Yuhuuu, gue balik lagi dengan chapter terbaru. Bacanya pelan-pelan aja, jangan buru-buru.
Jangan lupa vote dan komennya, biar perlu komen di semua paragraf. Oke?
Happy reading
Renjun, Karina dan Jennie kini sedang berada di tempat yang di jadikan sebagai markas mereka. Menjadi tempat agar nantinya, Jeno dan Jaemin akan datang membawa bendera.
"Bersiaplah, ada yang datang." Karina dan Renjun langsung bersiap, melindungi Jennie di tengah mereka berdua.
"Jangan sampai bendera kita direbut." ujar Karina. Renjun dan Jennie mengangguk serempak.
Bluss
"Sial, anak panah." dengan cepat Renjun mengambil alih. Dia menangkap anak panah itu dengan sihirnya, kemudian membalikkan anak panah itu pada mereka.
"Wah, ceroboh sekali membiarkan kalian yang menjaga bendera." satu persatu dari mereka terlihat.
"Maksudmu kami lemah?" tanya Jennie dengan nada sedikit kesal. Pria itu mengedikkan bahunya.
"Kau sendiri yang bilang begitu." balas pria itu. Jennie menggeram marah, begitu juga dengan Renjun.
"Fokus, jangan sampai terkecoh karena perkataan mereka." ujar Karina sambil menatap tajam 5 orang yang mengelilingi mereka di atas pohon sana.
"Daripada kita bertarung sekarang, bagaimana kalau, kalian dengan sukarela memberikan bendera kalian pada kami." ujar gadis di sebelah pria tadi.
"Kau pikir kami akan memberikan beberapa kamu, dengan mudahnya pada kalian?" Karina menyungging senyum temennya. Gadis itu menggeram kesal.
"Dasar rendahan!" pertarungan tidak bisa di hindari. Mereka berlima turun sekaligus menyerang Renjun, Karina dan Jennie.
"Sial, dasar kalian para pecundang!" teriak Renjun. Mereka kini berpencar, saling melawan para kesatria itu.
Kekuatan mereka cukup seimbang, di tambah dengan senjata sihir yang sudah mereka dapatkan.
Renjun menarik busur panah miliknya, memberikan tembakan anak panah sebanyak tiga kali. Kini, dirinya mengendalikan anak panah itu dengan sihirnya, mengikuti kemanapun kesatria itu berlari.
Satu persatu anak panah mulai hilang, dan tersisa satu saja anak panah. Tak jauh berbeda, Jennie dan Karina juga kini sedang melawan mereka. Di bantu kepakan sayap dan pedang naga, Karina mulai melawan pria yang seperti pemimpin mereka itu.
"Bagiamana kalau, kalian langsung saja berhenti." ujar Pria itu, sambil melirik Jennie yang berada tak jauh di belakang mereka berdua.
"Sialan!" desis Karina. Gadis itu segera menepis pedang pria itu, dan berlari guna menyelamatkan bendera dan tombol mereka. Jika itu di tekan oleh lawan, maka selesai sudah perjalanan mereka.
"Jennie, awas!" teriak Karina. Terlambat, bunyi suara tombol di tekan membuat mereka semua terdiam.
"Ucapkan selamat tinggal." ujar Pria itu sambil tersenyum remeh. Karina menahan nafasnya.
"Bos, aku belum menekan tombolnya." ujar yang lain. Pria yang tadinya tersenyum kini melototkan matanya.
Kesatria itu membuka tangannya, yang ada di tangannya bukannya tombol melainkan setangkai kayu.
"Tim 7, eliminasi."
Mereka semua menoleh ke arah belakang, di mana Jeno sudah berdiri sambil mengarahkan pedangnya pada leher anggota tim 7, yang memegang tombol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragon [Nomin]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM DI BACA ‼️ ⚠️ bxb area⚠️ Kerajaan Ethermoor dulunya terdiri atas 4 bangsa. Bangsa Manusia, Bangsa Peri, bangsa Naga dan Bangsa Penyihir. Namun, karena sebuah salah paham, bangsa Penyihir di asingkan dari kerajaan yang membuat peperang...