"Kirimkan foto adik Henry ke saya."
Mobil Flair dan bawahan nya itu akhirnya sampai di kediaman nya. Flair segera turun dan berjalan masuk ke dalam rumah, dia langsung masuk ke dalam ruang kerjanya tidak sadar adanya Marva yang sedang makan malam di meja makan.
Melihat Flair yang berjalan pergi begitu saja membuat Marva menatap bingung, namun dia menggerakkan kedua bahunya berusaha acuh dan segera kembali menghabiskan makanan nya di meja.
Di ruang kerja nya Flair mulai membuka semua laci-laci di ruangan nya, dia seakan sedang mencari sesuatu disana. Mulai dari laci lemari bahkan sampai laci mejanya.
Di salah satu lemari, pergerakan nya terhenti ketika meraih sebuah kotak kecil hitam, Flair membuka kotak itu menampak kan isinya yaitu beberapa lembar foto.
Dia segera meriah lembaran foto itu, melihat foto-foto di sana satu persatu secara teliti. Pergerakan terhenti ketika menatap salah satu lembar foto yang menampakan seorang bayi dengan bedong kain berwarna biru muda sedang memakai kalung liontin yang sama seperti yang di pakai oleh Rey.
"Gak, gak mungkin. Gw udah nyari info secara detail, gak mungkin kalo selama ini gw salah nebak orang," gumamnya pelan.
"Kakak lagi liat apa?"
Brak!
Kotak itu terjatuh dari pegangan Flair begitu juga lembaran foto yang dia pegang karna terkejut dengan kedatangan Marva.
"Kak ... maaf, Ava gak maksud buat ngagetin Kakak," lirihnya merasa tidak enak, Marva segera berjongkok dan mencoba membereskan lembaran foto disana.
"Keluar!" ucap Flair yang menepis kasar tangan Marva sebelum tangan nya sempat memegang lembaran foto itu.
"Tapi Kak, Ava mau bantu beresin dulu, ini kan kesalahan Ava ngagetin Kakak tadi."
"KELUAR SAYA BILANG!" usir Flair dengan suara membentak membuat Marva menunduk ketakutan.
"Lain kali kalo masuk ruangan orang itu ketuk pintu, kamu gak sopan!" seru Flair membuat anak itu semakin menunduk takut.
"A-ava minta maaf, kalo gitu ava keluar ya Kak," pamit Marva yang langsung berjalan keluar dari ruangan Flair.
Bugh!
Suara dentuman itu berasal dari Flair yang menghantam lemari di depan nya itu dengan keras, fikiran nya benar-benar kacau sekarang.
Dia kembali merapihkan foto itu dan menyisakan satu foto yang memperlihatkan bayi dengan kalung itu, Flair mengembalikan kotak itu ke tempatnya, dia mulai berjalan ke kursi kerjanya.
Foto itu di letakan di atas meja kerjanya, Flair meraih HP nya dan mengambil satu jepretan pada foto itu, dia mengirim hasil jepretan nya dan foto Rey ke salah satu orang di kontak nya.
Setelah mengirim dua foto itu, Flair langsung memencet tombol telfon.
"Gw udah kirim dua gambar ke lo, tugas lo selanjutnya cari sampai detail siapa bayi itu, siapa anak laki-laki di foto itu, termasuk ... cari siapa pemilik kalung yang di pake bayi itu dan dimana kalung itu sekarang."
Panggilan itu langsung di matikan secara sepihak oleh Flair, dia menjatuhkan tubuhnya di atas kursi kerjanya yang terbilang cukup nyaman dan empuk. Flair menyandarkan kepalanya di kursi itu seraya mengeluarkan nafas berat dengan memejamkan mata.
Tok... Tok...
Suara ketukan pintu itu begitu pelan namun masih bisa terdengar oleh kedua telinga Flair. Dia mulai membuka kedua matanya dan membenarkan posisi tidurnya, Flair juga meraih lembaran foto itu dan segera menyimpan nya ke dalam laci kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine! (On Going)
Teen Fiction⦅Slow update⦆ Marva Hartigan adalah seorang murid SMA yang duduk di bangku kelas 3. Marva menjadi yatim piatu saat dirinya berusia 12 tahun, kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan saat hendak mengantarnya ke sekolah. Demi menghidupi kehidup...