⑨ Balasan untuk mereka

577 68 34
                                    

Halo reader's, buat yang belum vote ayo bantu vote all bab nya ya.
Bantu Author naikin jumlah vote nya.
Sayang banget loh jumlah vote berbanding jauh sama jumlah read nya.

Boleh juga buat bantu share atau recomen ke orang cerita ini, supaya Author bisa semakin sering update nya.

Tinggalin coment ya supaya Author tahu kamu mampir ke cerita Author ini dan Author tambah semangat buat lanjutin ceritanya.

Thank you reader's ᰔᩚ



Mobil Flair baru saja tiba di suatu tempat yang terlihat layaknya bangunan kosong, disana terlihat ada beberapa anak bergerombol sedang bersenda gurau, terdapat dua botol minuman keras dengan anak-anak disana yang terlihat santai menghisap nikotin, mengeluarkan kepulan asap dengan suka rela.

Zen yang duduk di depan mulai mengubah arah pandangnya ke belakang, tepat ke arah Flair yang duduk diam memandang lurus ke depan. Ke arah segerombol anak-anak itu.

Sebuah Ipad di arahkan ke arah Flair, disana terdapat 3 foto anak yang memakai seragam secara tidak rapih.

"Mereka adalah anak-anak yang tertangkap CCTV saat sedang memukuli Marva," jelas Zen.

Flair memandang foto itu dengan wajah datarnya, dia mematikan layar Ipad nya dan kembali mengembalikan itu ke asisten nya, Zen.

"Urus mereka."

Satu perintah saja dari Flair langsung dapat membuat beberapa anak buahnya yang ada tepat di belakang mobilnya langsung keluar, mereka secara serentak menghampiri segerombolan anak-anak disana.

Pada akhirnya terjadi perkelahian disana, aksi saling menonjok, karna bodyguard yang di miliki Flair semuanya memiliki keahlian dalam berkelahi membuat mereka menang dengan mudah.

Beberapa anak yang kalah di perintahkan untuk duduk diam di lantai dengan menundukan kepala, sementara tiga orang anak yang wajahnya tak asing itu di tarik mendekat ke mobil Flair.

Ketiganya sudah berdiri saling berderet di samping mobil Flair, pintu mobil mulai bergeser menampakan dirinya yang sedang menatap dingin ke arah mereka bertiga.

"Lo siapa? kenapa buat rusuh di tempat gw gini?"

Beberapa bodyguard Flair memaksa ketiganya agar bersimpuh di lantai, Flair meraih tongkat baseball kemudian turun dari mobil.

Dia berdiri memandangi ketiga anak itu, salah satu anak yang berada di tengah mendongak dengan tatapan tajam ke arahnya.

Flair mengarahkan ujung tongkat baseball nya ke arah leher anak itu, "Jadi ini yang namanya Rehan? memang sudah terlihat seberapa brengsek nya kamu dari wajah mu itu."

"Lo siapa?!" sentak Rehan dengan tatapan tajam.

Flair sedikit menundukan badan nya, menatap dekat wajah Rehan dengan tatapan dingin nya. "Saya? malaikat maut mu."

Bugh!

Tongkat baseball itu tanpa ragu di ayunkan oleh Flair tepat mengenai kepala Rehan, membuat pria itu pingsan dengan darah yang mulai keluar dari kepalanya.

Semua anak-anak disana di buat kaget termasuk kedua teman dekat Rehan yang bersimpuh bersamanya sekarang. Roni dan Gardan.

Keduanya mendongak melihat Flair dengan tatapan takut. Senyuman aneh muncul di wajah Flair. Dia mengarahkan salah satu tongkatnya ke arah Roni.

Only Mine! (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang