Pelatihan

333 38 10
                                    

Hello-hello, kembali lagi di book Dragon. Gue datang dengan membawa chapter terbaru buat kalian semua.

Maaf Minggu lalu ga up. Ayo sempatkan diri untuk vote dan jangan lupa komen.

Happy reading

"Pedang itu keren," ujar Haechan kagum melihat pedang di tangan Jeno. Jeno juga turut melihat pedang di tangannya.

"Tapi, busur panah milik Jaemin tadi juga sangat cantik." sambung Haechan. Jeno menoleh ke arah Haechan sepupunya.

"Tongkatmu." Haechan langsung menoleh menunjukan senjata yang dia dapat.

"Ini aneh, ku pikir aku akan mendapatkan pedang juga. Tapi malah mendapatkan tongkat peri." ujar Haechan.

"Tidakkah kau berpikir, mungkin saja kau berasal dari bangsa Peri." tanya Jeno. Haechan tertawa pelan.

"Mana mungkin, aku sepenuhnya berasal dari Bangsa Manusia. Jika aku bangsa Peri, mengapa tidak punya sayap peri seperti yang lain? Aku juga tidak punya sihir." ujar Haechan. Itu memang masuk akal, tapi yang tidak masuk akalnya kenapa pemuda itu mendapatkan tongkat sihir peri?

"Sudahlah, ayo kita segera ke lapangan." Haechan dan Jeno mempercepat langkah mereka seperti halnya para calon Kesatria lainnya.

"Jeno, aku akan pergi ke tim ku." ujar Haechan berpamitan. Jeno mengangguk dan setelah itu, Haechan berlari kecil meninggalkan Jeno.

Jeno menatap sekelilingnya. Dia mendapati para teman setimnya yang sudah berada di satu tempat. Laki-laki itu, langsung berjalan mendekati mereka.

"Hei Jeno, lama sekali kau." itu suara Jennie. Gadis itu memang agak banyak bicara dan kata-katanya sangat pedas.

"Jeno, ayo bergabung." itu Karina. Jeno memilih mengabaikan Jennie yang sudah siap menerkamnya. Laki-laki itu berjalan dan berdiri di sebelah Karina. Hal itu tidak lepas dari pandangan Jaemin.

"Hei, fokus ke depan." Renjun berbisik sambil menyenggol lengan Jaemin pelan.  Jaemin melirik ke arah Renjun kemudian kembali menatap ke depan.

"Pelatihan akan segera di mulai." semua orang yang berada di sana mengalihkan perhatian mereka ke depan.

"Masing-masing dari kalian akan bekerja dalam tim. Saat ini, kalian akan memasuki hutan. Mencari bendera merah yang kami siapkan. Tim yang mendapatkan banyak bendera akan mendapaatkan poin yang besar juga."

"Setiap tim akan di berikan tombol menyerah. Jika tombol kalian berbunyi, maka kalian langsung di nyatakan gugur. Itu artinya, lindungilah tombol dan bendera milik kalian."

"Semoga beruntung." setelah penjelasan yang singkat itu, para guru langsung pergi dari sana. Meninggalkan semua kesatria yang mulai bergerak masuk ke dalam hutan di depan mereka.

"Ini membingungkan." ungkap Jennie.

"Penjelasannya tidak jelas. Apa itu juga tujuan mereka? Membuat para kesatria mencari petunjuk lain?" tanya Karina sambil memandang para teman setimnya.

"Itu mungkin saja." sahut Jaemin.

"Siapa yang akan memegang tombol ini?" tanya Renjun.

"Biar Jennie yang memegangnya." ujar Jaemin. Jennie mengerutkan keningnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Aku?" tanya Gadis itu. Jaemin mengangguk. "Apa tidak apa-apa?" tanya Jennie.

"Itu artunya kau harus menjaganya dengan sekuat tenaga, jika tidak ingin kita gugur." ujar Jaemin. Jennie mengangguk lalu mengambil alih tombol dari tangan Jaemin.

Dragon [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang