Bab 22. Ampun pa

291 7 0
                                    



Azka sampai dirumah , ia membuka pintu rumah. Kemudian ia masuk kedalam rumah , ia tak lupa tutup pintu rumah.

PLAK !

Tiba-tiba ditampar sama seseorang didepan , ia menoleh kearah depan. Azka Hela nafas melihat papa nya , ternyata papa nya lah yang tampar tadi.

"Bagus , jam segini baru pulang !" Rayyan menepuk tangan nya sekilas

"Kenapa papa tampar aku?" Tanya azka.

"Karena kamu pulang terlambat dan kau juga bikin kami kelaparan dirumah azka !" Jawab papa nya.

"Dan kamu kemana aja ha? Tadi bukannya kamu bilang ke saya tadi mau belanja perlengkapan sekolah , kok gak ada plastik belanja , kamu bohong ya?" Tanya azka.

Azka langsung menepuk jidat nya , ia baru ingat plastik belanja dan motor nya tinggal di halte.

"Bodoh , pake tinggalan segala." Dalam hati azka.

Rayyan melihat anak nya hanya diam.

"Malah diam , kalau orang tanya tu jawab bukan diam," ucap papa nya.

"Itu motor aku tinggal di halte pa , dan tadi aku diculik," jawab azka.

"Alasan kamu ! Mana ada orang mau culik kamu haha , jangan ngawur deh." Ucap papa nya sambil ketawa kecil.

"Aku benaran di culik pa."

"Gak usah bohong , mending kamu ikut saya ke kamar. Saya mau beri pelajaran anak yang udah bohong dan pulang lambat."

"Aku gak mau pa , dan aku juga gak bohong sama papa hiks." Azka mulai nangis.

"Lelaki tu gak usah cengeng !"

Rayyan menarik tangan azka kedalam kamar nya azka.

**

Didalam kamar.

Rayyan menghempaskan kedua tangan anak nya , sehingga azka terjatuh ke lantai. Rayyan lepasin tali pinggang nya di celana , lalu ia mulai memukul azka dengan ikat pinggangnya.

AWW !

"Ampun pa , aku gak bohong !"

"Gak ada ampun buat kamu azka alfarizqi."

"Aduh sakit pa hiks."

"Aku juga hampir dilecehkan sama orang yang gak kenal pa."

"Saya gak peduli."

Rayyan habis-habisan menyakiti anak nya dengan ikat pinggang. Azka merasakan itu langsung pegang kaki papa nya.

"Pa , aku mohon berhenti nyiksa aku."

"Aku gak kuat lagi pa."

Rayyan berhenti mukul anak nya , lalu ia dorong azka dari jauh kaki nya.

"Sekali lagi kamu terlambat pulang  kerumah , papa akan hukum kamu lagi."

Azka mengangguk kepala nya.

"Iya pa."

Lalu rayyan pergi keluar dari kamar nya azka.

Azka duduk dilantai tempat kasur nya , seraya memeluk kedua lutut nya. Air mata nya masih mengalir begitu sempurna dari kedua pelupuk mata nya.

Sekali azka menyeka air mata nya dan memenjamkan mata nya untuk menenangkan diri tapi nihil , semua hanya sia-sia.

Azka mengambil handphone nya di saku celana nya , ia membuka handphone dan membuka whatsapp nya. Ia mulai ketik pesan ke abang nya.

Bang vano

pesan terakhir { azka }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang