Anak manusia

1.1K 72 8
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

Happy reading

"Lebih cepat blues," Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun berlari sambil di kejar oleh seekor anjing yang besar dan berbulu lebat berwarna putih dengan bentuk bintang berwarna biru di kepalanya.

"Kau tidak akan bisa menangkap ku," teriak bocah itu lagi sambil tersenyum senang berlarian di sekitar rumahnya.

"Jeno, berhentilah bermain." teriak seorang pria tua dari dalam rumah. Jeno, pria itu menoleh ke arah rumah.

"Iya kek, sebentar lagi!!" teriaknya. Karena tidak fokus melihat ke depan, kakinya terhantuk akar pohon dan jatuh telentang.

Blues berlari kencang ke arah Jeno yang berada di rumput.

"Blues! No, no, no, no AAKG-!" Blues berhasil melompat menimpah Jeno yang ada di bawah. Bukannya menyingkir saat melihat wajah kesakitan majikannya, anjing itu malah terlihat kegirangan sambil menjilat wajah Jeno.

"Hei, hei! Cukup, astaga dasar anjing ini. Menyingkirlah dariku, badanmu berat tau!" ujar Jeno. Dia segera bangun dan mendorong tubuh Blues agar menyingkir darinya.

"Hai Blues!!" Jeno menoleh ke atas pohon. Seorang pria berambut coklat mulai berayun dari dahan satu ke dahan lainnya hingga akhirnya turun ke tanah dan mendekati Jeno dan Blues.

"Haechan, kau selalu saja datang dengan cara yang tidak normal. Biasakah kau berjalan saja? Kenapa harus melompat di dahan-dahan pohon?" tanya Jeno tidak mengerti dengan sepupunya ini.

"Berjalan di tanah terlalu membosankan, bukankah aku terlihat seperti kesatria tadi?" tanya haechan dengan mata berbinar.

"Daripada kesatria, kau lebih mirip seekor monyet," haechan memukul kepala Jeno dengan cepat. Jeno mendengus sakit sambil memegang kepalanya yang dipukuli tadi.

"Bicara soal kesatria, kau akan masuk academic tahun ini Chan? Kau kan, sudah berumur 17 tahun," tanya Jeno. Haechan mengangguk. Jeno menyengitkan keningnya.

"Bukannya kau bilang tidak ingin masuk academic. Tidak mau menjadi seorang kesatria karena itu melelahkan?" tanya Jeno. Penasaran, kenapa sepupunya yang ia kenal tidak suka beraktivitas dan lebih suka tiduran malah akan mendaftar ke academic.

"Yah, aku lebih suka rebahan dari pada harus berlarian seperti para kesatria, tapi kau tau, kak Dery terus memaksaku agar masuk academic. Kau tau kan, sakitnya kak Dery semakin parah? Aku harus menjadi anak penurut, agar dia bisa cepat sembuh," jelas Haechan sambil mengelus kepala Blues. Jeno menatap sedih ke arah sepupunya itu. Haechan hanya tinggal bersama kakaknya Hendery. Kedua orangtuanya mati saat peperangan 5000 tahun lalu. Hidupnya malang, tapi hidup Jeno juga sama malangnya. Setidaknya, orang tua Haechan dan Hendery tidak membuang mereka seperti orang tua Jeno membuangnya.

Ditambah, Hendery saat ini sedang sakit. Dan sakitnya bisa dibilang lumayan parah. Kakek yang dulunya adalah seorang tabib pun, hanya bisa membantu memberikan obat agar Kak Dery bisa menahan sakitnya.

"Sudahlah, tidah usah bersedih. Kau datang untuk mengambil obat dari kakek kan, ayo masuk." Jeno merangkul tubu Haechan. Keduanya lalu masuk ke dalam rumah diikuti oleh Blues.

"Oh Haechan, kau datang untuk mengambil obat?" tanya kakek dan diangguki oleh Haechan.

"Iya kek, seperti yang kakek suruh kemarin." ujar Haechan. Kakek mengerti lalu mulai mengambil obat di kamarnya untuk Haechan.

"Apa penyakit Dery semakin parah?" tanya Kakek sambil memberikan kantong berisi obat untuk Dery.

"Berkat obat dari kakek, setidaknya Kak Dery bisa sedikit tertolong." ujar Haechan sambil tersenyum menatap obat itu. Kakek mendesah iba. Haechan dan Hendery adalah dua anak yang datang ke gubuknya tak la setelah dia menemukan Jeno. Peperangan 5000 tahun silam, merenggut terlalu banyak kebahagiaan.

Dragon [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang