Matahari perlahan mulai turun dan hampir tenggelam, menandakan siang hari yang telah berubah sore.
Di kamar utama, terlihat adanya Marva yang sedang tidur pulas, wajahnya terlihat begitu damai dan menggemaskan saat tertidur.
Sementara di ruang kerja seperti biasa, Flair ada disana. Setiap harinya dia seakan tidak punya waktu untuk istirahat, pasti selalu saja ada yang dia urus.
Flair terlihat sedang duduk di kursi kerjanya menatap layar laptopnya dengan begitu serius, sampai tiba-tiba bunyi telfon mengalihkan perhatian nya.
Dia segera meraih HP nya yang ada di atas meja, melihat adanya panggilan dari Zen, asisten pribadi Flair.
"Halo ...."
"APA?!"Flair berdiri dengan wajah kaget mendengar ucapan Zen di seberang sana, entah apa yang di katakan Zen sampai membuat Flair kaget dan mulai kesal seperti sekarang.
"Tunggu saya disana, saya segera kesana."
Setelah mengatakan itu Flair langsung bergegas keluar dari ruangan nya, di depan rumah dia memanggilnya supir pribadinya untuk segera menyiapkan mobil.
Saat mobil sudah berada di depan rumah, Flair segera masuk ke dalam mobil membuat mobil itu langsung melaju menuju tempat yang dia tuju.
Perjalanan yang cukup menyita waktu karna jaraknya yang lumayan jauh dan sangat terpelosok akhirnya berhasil di lalui, mobilnya kini sudah berada di depan sebuah gedung kosong yang tak asing.
Gedung ini adalah gedung yang pernah dia datangi saat malam hari ketika ingin bertemu tuan Tendo dan disini juga tempat di kumpulkan nya para kaki tangan musuh Flair.
Pintu mulai di buka oleh beberapa penjaga di dalam gedung itu, saat Flair baru melangkah kan kakinya masuk dari arah depan Zen berlari dengan tergesa-gesa.
"Tuan Tendo benar-benar sudah kabur nyonya," ucapnya dengan nafas yang terengah-engah.
"Kenapa dia bisa kabur? apa kurang penjaga yang saya siapkan disini?"
"Mari nyonya biar saya tunjukan."
Flair berjalan pergi dengan di dampingi oleh Zen, mereka masuk ke dalam ruangan khusus penjara disana, dan benar saja, penjara paling ujung dimana harusnya ada tuan Tendo justru malah kosong bersih.
Semua penjaga yang ada disana hanya diam dengan menunduk, ada perasaan takut di diri mereka masing-masing.
Dengan wajah kesal dan tatapan tajam layaknya sebuah pisau yang siap menusuk jantung siapa pun sekarang, Flair berdiri tepat di depan para penjaga yang sudah berbaris rapih disana.
"Siapa yang bertanggung jawab terhadap tahanan kesayangan saya ini?"
Kondisi senyap, tidak ada yang berani membuka suara atau bahkan bergerak sedikit pun, mereka layaknya patung yang hanya diam berdiri dengan menundukan kepala.
"Ouh, jadi tidak ada yang mau mengaku?" Rayya menoleh ke arah Zen, asisten nya itu segera mengambil sesuatu dari dalam saku jas nya.
Sebuah pisau kecil lipat di berikan kepada Flair membuat gadis itu segera mengeluarkan pisau lipat itu.
Dia menodongkan ujung pisau tepat ke wajah setiap penjaga disana dengan langkah satu persatu untuk mengarahkan pisau itu secara merata, hal itu membuat mereka langsung mengangkat wajah menghindari hal yang tidak mereka inginkan.
"Jawab pertanyaan tadi, kenapa dia bisa kabur dan siapa yang bertanggung jawab menjaga sel tuan Tendo?" tanya nya dengan nada rendah membuat para penjaga bergidik ngeri, karna jika Flair sudah berbicara dengan nada rendah itu menandakan dia sedang menahan emosi yang ingin meluap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine! (On Going)
Подростковая литература⦅Slow update⦆ Marva Hartigan adalah seorang murid SMA yang duduk di bangku kelas 3. Marva menjadi yatim piatu saat dirinya berusia 12 tahun, kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan saat hendak mengantarnya ke sekolah. Demi menghidupi kehidup...