Jung Minhyung

406 50 4
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

Happy reading

Minhyung berjalan menyusuri lorong akademik. Sesampainya di depan pintu, Minhyung perlahan membuka pintu dan masuk.

"Minhyung kau di sini?"

"Ya bubu," Minhyung menunduk hormat pada pria cantik di depannya. Taeyong ibu dari Minhyung, salah satu kesatria kepercayaan Raja, bersama dengan suaminya Jaehyun.

"Ada apa?" tanya Taeyong. Minhyung mendekat ke arah Taeyong.

"Bagaimana kabar Bubu?" tanya Minhyung. Taeyong tersenyum.

"Bubu baik. Sangat baik malahan." ujar Taeyong. Minhyung mengangguk mengerti.

"Ada apa? Sepertinya buka itu yang ingin kau tanyakan pada Bubu. Apa ada yang lain?" tanya Taeyong. Minhyung menatap Bubunya.

"Kenapa nilaiku lebih tinggi?" tanya Minhyung. Taeyong terdiam mendengar pertanyaan putranya itu.

"Apa ada masalah dengan itu?" tanya Taeyong.

"Aku tidak melakukan sesuatu yang hebat, seperti Jaemin, Renjun atau dua manusia itu." ujar Minhyung. Taeyong tau kegelisahan yang di hadapi putranya itu. Minhyung sedari kecil tidak pernah suka jika dia mendapatkan apa yang seharusnya bukan miliknya.

"Kenapa? Apa kau merasa tidak pantas?" tanya Taeyong.

"Ya." jawab Minhyung tanpa berpikir panjang.

"Bu, apa ini karena aku anak dari dua kepercayaan Raja?" tanya Minhyung. Taeyong menggeleng pelan.

"Ini bukan hanya keputusan dari ibu, tapi dari semua pengawas ujian. Jika kau merasa tidak pantas, maka yang perlu kau lakukan adalah menunjukkan pada orang lain dan dirimu sendiri bahwa kau pantas." jelas Taeyong. Dia perlahan mulai meraih tangan putranya.

"Minhyung. Semua yang terjadi di akademik ini sudah di rencanakan. Tidak perlu merasa tidak pantas, selagi kau memiliki kekuatan untuk bertahan, maka kau pantas." nasehat Taeyong. Minhyung membuang nafasnya berat. Dia kemudian menatap ke arah Taeyong dan mengangguk pelan. Taeyong tersenyum.

Tak lama, Minhyung lalu keluar dari ruangan.

Di depan pintu, dia berpapasan dengan Haechan yang sedang berjalan menuju asrama.

"Oh, Jung Minhyung." ujar Haechan sambil menunjuk ke arah Minhyung. Minhyung yang mendengar itu langsung berhenti dan melihat ke arah Haechan.

"Kau-"

"Aku Lee Haechan. Orang yang bertarung denganmu dan yang lainnya di kelas tadi." ujar Haechan memotong cepat ucapan Minhyung.

"Wah, yang punya koneksi memang berbeda." ujar Haechan sambil melihat ke arah pintu ruangan. Minhyung mengerutkan keningnya mendengar itu.

"Maksudmu?" tanya Minhyung. Haechan kembali menoleh ke arah Minhyung.

"Yah, padahal kalau mau di lihat sepupuku lebih hebat darimu. Bahkan karena idenya kita bisa mengalahkan mereka. Kenapa bukan dia yang berada di peringkat pertama? Tapi setelah di ingat kembali, tidak kaget juga sih." ujarnya sambil terkekeh kecil di akhir.

"Apa yang sebenarnya kau maksud?" tanya Minhyung dengan nada dingin sekarang. Entah kenapa emosinya terpancing begitu saja.

"Pikirkanlah sendiri, kau kan pemilik peringkat pertama." ujar Haechan sambil tersenyum.

"Yak, kau punya masalah dengan ku?" tanya Minhyung. Haechan benar-benar tengil sekarang.

"Tidak, aku tidak punya masalah denganmu. Seharusnya sepupu ku yang bodoh itu marah dan menuntut Akademik ini. Hah, sudahlah percuma saja mengoceh seperti ini. Sudah ya, aku pergi." tanpa sepatah katapun lagi, Haechan pergi dari sana. Minhyung yang melihat itu hanya terheran-heran. Haechan orang yang aneh dan mengesalkan.

Dragon [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang