DLIM - 12 - Penculikan

346 113 84
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan. Pastikan kamu sudah cukup umur untuk membaca cerita beradegan kekerasan ataupun adegan dewasa lainnya! Semua yang tertulis di cerita ini tidaklah untuk ditiru. Ini semua murni cerita fiksi dari khayalan ku.

Selamat membaca!
.
.
.
.

Mobil Ferrari yang baru saja memasuki area mansion berhenti tiba-tiba. Pria di balik kemudi mobil menurunkan jendela mobil dan melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya. Matanya menatap kejanggalan yang cukup membuatnya cemas.

Tanpa memarkir mobilnya di basement, pria tersebut keluar dari mobil dan bergegas menaiki tangga menuju pintu utama mansionnya.

Pintu terbuka satu sisi. Namun, tampaknya tak ada seorang pun di dalam sana. Pria berkemeja hitam itu berlari sembari meneriakkan nama dua wanita secara bergantian.

"Raffaella!"

"Sandra!"

Ia terus menjelajahi tiap sudut ruangan di mansion tersebut. Kecemasan semakin mendalam saat tidak ada jawaban atau respons yang datang menyahut panggilannya.

Dengan cepat, ia mengambil ponsel dari saku celananya dan mencoba menghubungi Raffaella. Namun, sekali lagi, tidak ada jawaban dari wanita tersebut, kemungkinan ponselnya mati.

"Cazzo!" umpatnya.

Selanjutnya, ia mencoba menghubungi nomor saudarinya yang bernama Alessandra. Panggilan tampak terhubung, namun, orang di seberang sana belum menjawab panggilan dari Alessandro.

"Ada apa, Kak?" tanya Alessandra.

"Dimana Raffaella? Apa kalian pergi berdua? Kenapa tidak mengunci pintu?" cecarnya membuat Alessandra menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Raffaella? Bukan kah dia pergi bersamamu?" jawab Sandra membuat Alessandro mengerutkan keningnya.

"Aku menyuruhmu datang kemari, dan Raffaella menunggumu di sini!" ujar Alessandro dengan kemarahan.

"Non sto mentendo (Aku tidak berbohong)! Dia sendiri yang mengirimkan pesan kepadaku!" jelas Sandra.

Alessandra kemudian mengirimkan sebuah tangkapan layar yang berisi obrolannya dengan Raffaella.

Raffaella : Sandra. Aku pergi bersama Alessandro. Kau tak perlu kemari.

"Shit!"

Pria itu mengumpat setelah melihat isi obrolan antara Raffaella dan adiknya. Dengan langkah cepat, pria itu berlari menuju ruang keamanan untuk memeriksa rekaman CCTV sore tadi.

Alessandro mengerutkan keningnya saat melihat sebuah mobil berhenti tak jauh dari mansionnya. Kemudian, dua orang berbaju serba hitam turun dari mobil dan memasuki area mansion. Kedua orang tersebut berhenti di depan pintu utama. Dalam rekaman CCTV, terlihat Raffaella membukakan pintu tak lama setelah dua orang misterius itu menekan bel.

Adegan berikutnya menunjukkan salah satu dari orang misterius itu membungkam mulut Raffaella dengan selembar kain sebelum Raffaella kehilangan kesadaran. Namun, setelah adegan tersebut, tampak ada bagian yang terpotong dalam rekaman CCTV. Sayangnya, rekaman tersebut tidak menampilkan bagaimana kedua orang itu membawa Raffaella keluar dari mansion.

Alessandro mengepalkan tangannya dengan kuat, lalu ia meraih ponsel di dekatnya dan segera menghubungi beberapa orang untuk membantu pencarian Raffaella.

"Misi baru untuk kalian. Dua orang menculik Raffaella dan meretas CCTV di mansion ku," ujarnya di sambungan telepon.

"Apa dari Colombo, Bos?" tanya orang di seberang.

De Luca, Il Mafioso (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang