Jaga malam

368 40 7
                                    

Vote dan komennya juseyo

Happy reading

Sore hari setelah acara makan siang tadi. Jeno dan yang lainnya kembali ke ladang. Memberi makan kambing, sekaligus memasukannya ke dalam kandang setelah matahari perlahan masuk ke ufuk barat. Itu artinya, sebentar lagi malam akan tiba.

"Ayo masuk anak-anak." ujar Jennie. Dia sepertinya sudah cukup akrab dengan para kambing. Dia membimbing kawanan kambing itu untuk masuk ke dalam kandang.

"Sebenar lagi malam akan tiba." ujar Renjun. Mereka berempat mengangguk pelan, mengiyakan ucapan Renjun.

"Semoga ini bukan perbuatan penyihir." ujar Jennie. Rupanya, dia masih saja takut. Itu alami, apalagi untuk anggota bangsa Naga yang bahkan belum bisa mengendalikan sayap dengan benar.

"Ya, aku juga berharap begitu. Jika itu bukan penyihir, itu berarti wilayah ini aman." timbal Karina.

"Apakah kita akan berjaga bersama-sama?" tanya Renjun. Jaemin menoleh lalu menggeleng pelan.

"Kita harus membagi tugas. Kita tidak bisa berjaga bersama semalaman." ujar Jaemin. Mereka berempat sontak mengangguk.

"Bagaimana guru?" tanya Jaemin. Taeyong mengangguk pada Jaemin.

"Renjun, Karina, Jennie. Kalian bertiga akan berjaga dari sore sampai tengah malam. Jaemin dan Jeno akan berjaga sampai pagi." ujar Taeyong memberi perintah. Mereka berlima mengangguk setuju.

Mereka berharap, tidak akan ada sesuatu yang berbahaya terjadi nantinya.

***

Renjun, Karina dan Jennie kini sedang berjaga di dekat kandang.

"Udara malam ini lumayan dingin." ujar Jennie. "Aku akan pergi mengambil jaket dulu di rumah tuan Lim." Renjun dan Karina mengangguk. Jennie perlahan bangkit berdiri dari duduknya dan pergi mengambil jaket.

Sesampainya di sana, Jennie segera masuk ke dalam rumah. Mendapati Jeno yang sedang duduk di ruang tengah, sambil membaca sebuah kertas.

"Kau kembali?" tanya Jeno pada Jennie, tanpa melepas pandangannya dari kertas di tangannya.

"Ya, aku ingin mengambil jaket. Di luar sangat dingin," ujar Jennie. Jeno mengangguk. Sebenarnya tadi juga sudah di bilang untuk pakai jaket, tapi Jennie agak keras kepala. Begitulah sikapnya memang.

"Jeno, aku akan kembali ke peternakan." ujar Jennie. "Ya," Jennie langsung pergi saat suara Jeno menyahutnya.

Jeno masih setia pada kertas yang di pegangnya sedari tadi. Dia perlahan bangkit berdiri dari kursi dan berniat pergi, namun berhenti saat melihat Jaemin keluar dari kamar.

"Kau tidak tidur?" tanya Jeno. Jaemin menoleh ke arah Jeno, cukup kaget laki-laki itu ada di sana.

"Aku tidak bisa tidur. Lagipula, hanya tersisa satu jam saja. Dan setelah itu, tugas kita untuk berjaga." jelas Jaemin.

"Kau sendiri. Alih-alih tidur, sedang apa kau di sini?" tanya Jaemin. "Hanya, aku tidak terbiasa tidur awal." ujar Jeno. Jaemin mengangguk.

"Kau akan pergi ke mana?" tanya Jaemin, saat Jeno memakai jaket.

"Keluar. Aku ingin ke suatu tempat." ujar Jeno. Dia berjalan sedikit menjauhi Jaemin. Sebelum akhirnya membuka pintu, Jeno menoleh ke arah Jaemin.

"Kau ingin ikut?" tanya Jeno. Jaemin terdiam di tempat.

.
.

Di sinilah mereka berdua berada di hutan yang dekat dengan peternakan. Keduanya berjalan menyusuri jalan yang lumayan gelap itu.

Dragon [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang