DLIM - 26 - Permintaan Maaf dan Bunga Mawar

72 11 8
                                    

Terdapat sedikit adegan dewasa. Mohon bijak sebagai pembaca. 🔞

.
.
.

Selamat membaca!

Alessandro terbenam dalam tumpukan berkas yang memenuhi mejanya. Dengan teliti, ia memeriksa hasil kerja para karyawannya, meski tatapannya tampak kosong, seolah pikirannya jauh dari dokumen di depannya. Dalam sela-sela kesibukan tersebut, ia menghubungi beberapa orang untuk mempersiapkan villa pribadinya di tepi pantai Poetto.

"Pastikan tidak ada yang terlewat," tegas Alessandro pada orang yang dihubunginya. "Semua sisi harus membuat kesan yang mendalam!"

Setelah mengatur segala sesuatu untuk villa-nya, Alessandro melanjutkan panggilan ke butik-butik mewah, meminta jas dan gaun yang sesuai tanpa memedulikan harga. "Saya tidak peduli dengan biayanya. Kirimkan saja!" teriaknya, menolak untuk berdebat lebih lanjut.

Selesai dengan urusan tersebut, Alessandro kembali fokus pada pekerjaannya. Ia bertekad menyelesaikan semua tinjauan dan tanda tangan agar dapat menikmati hari liburnya besok.

Beberapa jam kemudian, Carlos tiba dengan paket berisi setelan jas untuk acara petang nanti. Alessandro menerima paket tersebut dengan senyum puas sebelum segera menuju kamar mandi di ruangannya. Setelah mandi, ia mengenakan setelan barunya dengan hati-hati, memeriksa penampilannya di cermin kecil. Rambutnya disisir rapi, dan parfum disemprotkan ke pakaiannya.

"Carlos, pastikan jadwalku kosong besok!" ingatnya sebelum meninggalkan ruangan. Carlos mengangguk hormat, dan Alessandro melangkah keluar menuju mobil Aston Martin-nya.

Setelah beberapa menit berjalan menuju parkiran, Alessandro akhirnya duduk di dalam mobilnya, siap untuk malam yang telah dipersiapkan dengan cermat.

Di dalam mobilnya, Alessandro duduk dalam keheningan, mata sepenuhnya fokus pada jalanan di depannya. Saat mobilnya melewati sebuah toko bunga yang terang benderang dengan display warna-warni di etalasenya, Alessandro memutuskan untuk berhenti.

Ia memasuki toko bunga dengan langkah mantap, dan segera menarik perhatian pelayan yang berdiri di belakang meja.

"Berikan bunga yang termahal di sini!" perintah Alessandro, suaranya penuh kepastian.

Pelayan yang sedikit terkejut menatap Alessandro dan bertanya, "Untuk kekasih Anda, Tuan?"

"Ya," jawab Alessandro singkat.

Pelayan segera melirik ke rak bunga, lalu berkata, "Kami memiliki satu buket besar bunga mawar merah yang sangat istimewa. Itu adalah yang termahal yang kami miliki."

"Bagus. Berikan untukku," ujar Alessandro, tidak memberi ruang untuk perdebatan.

Pelayan segera membungkus buket mawar merah tersebut dengan penuh kehati-hatian, sementara Alessandro menunggu dengan sabar. Setelah menerima buket yang diminta, Alessandro membayar dengan jumlah yang jauh lebih besar dari harga bunga, menyertakan tip yang cukup untuk menunjukkan rasa terima kasihnya.

Dengan buket bunga mawar merah di tangannya, Alessandro kembali ke mobilnya, menempatkan bunga itu di kursi samping. Ia melanjutkan perjalanan menuju villa pribadinya.

...

Raffaella dan Sandra telah selesai dengan urusan gaun serta makeup tipis yang kini melekat pada Raffaella. Raffaella menatap dirinya di cermin dengan rasa aneh, merasa tidak biasa mengenakan gaun secantik ini hanya untuk mendengar permintaan maaf Alessandro. Ia merasa dua kakak beradik ini sama anehnya.

De Luca, Il Mafioso (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang