Kelas Memanah

473 52 6
                                    

Vote dan komennya juseyo

Happy reading


"Bersemangat Lah Jeno," ujar Haechan. Mereka berdua kini sedang menuju ke kelas mereka yaitu kelas memanah. Kelasnya berada di luar ruangan. Tepatnya di lapangan Akademik.

"Ya ya ya," Jeno berjalan pelan dengan Blues di sebelahnya. Anjing itu juga terlihat sangat malas berjalan.

Haechan hanya menggeleng pelan. Lagi dan lagi, dia sudah cukup lelah dengan sepupu dan anjingnya itu.

Mereka akhirnya tiba di lapangan. Sudah ada banyak orang di sana sedang bersiap-siap akan memulai kelas. Haechan menarik Jeno agar cepat bergabung dan mengambil busur dan anak panah.

"Selamat pagi semua." fokus para kesatria langsung tertuju pada sosok laki-laki cantik dengan sayap berwarna putihnya. Jung Taeyong salah satu naga legendaris.

"Sebelum kita mulai pelajaran di saat ini, ada baiknya masing-masing orang pemanasan terlebih dahulu. Saya akan memberikan waktu 10 menit untuk kalian. Silahkan." setelah berkata begitu, semua calon kesatria muda langsung melakukan pemanasan. Meregangkan otot-otot tubuh mereka agar tidak kaku saat menarik anak panah nantinya.

Begitu pun sama hal nya dengan Haechan dan Jeno. Mereka berdua juga mulai pemanasan. Walaupun Jeno dengan gaya malasnya.

Tanpa dia sadari, seseorang terus memperhatikannya dari awal sampai dia selesai melakukan pemanasan.

Blues? Jangan tanyakan anjing itu yang sudah duduk di bawah pohon sambil memandang ke arah kerumunan orang-orang.

Setelah waktu pemanasan selesai, mereka semua kembali pada barisan mereka masing-masing. Semuanya sudah siap dengan busur dan anak panah mereka.

"Baik, pertama-tama saya akan mengajarkan teknik memanah dasar terlebih dahulu." ujar Taeyong. Mereka semua lalu memperhatikan ke arah Taeyong yang perlahan mulai menarik anak panahnya. Setelah itu, anak panasnya meleset dengan cepat tepat pada lingkaran tengah papan panah. Semuanya tercengang melihat hal itu, anak panah tadi seolah menghilang lalu muncul lagi tepat di papan panah.

"Wah, keren. Padahal memanah adalah keahlian milik bangsa Peri, tapi seorang keturunan Naga seperti guru Taeyong malah sangat hebat dalam hal ini." bisik Haechan. Jeno hanya diam mendengar bisikan Haechan. Dia terus menatap ke depan di mana Taeyong sedang menjelaskan.

"Baik, sekarang saya mintakan masing-masing dari bangsa Peri, Naga dan Manusia untuk maju ke depan." ujar Taeyong.

Perlahan-lahan, satu persatu sudah melakukan teknik memanah mereka dan di nilai oleh Taeyong.

Kini, Jeno berdiri berjalan menuju tempat untuk memanah. Haechan sepupunya sudah lebih dulu. Sekarang giliran dia. Agak malas memang, tapi yasudah lah.

"Hai Jeno." Jeno menoleh saat namanya di panggil. Dia menyengitkan dahinya bingung, karena tidak kenal siapa gadis di sampingnya itu.

"Kau siapa?" tanya Jeno. Gadis di depannya itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Yoo Jimin. Itu namaku. Tapi kau bisa memanggilku Karina." ujar Gadis itu.

"Kenapa di panggil Karina?" tanya Jeno. Karina tersenyum mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan yang selalu dia dengar.

"Permata Naga ku adalah keturunan Katarina. Karna itu, aku di panggil Karina." jelas Karina.

"Permata Naga? Keturunan?" Jeno bingung. Apa maksud nya?

"Ah, kau tidak tau?" Jeno mengangguk pelan.

"Aku akan menjelaskannya nanti. Karna itu, kita akan bertemu lagi Lee Jeno." ujar Karina. Belum sempat Jeno bertanya lagi, Taeyong sudah datang mendekat ke arah mereka. Jeno mulai memanah dengan pertanyaan yang masih bersarang di kepalanya.

Dragon [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang