Tim 5

354 43 13
                                    

Vote dan komennya juseyo

Happy reading

Sebulan sudah berlalu semenjak kedatangan Jeno ke akademik. Tidak ada  yang berubah dari dirinya. Dia masih saja malas menghadiri kelas dan malas melakukan kegiatan yang menyusahkan. Bahkan, kadang-kadang Jeno bahkan membolos kelas dan memilih duduk mengabiskan waktunya di perpustakaan atau taman belakang akademik.

Yang berubah dari dirinya hanya mulai dekat dengan gadis bernama Karina itu. Perkataan saat pertama kali mereka bertemu itu memang benar, mereka bertemu lagi dan bahkan menjadi teman. Jeno masih merasa ada yang aneh dengan gadis itu, tapi dia tidak mau memikirkannya.

"Jeno, hari ini kita akan berada dalam tim masing-masing." ujar Haechan. Jeno mengerutkan keningnya.

"Tim apa?" tanya Jeno.

"Tim untuk melakukan misi apa lagi? Tim kita akan menentukan kita layak menjadi kesatria atau tidak." ujar Haechan.

"Gila. Bangsa manusia pasti berada di kelas paling bawah jika begitu." ujar Jeno tak terima.

"Hei idiot. Pembagian timnya tidak berdasarkan Bangsa, tapi semua bangsa akan di campur menjadi satu Tim." ujar Haechan sambil menatap Jeno malas. Kebiasaan bolos saat pelajaran guru Doy.

"Maksud mu, di dalam satu tim itu ada ketiga bangsa?" tanya Jeno. Haechan mengangguk.

"Aku khawatir tidak satu tim denganmu." ujar Haechan. Jeno terkekeh pelan.

"Apa kau tidak bosan bersama denganku terus?" tanya Jeno.

"Benar juga. Tapi, kau tau kan aku sangat canggung dengan orang baru." ujar Haechan. Jeno menepuk pundak sepupunya itu.

"Bersemangatlah Lee Haechan." ujar Jeno. Haechan mendengus. Keduanya lalu masuk ke dalam ruang kelas.

Di sana, sudah ada banyak Calon Kesatria lainnya. Jeno dan Haechan segera duduk di tempat mereka. Tak lama, guru Doyoung masuk ke kelas sambil membawa sebuah gulungan berwarna kecoklatan.

"Baik anak-anak, kalian pasti sudah tau bahwa hari ini kalian akan di bentuk dalam tim." tanya Guru Doy. Semua siswa mengangguk perlahan. Doyoung lalu melihat ke arah Jeno yang hanya diam sambil menatap kurang minat kelas ini.

"Lee Jeno," ucap Guru Doy. Jeno kaget dan langsung melihat ke arah Guru Doy. Beberapa murid juga mulai melihat ke arahnya.

"Cukup mengagetkan kau masuk ke kelasku. Padahal ku pikir, materi pengetahuan Kesatria tidak penting untuk mu." ujar Guru Doy dengan wajah julid miliknya.

Jeno hanya diam sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Beberapa murid juga mulai menertawakannya.

"Baik, di tangan saya sudah ada gulungan sihir yang akan memberitahukan kalian akan bergabung dengan siapa sebagai satu tim." jelas guru Doy. Beberapa dari mereka merasa gugup dan khawatir takut berada di tim yang salah.

Guru Doy tersenyum ke arah mereka, lalu mulai membuka gulungan itu.

Semua nama mulai di bacakan. Satu tim terdiri atas 5 orang. Semua bangsa berada dalam satu tim namun pembagiannya tidak sama.

Setelah nama-nama di bacakan, mereka langsung pergi mencari guru pembimbing mereka. Lama kelamaan murid di dalam kelas mulai berkurang.

"Tim 9. Jung Minhyung, Jeon Somi, Kim Taehyung, Park Sunghoon, Lee Haechan." setelah guru Doy mengatakan namanya, Haechan langsung menoleh ke arah Jeno dengan cepat.

"Jeno..." ucapnya dengan nada lirih dan wajah sedih.

"Wah, sepertinya para leluhur tau kesusahanku saat bersamamu." bukannya menenangkan Haechan, Jeno malah menggodanya.

Dragon [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang