DLIM - 11 - Ciuman

448 105 46
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan. Pastikan kamu sudah cukup umur untuk membaca cerita beradegan kekerasan ataupun adegan dewasa lainnya! Semua yang tertulis di cerita ini tidaklah untuk ditiru. Ini semua murni cerita fiksi dari khayalan ku.

Selamat membaca!
.
.
.
.

Dengan langkah lelah, Alessandro menuju kamar mandi utamanya yang luas dan mewah. Di sana, ia menyalakan shower yang dilengkapi dengan berbagai jet air dan berbagai fitur canggih. Air hangat dengan aroma yang menenangkan mulai mengalir, membentuk semacam oasis pribadi.

Pekerjaannya yang menumpuk mengharuskannya untuk lembur hingga pukul dua dini hari. Setelahnya ia memutuskan untuk tidur sebentar, dan kembali ke mansion pukul empat pagi.

Alessandro melepaskan pakaiannya satu per satu dan mulai memasuki shower. Air yang mengalir meregangkan otot-otot di tubuhnya. Ia menikmati sensasi air hangat yang menyapu tubuhnya, sembari merenungkan betapa lelahnya mengerjakan semua pekerjaannya.

Setelah selesai membasahi tubuhnya, Alessandro keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia bergegas menuju lemari pakaian untuk mengambil pakaian yang akan ia kenakan. Saat ia membuka pintu lemari, matanya terhenti pada sesuatu yang mengejutkannya: sebuah paper bag yang sebelumnya pernah ia lihat.

Dengan penasaran, Alessandro meraih paper bag tersebut dan mengeluarkannya dari lemari. Ketika Alessandro membukanya, ia mendapati sebuah jas berwarna hitam, tak lupa secarik kertas menjadi pelengkapnya.

Alessandro menaikkan alisnya. Dengan segera ia menyimpan kertas itu dan menaruh kembali paper bag di tumpukan-tumpukan bajunya.

"Sei imprevedibile (Kau sulit ditebak)," ujar Alessandro.

Melanjutkan apa yang sempat tertunda, Alessandro memilih mengenakan pakaian tidur. Ia memutuskan untuk melanjutkan tidurnya, mengingat hari ini tidak ada jadwal untuknya ke kantor.

...

Dapur yang luas dan terang kini dipenuhi oleh aroma harum dari bahan-bahan masakan.

Raffaella mengenakan apron dapur sembari menata meja makan dengan rapi. Dia mengambil sekeranjang roti Italia yang sebelumnya tersedia di lemari pendingin dan mengirisnya tipis. Kemudian, ia membuka botol minyak zaitun ekstra virgin yang disimpan dalam botol kaca cantik dan menuangkannya ke dalam sebuah piring kecil.

Sembari memanggang roti, Raffaella mempersiapkan secangkir cappucino yang kuat dan aromatik. Bau kopi segar mengisi udara dapur. Ia menyeruputnya sedikit demi sedikit sembari memperhatikan oven di hadapannya.

Selanjutnya, Raffaella mempersiapkan bahan-bahan lainnya. Dia memotong tomat merah yang matang menjadi potongan kecil, mengiris bawang merah tipis-tipis, dan mencacah bawang putih. Daun basil segar juga siap untuk memberikan sentuhan segar pada hidangan sarapan.

Ketika irisan roti sudah siap, Raffaella mengambilnya dari oven dan dengan lembut menggosokkan bawang putih di atasnya. Lalu, dia menyusun potongan-potongan tomat, bawang merah, dan bawang putih di atas roti panggang. Daun basil segar ditaburkan di atasnya, memberikan aroma yang khas.

Terakhir, Raffaella melumuri bruschetta dengan minyak zaitun extra virgin berkualitas tinggi, menambahkan sejumput garam dan merica untuk memberi rasa.

Selesai dengan semuanya, Raffaella meletakkan bruschetta di atas dua piring yang berbeda. Tak lupa dua cangkir cappucino yang akan menambah kenikmatan sarapan pagi ini.

De Luca, Il Mafioso (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang