Ujian pertama

442 55 7
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

Happy reading


"Hoaaamm," Jeno membuka mulutnya lebar. Air matanya bahkan keluar sedikit dari sudut matanya.

"Keras sekali," komentar Haechan yang berjalan di sebelah Jeno.

"Padahal aku merasa kita baru istirahat selama 3 jam. Tau-tau sudah pagi saja. Kenapa hari ini tidak istirahat saja sih?" Ketus Jeno. Blues juga sama. Anjing itu terlihat berjalan sempoyongan sama seperti tuannya.

Haechan yang melihat keduanya hanya menggeleng sambil tersenyum. "Seenggaknya hari ini hanya pelajaran tentang hal-hal umum menjadi Kesatria. Tidak ada kegiatan fisik, jadinya kita tidak perlu bergerak banyak. Cukup mendengarkan saja." jelas Haechan.

"Aku akan tidur di kelas nanti." ujar Jeno. Haechan menggeleng pelan. Mereka lalu masuk ke dalam ruang belajar yang sangat besar, karena menampung semua kesatria baru.

"Ayo duduk di belakang saja, dengan begitu aku bisa tidur tanpa ketahuan." Ajak Jeno.

"Kau pikir ini seperti sekolah kita di desa? Di sini para guru memiliki sihir kau tau. Mereka bisa saja menangkapmu saat sedang tidur," peringat Haechan. Jeno mengabaikan perkataan Haechan dan langsung tidur. Blues juga sudah tidur di bangku sebelah Jeno. Dasar, sangat mirip.

Haechan yang melihat mereka berdua hanya bisa membuang nafas berat. Dia kemudian segera membuka buku yang dibawanya tadi.

Tak lama, ruangan mulai penuh dengan para kesatria. Baik dari bangsa manusia, Peri bahkan Naga. Semuanya sudah ada di sana. Guru juga masuk ke dalam kelas.

"Jen, Jeno. Bangun, kelas akan di mulai." Bisik Haechan.

"Mmmm, nanti saja." gumam Jeno sambil masih tetap dalam posisi meringkuk. Haechan pasrah. Dia tidak akan bertanggung jawab jika Jeno dihukum nantinya.

"Siapa yang sedang tidur di belakang sana?" Haechan membulatkan matanya saat sang guru mulai menunjuk ke arah Jeno yang tertidur.

"Jen, Jeno!! Guru memanggilmu." bisik Haechan mencoba membangunkan Jeno. Kini, semua pasang mata sudah tertuju ke arah mereka.

Guru mulai geram. Dia lalu menggunakan sihirnya dan mengetuk kepala Jeno dengan kapur.

"Aish Chan, aku sangat mengantuk bisa nanti saja?" ujar Jeno. Dia tidak sadar bahwa yang mengganggunya adalah guru.

"Ekhem." Jeno mengangkat wajahnya. Perlahan dia melihat sang guru berdiri di sebelah nya.

"Sudah puas tidurnya?" tanya sang guru. Jeno melotot. Dia menoleh ke arah Haechan yang menggeleng kepalanya dengan cepat. Tidak mau ikut campur.

Blues juga sudah bangun dan pura-pura duduk dengan rapi. Jeno berdehem pelan sambil tersenyum paksa.

"Siapa namamu?" tanya sang guru.

"Le-lee Jeno." jawab Jeno gugup.

"Lee Jeno?" Jeno mengangguk.

"Berani sekali kau tidur di kelasku." ujar sang guru sambil menatap lurus ke arah Jeno.

"Ma-maaf guru, aku ketiduran." jawab Jeno.

"Apa pelajaranku membosankan? Atau apa kau sudah mengerti tentang materi yang aku ajarkan?" tanya Guru. Jeno menggeleng.

"Kalau begitu, berani sekali kau tidur di kelasku. Setelah ini, temui aku di ruangan Mr. Lee." gelak tawa mulai terdengar. Bersamaan dengan itu, sang guru kembali ke tempatnya mengajar.

"Padahal aku sudah memperingatkan hal ini padamu." Bisik Haechan di samping Jeno.

"Aish, aku mengantuk kau tau." jelas Jeno. Haechan tak peduli dan kembali fokus ke depan.

Dragon [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang