Terdapat adegan dewasa di chapter ini. Mohon jadi pembaca yang bijak! 🔞
.
.
.Selamat membaca!
"Raffaella?" panggil seseorang dengan ragu.
Raffaella, yang tengah menyeduh teh di dapur, perlahan menoleh. Ia mendapati Alessandro berdiri di belakangnya, hanya mengenakan celana panjang.
"Ada apa, Alessandro?" tanya Raffaella sembari mengaduk teh tanpa beranjak dari tempatnya.
"Aku... aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya," jawab Alessandro, suaranya penuh keraguan.
"Nikmati waktumu. Aku akan kembali ke kamar," ujar Alessandro, lalu berbalik dan mulai melangkah menjauh.
Raffaella mengerutkan keningnya, matanya terus mengikuti punggung Alessandro yang perlahan menjauh. Sembari sesekali menyeruput tehnya, ia merasakan kekhawatiran semakin mendalam. Alessandro memang tampak berbeda sejak mereka pulang dari Milan.
Raffaella memutuskan untuk bertindak. Ia meletakkan cangkir tehnya dengan lembut di meja dapur, lalu menaiki lift menuju lantai dua. Hatinya berdebar-debar ketika ia mengetuk pintu kamar Alessandro, berharap bisa mendapatkan penjelasan atas sikap misterius pria itu.
"Alessandro?" panggilnya lembut saat menunggu jawaban dari dalam kamar.
Setelah beberapa saat, terdengar langkah berat di dalam kamar sebelum pintu terbuka sedikit. Alessandro muncul di ambang pintu.
"Ada apa, Raffaella?" tanyanya.
Raffaella melangkah masuk dengan hati-hati, matanya tidak lepas dari wajah Alessandro.
"Aku hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Kamu tampak tidak seperti biasanya."
Alessandro menghela napas panjang dan menatap lantai, seolah berusaha mengumpulkan kata-kata.
"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan, tapi entah harus mulai dari mana."
Raffaella mendekat dan menempatkan tangannya di bahu Alessandro dengan lembut. "Kau bisa mulai dari mana saja. Aku akan mendengarkan."
Alessandro menghela napas dalam-dalam, berusaha menemukan cara untuk mengungkapkan kekhawatirannya.
"Ada sesuatu yang sangat penting yang perlu Kau ketahui," kata Alessandro dengan suara serak.
Raffaella menatapnya penuh perhatian. "Apa itu?"
Alessandro menundukkan kepalanya sejenak, lalu melanjutkan dengan hati-hati. "Soal Dante... Kau harus berhati-hati dengannya."
Raffaella terkejut, matanya membesar. "Dante? Kenapa? Apa yang terjadi?"
Alessandro menarik napas dalam-dalam, lalu mengungkapkan, "Sepertinya Dante tertarik denganmu."
Raffaella mengerutkan alisnya. "Lalu?"
Alessandro mengusap kasar wajahnya, tampak frustasi. "Besok dia akan mengunjungiku di kantor. Sebaiknya Kau tidak usah ikut ke kantor."
Raffaella tampak bingung. "Apa yang salah dengan itu?"
"Kau tidak boleh bertemu dengannya!" ujar Alessandro dengan tegas.
Raffaella semakin bingung, matanya penuh pertanyaan. "Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi?"
Tanpa menjawab, Alessandro mendekat dan menangkup pipi Raffaella dengan lembut namun penuh tekanan. Dia menatap mata Raffaella sejenak, seolah mencari keberanian sebelum dia mengubah sikapnya. Dengan penuh hasrat, Alessandro mencium Raffaella dengan rakus. Ciumannya begitu intens sehingga Raffaella mau tak mau harus membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Luca, Il Mafioso (On Going)
Action[Dewasa] Jatuh cinta dengan anak seorang detektif? Di tengah kehidupan gelap dan penuh bahaya, Alessandro De Luca, seorang pemimpin mafia yang keras hati, mendapati dirinya terjebak dalam jaring emosional yang tak terduga. Raffaella, wanita yang sel...