap Alessandro sembari menunjuk peta markas yang ada di tangannya.
"Jika salah satu dari kita ketahuan, bagaimana?" Tanya Alan
"Cobalah menghindari konfrontasi sebisa mungkin. Jika kita terjebak, gunakan komunikator kita untuk panggil bantuan dari anggota tim lainnya. Kita harus responsif!" Ucap Alessandro penuh tekad.
Mereka bergerak di bawah perlindungan kegelapan, langkah demi langkah yang hati-hati. Ketegangan memenuhi udara saat mereka menyelinap ke dalam tanah terlarang yang dikuasai oleh mafia kejam itu.
Cahaya rembulan menyoroti pintu masuk gudang tua itu. Ini adalah saat keputusan besar harus diambil, dan sebuah harapan besar, bahwa misi ini akan berhasil dan teman mereka akan segera bebas dari cengkeraman mafia lawan, Colomba.
"Saya melihat penjaga." Ucap Ace, yang bisa di dengar oleh seluruh anggota tim.
"Kau bisa memulainya. Aku dan Vincent bersiap untuk masuk." Ucap Alessandro.
"Maaf Tuan, saya tersesat di tempat ini." Ucap Ace, pria itu melangkah mendekati dua penjaga.
"Mengapa bisa sampai sini? Apa kau seorang mata-mata?" Seorang penjaga menaikkan alisnya, mengamati Ace dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Bukan Tuan, itu mobil saya. Aku tersesat karena mengikuti aplikasi penunjuk jalan." Ucap Ace sembari menunjuk ke arah mobilnya. Mobil rongsokan yang sengaja ia pakai, tentu untuk melancarkan rencana pembebasan ini.
Kedua penjaga tersebut sedikit bergerak maju dari posisinya dan menoleh ke arah mobil Ace. "Ikuti jalan ke arah selatan itu." Ucap seorang penjaga.
Ace mengangguk paham, pria itu tak henti-hentinya mengalihkan perhatian sang penjaga. Sedangkan Alessandro dan Vincent kini telah berhasil menyusup ke dalam gudang tua itu.
"Ah baiklah. Saya sangat berterimakasih. Saya permisi, Tuan." Ucap Ace kepada kedua penjaga. Pria blasteran Italia-Belanda itu akhirnya kembali melajukan mobilnya dan keluar dari area berbahaya itu.
"Ada-ada saja." Ucap seorang penjaga. Keduanya kembali ke posisi awal, menghadap ke arah luar. Mereka tak mengetahui bahwa dua penyusup kini berada di balik dinding tanpa pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Luca, Il Mafioso (On Going)
Aksi[Dewasa] Jatuh cinta dengan anak seorang detektif? Di tengah kehidupan gelap dan penuh bahaya, Alessandro De Luca, seorang pemimpin mafia yang keras hati, mendapati dirinya terjebak dalam jaring emosional yang tak terduga. Raffaella, wanita yang sel...