Epilog (POV Freen)

4.2K 262 11
                                    

Hidup ku penuh dengan kesialan. Hidup sendiri, dan menjadi korban bully Prim... hari hari aku selalu mendapat luka dan siksaan dari prim dan teman temannya. Hidupku hampa, gelap dan penuh rasa sedih. Siapapun yang dekat denganku selalu berakhir sial, karena itu aku menjauhi seorang orang demi kebahagian mereka

Sekarang... waktunya pulang sekolah tiba. Seperti biasa, aku jalan kaki. Apo meminta ku untuk pulang bersama, aku menolaknya karena aku tidak mau menyusahkan

"Hujan?"

Tiba tiba turun hujan lebat. Untung saja aku membawa payung, ohh aku membawa hoodie jga hari ini, biarkan lah menurutku tidak terlalu dingin

Aku berjalan kaki menggunakan menuju halte. Aku naik bus lalu turun di halte yang tidka jauh dari rumah ku.

Sepertinya aku harus memotong jalan, hujan semakin deras. Lalu aku berjalan ke arah gang kecil agar aku bisa cepat pulang

Dan tiba tiba

Aku melihat dari jauh seseorang yang kehujanan duduk memeluk lututnya. Seorang gadis? Pikirku. Dia membiarkan dirinya kehujanan. Aku lalu mendekatkan diri ke gadis malang itu dan memberikannya payung agar dia tidak kehujanan

Lalu gadis itu menoleh kearah ku. Wajahnya babak belur pasti dia korban bullying atau semacamnya. Tatapannya sangat tajam dan tidak menunjukan rasa sedih sama sekali

"Ambil ini" ucapku memberikan payung nya untuk dia pegang

"A-apa yang-

"Lakukan saja" ucapku memotong perkataan nya

Dia dengan ragu mengambil payung yang ku pegang, lalu aku membuka tas ku untuk mengambil handuk kecil dan membasahi handuk itu dengan air

"Lu mo apa?!" Ucap nyaa. Kenapa dia marah? Padahal aku hanya ingin membantunya

Aku perlahan membawa handuk kecil itu kewajahnya

"Apa yang lo lakuin?!" Dia menepis tangan ku. Dia gadis yang kasar, mungkin dia masih ketakutan.

Lalu aku menahan tangan nya dan membawa handuk itu ke wajahnyaa

"Awww!!! Sakit!!" Rintih nya

Aku fokus membersihkan wajahnya yang berantakan dengan handuk ini perlahan. Tak hanya wajah, leher dan tangan tangan nya juga.  Kasian sekali dia... dengan tubuh sekecil dan wajah secantik dia harus merasakan sakit ini

"Oii berhenti, lu kebasahan!" Ucap nya yang mengarahkan payung itu kearah ku. Ohh aku kebasahan ya? Aku tidak sadar, tapi aku lebih memilih fokus membersihkan lukanya

"Oii lu denger ga sih? Gausah pikirin gw, gw bisa sendiri. Liat diri lu, lu basah kuyup gini" ucap nyaa mendorong tubuh ku perlahan. Lalu aku menatap matanya

"Lebih baik aku basah kuyup daripada membiarkan kamu terluka sendiri"

Itu benar, aku lebih baik kebasahan. Tubuh kesakitan nya lebih penting dan diobati dari harus memikirkan diriku sendiri

Aku lalu mengambil plester yang ada di tas ku. Aku selalu membawa plester dan obat usap untuk jaga jaga. Karena aku sering terluka karena prim, jadi aku mengobati diriku sendiri

Lalu aku menempelkan plester itu ke luka luka nya perlahan agar dia tidak terllau kesakitan. Dan setelah itu aku mengeluarkan jaket hoodie di tas ku

"Pakai ini, agar kamu ga kedinginan" ucapku Namun dia menolak

"Gw gabutuh ini!" Ucap nya. Dia keras kepala sekali

"Makasih udah ngobatin gw, lu bisa tinggalin gw sndiri. Nih payung sma hoodie lu. Gw gabutuh, gw bisa tahan sendiri"

The girl i love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang